Setelah menonton 1 film dewasa di laptop Vina, mereka berempat ngos - ngosan melihat adegannya dan rebahan di karpet ruang tengah rumah Intan.
"Vin dari mana kamu dapat film begituan?" Tanya Melly yang sama polosnya dengan Intan.
"Download dong. Kenapa? Mau minta? Hahaha." Jawab Vina lalu tertawa.
"Aku nggak nyangka kamu ternyata nggak sepolos yang aku kira." Ujar Rita pada Vina.
"Hehehe. Awalnya aku nggak sengaja pinjam laptop kakakku buat ngerjain tugas soalnya laptopku lagi di service. Setelah selesai ngerjain tugas aku buka - buka tu foldernya barang kali nemu foto pacarnya. Eh nggak nyangka aku nemu film begitu. Jadi aku copy deh." Ujar Vina. Karena penasaran Intan pun melihat laptop Vina dan masih banyak video lain. Ia pun membukanya dan menekan tombol play.
"Eh ternyata videonya banyak. Nonton lagi yuk?" Ajak Intan. Yang lain pun segera bangkit dan kembali menonton film dewasa itu.
Setengah jam kemudian Melly menekan tombol stop.
"Kenapa Mel?" Tanya Rita pada Melly.
"Ngeri. Apa nggak sakit di masukin gitu?" Jawab Melly.
"Banget!" Jawab Intan. Ketiga sahabatnya langsung menoleh ke arah Intan.
"Kamu pernah Ntan? Kok tahu?" Tanya Vina penasaran. Intan pun mengangguk.
"Mas Ricko udah ngambil perawan gue guys." Jawab Intan sambil mewek tapi nggak nangis.
"Pantesan payudara kamu makin besar. Ternyata udah di apa - apain ya?" Tanya Melly. Lagi - lagi Intan mengangguk.
"Tiap malam dia mainin payudaraku. Gimana nggak ngembang coba?" Ujar Intan.
"Gimana rasanya?" Tanya Rita penasaran.
"Mmmm gimana ya? Enak kok. Geli - geli enak. Hahaha. Eh udah siang nich makan yuk? Tadi pagi aku udah masak banyak loch." Ajak Intan sambil berdiri.
"Kamu bisa masak Ntan?" Tanya Vina sambil berdiri mengikuti Intan ke meja makan.
"Bisa lah. Tiap hari kan aku selalu bantuin ibu masak. Jadi aku belajar dari sana. Eh nggak taunya aku nikah muda jadi semuanya entah kebetulan atau takdir." Jawab Intan. Mereka berempat pun makan siang bersama di rumah Intan.
"Di rumah ini nggak ada pembantunya ya Ntan?" Tanya Melly.
"Sebenarnya kemarin - kemarin ada. Tapi udah di pecat sama Mas Ricko." Jawab Intan.
"Kenapa?" Tanya Rita penasaran.
"Genit. Dia mau godain Mas Ricko. Dia juga pernah kerja di rumah teman Mas Ricko dan juga di pecat gara - gara kelakuannya itu." Jawab Intan.
"Eh gila bener ya tu pembokat. Hahaha." Sahut Vina.
Setelah makan mereka pamit pulang karena hari sudah hampir sore. Intan pun terpaksa melepas kepergian mereka.
"Kapan - kapan nonton lagi yuk? Masih banyak yang belum di tonton nich." Ujar Vina sebelum pergi.
"Boleh juga tuh. Nontonnya di rumah Intan lagi aja. Aman nggak ada orang." Balas Rita.
"Sip!" Balas Vina. Melly yang mendengarkan percakapan mereka hanya nyengir heran dengan otak mesum mereka.
Setelah kepergian sahabat - sahabatnya, Intan membersihkan ruang tengah, meja makan, dan dapur. Karena merasa lelah Intan pun ke kamarnya di lantai atas untuk istirahat dan tidur siang.
Sementara itu Ricko sedang bersiap - siap untuk pulang karena semua pekerjaannya sudah beres dan merasa kasihan dengan Intan yang sendirian apabila teman - temannya sudah pulang dari rumahnya. Ia pun segera keluar dari kantornya, menuju parkiran, dan melajukan mobilnya keluar perusahaan menuju rumahnya.