Siang ini Rossa menelpon Ricko mengatakan kalau ia telah menanda tangani kontrak untuk modelling di luar negri tepatnya Singapura. Lusa ia akan berangkat. Nanti sore ia ingin bertemu untuk yang terakhir sebelum berangkat. Ricko pun menyetujuinya.
"Intan nanti gimana di rumah sendirian?" Gumam Ricko memikirkan Intan yang selalu merasa takut di rumahnya sendirian. Ia pun melihat jam tangannya dan menunjukkan jam 14.15. Itu artinya Intan sudah pulang sekolah. Ia pun menelpon Intan.
Ricko : "Kamu dimana?"
Intan : "Di sekolah sedang kerja kelompok. Ada apa Mas?"
Ricko : "Hari ini aku pulang telat. Kamu nggakpapa kan di rumah sendirian?"
Intan : "Iya nggakpapa. Aku belajar kelompok dulu ya Mas. Assalamu'alaikum"
Ricko : "Wa'alaikum salam"
Setelah menutup telponnya dengan Intan, Ricko segera keluar kantornya dan melajukan mobilnya ke mall dimana ia dan Rossa janjian. Saat ia memasuki area parkiran, Rossa sudah menunggu di sana.
"Hai sayang..." sapa Rosaa saat melihat Ricko keluar dari mobilnya.
"Ayo masuk!" Ajak Ricko sambil memeluk bahu Rossa.
Seperti biasa mereka nonton di bioskop saat berkencan. Setelah itu Ricko mengikuti Rossa berbelanja keperluan yang akan ia bawa ke Singapura.
Saat melewati food court Ricko merasa seperti melihat Intan sedang duduk dengan seorang laki - laki. Ricko pun mengajak Rossa masuk ke food court juga untuk memastikan apakah itu benar Intan.
'Siapa laki - laki itu? Apa pacarnya?' Batin Ricko menerka - nerka.
"Mau pesan apa sayang?" Tanya Rossa membuyarkan pikiran Ricko.
"Kopi seperti biasa." Jawab Ricko. Setelah itu Rossa pergi memesan makanan dan minuman. Ricko menyaksikan Intan tertawa lepas dengan laki - laki itu. Saat bersama Ricko, Intan belum pernah tertawa lepas seperti itu. Ricko tidak bisa mendengar pembicaraan mereka karena jarak mereka yang terlalu jauh dan suasana mall yang berisik.
Tidak berapa lama Intan dan laki - laki itu berdiri lalu pergi meninggalkan food court. Kebetulan pesanan yang di pesan Rossa datang.
"Berapa lama kamu di Singapura?" Tanya Ricko sambil menunggu kopinya agak dingin.
"Sekitar tiga bulanan. Kamu jangan nackal ya saat aku tinggal?" Jawab Rossa sambil mencubit hidung Ricko. Ricko hanya tertawa. Nyatanya sekarang dia malah sudah menikah dengan wanita lain.
Setelah menikmati makanan dan minumannya Rossa melanjutkan belanjanya dan Ricko mengikutinya. Tidak terasa hari sudah malam. Ricko pun melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 7 malam. Akhirnya Ricko mengajak Rossa pulang.
Sesampainya di rumah, Ricko memasukkan mobilnya ke garasi dan melihat motornya sudah terparkir disana. Itu tandanya Intan sudah pulang ke rumah. Saat Ricko memasuki rumah, suasana rumah sangat sepi. Ricko mengira Intan sudah tidur. Ia pun naik ke atas menuju kamarnya. Setelah mandi dan ganti baju Ricko turun membuat kopi di dapur.
Tidak berapa lama Intan pulang di antar Adit. Saat memasuki rumah Intan melihat mobil Ricko sudah terparkir di garasi. Intan pun masuk ke dalam rumah tanpa menimbulkan suara. Ia mengendap - endap seperti maling. Saat ia akan membuka pintu kamarnya ia mendengar suara dari dapur yang membuat jantungnya berdebar - debar hebat.
"Dari mana?" Tanya Ricko saat melihat Intan mengendap - endap masuk ke dalam rumah. Intan pun berbalik dan melihat Ricko sedang menikmati kopi di meja makan.
"Jalan sama temen Mas..." Jawab Intan jujur. Lalu ia membuka pintu kamarnya, masuk dan menutupnya kembali sebelum Ricko bertanya lebih lanjut.
Setelah masuk ke kamarnya Intan mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi karena dari tadi ia belum mandi. Ia berendam air hangat di dalam bathup.
"Segarnya. . . ." Gumam Intan.