Ke esokan harinya seperti biasa Intan bangun pagi untuk memasak. Setelah memasak Intan kembali ke kamarnya. Biasanya Ricko sudah bangun dan bersiap - siap untuk bekerja. Tapi kali ini Ricko masih meringkuk di dalam selimutnya.
"Apa Mas Ricko sakit?" Gumam Intan lalu mendekati Ricko hendak memegang dahinya. Tapi tiba - tiba Ricko mencekal tangannya dan menariknya. Sehingga Intan tersungkur di atas dada Ricko. Ricko membalik posisi sehingga kini Intan berada di bawahnya. Intan mengerutkan keningnya heran.
"Morning kiss..." Ujar Ricko sambil tersenyum setelah mengecup bibir Intan.
"Mas Ricko sakit?" Tanya Intan sambil menempelkan punggung tangannya di dahi Ricko.
"Enggak." Jawab Ricko singkat.
"Lalu kenapa belum bersiap - siap berangkat kerja?" Tanya Intan heran.
"Aku sedang ingin di rumah. Biar nanti Romi kesini mengantar berkas" jawab Ricko santai. Padahal sebenarnya Ricko ingin tahu apa yang akan dilakukan Intan dan teman - teman nya kali ini di rumahnya.
"Tapi nanti teman - temanku mau datang Mas?" Ujar Intan.
"Nggakpapa. Sekalian biar aku kenal mereka." Balas Ricko. Intan pun cemberut. Ia jadi merasa tidak bebas dengan teman - temannya kalau Ricko ada di rumah.
Setelah mandi dan sarapan serta membersihkan rumah, teman - teman Intan pun datang. Seperti sebelumnya Vina membawa laptop kesayangannya. Kini mereka duduk manis di ruang tengah sambil menyalakan televisi.
"Kita nonton lagi yuk kayak kemarin?" Ajak Vina.
"Nggak bisa Vin..." Ujar Intan.
"Kenapa? Bukannya kamu juga menyukainya?" Tanya Vina.
"Jangan keras - keras. Suamiku di rumah." Bisik Intan sambil membekap mulut Vina.
"Hah? Tumben? Kenapa kamu nggak bilang dari kemarin?" Tanya Rita.
"Aku juga baru tahu tadi pagi kalau dia tidak bekerja hari ini." Jawab Intan.
"Terus kita ngapain nich?" Tanya Melly yang dari tadi cuma mendengarkan percakapan mereka.
"Nonton televisi aja yuk?" Jawab Intan.
Mereka pun setuju. Kini mereka berempat duduk di sofa sambil menyanggah wajahnya dengan kedua tangan dan cemberut menonton televisi di depan mereka.
Ricko yang sedang melihat tingkah mereka dari CCTV di ruang kerjanya cekikikan sendiri.
Siang hari Romi datang. Intan mempersilahkan masuk dan langsung menyuruhnya naik ke atas ke ruang kerja Ricko. Saat ia melewati ruang tengah, ia melihat teman - teman Intan. Romi pun kaget karena adiknya ada disana.
"Vina?" Panggil Romi. Vina pun menoleh ke arah sumber suara.
"Kakak?" Ujar Vina saat melihat Romi memanggilnya.
"Ngapain kamu disini?" Tanya Romi pada adiknya.
"Main. Intan kan teman sekolahku. Kakak sendiri ngapain disini?" Tanya Vina balik pada kakaknya.
"Kerja. Jangan sore - sore pulangnya. Aku mau ke atas dulu." Balas Romi lalu menaiki tangga menuju ruang kerja Ricko.
"Romi... kakak kamu Vin?" Tanya Intan saat Romi sudah naik ke atas.
"Iya dia kakakku. Dia kerja sama suami kamu Ntan?" Tanya Vina lagi.
"Hmmmm. Eh berarti kamu dapat film itu dari dia?" Tanya Intan menebak.
"Iya. Hahaha" Jawab Vina jujur.
Sementara itu di ruang kerja lantai atas Ricko dan Romi membahas pekerjaan. Sambil menyerahkan berkas Romi melirik laptop Ricko dan ia melihat rekaman CCTV dimana Intan dan teman - temannya berada.
"Kamu mengintip mereka?" Tanya Romi.
"Tidak. Aku hanya mengawasi dan ingin tahu apa yang mereka lakukan. Beberapa hari yang lalu mereka juga kesini. Dan apa kamu tahu apa yang mereka lakukan?" Tanya Ricko membuat Romi penasaran.
"Apa?" Tanya Romi ingin tahu.
"Mereka menonton film dewasa. Ketika aku pulang kerja Intan langsung menyerangku meminta jatah. Untungnya kita sudah menikah jadi fine - fine saja. Dan gadis ini yang membawa film nya dari laptopnya." Jawab Ricko sambil menunjuk Vina di laptopnya.
"APA??! Dia adikku Rick." Ujar Romi terkejut. Ia tidak menyangka adiknya senakal itu.
"Hmmm pasti kelakuannya nggak jauh dari abangnya. Hahaha." Jawab Ricko lalu fokus membaca berkas di tangannya.