Sore hari ketika Ricko pulang dari bekerja, Intan sedang menonton televisi sambil menikmati es krim yang dibelikan Ricko satu kulkas waktu itu. Ricko langsung duduk di samping Intan dan menyomot es krim yang ada di tangan Intan.
“Ambil sendiri dong Mas … “ ujar Intan tidak mau es krimnya dihabiskan Ricko untuk ke sekian kalinya.
“Tolong ambilkan sayang … aku lelah … “ ucap Ricko sambil membelai puncak kepala Intan. Intan pun berdiri dan menghampiri kulkas mengambilkan es krim untuk Ricko.
“Terima kasih … “ ucap Ricko saat menerima es krim dari Intan.
“Bagaimana keadaan Rossa Mas?” tanya Intan lalu menggigit es krimnya.
“Oh dia mengalami amnesia parsial. Jadi sebagian ingatannya hilang … “ jawab Ricko sambil membuka es krimnya.
“Oh begitu. Tapi dia baik-baik saja kan Mas?” tanya Intan sambil memandang ke arah Ricko.
“Ya dia baik-baik saja, tapi apa kamu tahu karena hilang ingatan parsial ini, dia lupa kekasih barunya dan masih menganggapku kekasihnya. Aneh kan?” jawab Ricko dengan santainya.
“Lalu apa yang akan Mas Ricko lakukan? Pura-pura jadi pacarnya?” tanya Intan sambil memicingkan matanya pada Ricko.
“Ya enggak lah. Kamu cemburu?” balas Ricko sambil mencubit hidung Intan.
“Enggak kok,” jawab Intan dengan cemberut.
“Lalu kenapa cemberut seperti itu?” Ricko mencium pipi Intan. Otomatis es krim yang ada di bibir Ricko menempel pada pipi Intan.
“Mas! Bersihkan dulu bibirmu!” Intan mengusap pipinya dengan tisu yang ada di atas meja. Setelah es krimnya habis Ricko memegang kedua bahu Intan dan mengarahkan Intan untuk menghadap ke arahnya.
“Dengarkan aku. Meskipun keadaan Rossa seperti sekarang ini, aku tidak akan kembali padanya. Kenapa kita harus menciptakan kebohongan? Yang ada nanti akan menimbulkan masalah baru buat kita. Bagaimana pun juga kita harus beritahu pada Rossa yang sebenarnya bahwa kita sudah menikah dan sekarang kamu sedang mengandung anakku. Aku menengoknya karena rasa kemanusiaan saja, percayalah padaku. Aku tidak akan menyakitimu … ” ucap Ricko pada Intan meyakinkan.
“Iya, aku percaya padamu Mas … “ balas Intan sambil tersenyum lalu memeluk Ricko. Tidak lama kemudian Intan melepaskan pelukannya.
“Kenapa?” tanya Ricko heran.
“Kamu bau Mas. Mandi dulu sana!” jawab Intan sambil menutupi hidungnya.
“Kamu juga belum mandi kan? Ayo mandi bersama,” ujar Ricko sambil mengedipkan sebelah matanya. Seketika wajah Intan memerah. Ia jadi teringat masa-masa saat Ricko pertama kali mengambil mahkotanya yaitu bermula dari mandi bersama.
Karena Intan bengong dan tidak menjawab ajakannya, Ricko segera menggendong tubuh Intan ala bridal style.
“Mas, lepaskan aku!” jerit Intan terkejut karena Ricko tiba-tiba menggendongnya tanpa aba-aba.
“Tidak mau!” jawab Ricko sambil menggendong tubuh Intan menaiki tangga membawanya ke kamar di lantai atas untuk mandi bersama. Intan pasrah dan melingkarkan kedua tangannya pada leher Ricko. Ricko mengecup bibir Intan berkali-kali.
“Manis … “ ucap Ricko.
“Yaiyalah kan habis makan es krim. Hahaha,” jawab Intan lalu tertawa.
Sesampainya di dalam kamar mandi, Ricko menurunkan tubuh Intan lalu mengisi bathup dengan air hangat. Setelah air siap, Ricko membantu Intan melepas pakaiannya dan membantunya masuk ke dalam bathup.
Kenangan beberapa bulan yang lalu pun terulang kembali. Sudah lama mereka tidak mandi bersama. Namun kali ini berbeda, mereka mandi bersama dengan bayi kembar yang masih ada di dalam rahim Intan. Ricko membelai perut Intan berkali-kali hingga Intan merasa geli dan jejeritan di dalam kamar mandi.