Han Sen yakin dirinya memiliki potensi kuat. Lagi pula, dia telah memperoleh poin geno super.
Namun, untuk meraih potensinya, dia harus berusaha sangat keras. Dia bisa mengerti kelemahan dan kekuatannya lebih baik di bawah kondisi ekstrim dengan Kelebihan Muatan. Dengan ini, dia bisa mengembangkan potensinya sepenuhnya.
Pemahaman tingkat tinggi atas tubuhnya sangat diperlukan. Dia perlu tahu dengan tepat di area mana dia harus bekerja lebih keras. Jika tidak, dia mungkin akan memaksa dirinya terlalu keras hingga tubuhnya ambruk.
Proses berlatih Kelebihan Muatan adalah proses untuk belajar bagaimana mengontrol tubuhnya. Dia harus meyakinkan bahwa setiap tulang, otot, dan sel tubuhnya bekerja sampai batasnya, tapi tidak melampaui batas, yang merupakan tujuan utamanya.
Tentu saja, Han Sen belum mencapai tahap itu. Namun dengan Kulit Giok, dia memiliki pemahaman dan kontrol tubuhnya lebih baik dari orang rata-rata, yang memungkinkan untuk berlatih Kelebihan Muatan.
Di sisi lain, saat dia terus menekan batasnya, Han Sen merasa dia melakukan kemajuan besar dengan Kulit Giok. Sepertinya dia hampir menyelesaikan tahap pertama.
"Lagi…" Saat dia telah pulih, Han Sen sekali lagi menyalakan mesin gravitasi dan mencoba membuat tubuhnya berfungsi lebih baik saat berkeringat dan kepanasan.
Han Sen mengontrol dirinya dengan sangat baik sehingga tubuhnya tidak akan cedera dengan Kulit Giok.
"Kakak Han, aku akan mengadakan pesta kecil besok. Apa kau akan datang?" Wang Mengmeng bertanya pada Han Sen dengan mata melebar.
"Pesta apa?" Han Sen bingung.
"Kau akan tahu saat kau datang. Ayo datanglah!" kata Wang Mengmeng.
"Baiklah," Han Sen setuju. Wang Mengmeg jarang memintanya apapun. Karena ini hanya sebuah pesta, tentu Han Sen tidak akan menolaknya.
Wang Mengmeng merasa senang dan mengatakan pada Han Sen kapan pesta itu berlangsung dan dia akan menjemputnya.
Saat waktunya tiba, Han Sen menyadari pesta itu tidak di dalam kampus. Wang Mengmeng membawa Han Sen ke taman pribadi dengan makanan dan minuman yang telah disediakan. Han Sen menemukan sebuah tempat dan mulai makan sementara Wang Mengmeng berganti pakaian.
"Han Sen, bagaimana kau bisa di sini?" seseorang berseru saat melihat Han Sen di taman.
"Tang Zhenliu!" Han Sen juga tercengang. Dia tidak menyangka melihat Tang Zhenliu di sini.
"Apa kau ada hubungan dengan keluarga Wang?" Tang Zhenliu duduk di sebelah Han Sen dan bertanya.
"Wang Mengmeng adalah teman sekolahku. Dia yang mengundangku ke pesta ini," jawab Han Sen.
Tang Zhenliu menatap Han Sen ganjil dan berkata, "Jangan bilang kau tidak tahu hari ini adalah ulang tahunnya…"
Han Sen kaget dan berkata, "Hari ini ulang tahun Mengmeng?"
"Kau benar-benar tidak tahu? Ha-ha, sepertinya kalian berdua cukup akrab." Tang Zhenliu menepuk pundak Han Sen sambil tertawa.
Han Sen sedikit cemas. Jika dia tahu kalau ini ulang tahun Wang Mengmeng, dia akan menyiapkan hadiah untuknya. Tapi kini mungkin sudah terlambat. Han Sen mencari-cari di kantongnya dan tidak menemukan apa pun yang bisa dihadiahkan.
"Tang, apa kau punya kado ekstra? Apa aku bisa meminjamnya?" Han Sen menatap Tang Zhenliu penuh harap.
"Aku cuma punya satu kado. Selain itu, mana bisa kau meminjam hadiah?" kata Tang Zhenliu sambil mencibir.
Han Sen ingin mengatakan sesuatu, tapi dia melihat banyak orang memasuki taman. Mereka sebagian besar berumur 20-an dan 30-an.
Di antara orang-orang itu, Han Sen melihat Anak Surga dan Huangfu Pingqing.
Pesta ulang tahun itu berjalan sukses. Tidak ada yang mempedulikan Han Sen. Han Sen lanjut mengisi perutnya, sementara Tang Zhenliu bersosialisasi dengan orang-orang dari kelas atas.
Anak Surga terlihat lebih tenang. Dia bukan lagi orang yang mendominasi dan berkuasa di Penampungan Baju Baja.
"Kapan kau berencana untuk berevolusi?" saat Han Sen sedang makan, Anak Surga menghampirinya dan bertanya dengan nada datar.
"Dalam dua atau tiga tahun," Han Sen terdiam dan menjawab. Dia merasa Anak Surga telah menjadi orang yang berbeda. Mungkin dia sedang kerasukan atau sejenisnya.
Anak Surga melengkungkan bibirnya menjadi senyum yang aneh. Dia mengangkat gelas ke bibirnya dan menyesap anggurnya. "Aku tahu apa yang kau pikirkan. Tapi sejak aku memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua, aku tidak lagi menganggapmu musuhku. Musuhku yang sebenarnya hanyalah evolver, dan itu bukan dirimu. Selama kau tidak memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua, kau tidak akan paham apa kekuatan sebenarnya dan betapa naifnya dirimu."
"Nanti, jika kau dikirim ke Penampungan Raja Kegelapan, kau bisa bergabung dengan timku. Kau adalah pemanah yang hebat dan aku membutuhkan orang sepertimu. Cepatlah berevolusi dan berhenti bermain rumah-rumahan di Tempat Suci Para Dewa Pertama," kata Anak Surga dan menepuk pundak Han Sen. Lalu dia berjalan ke pojokan dan duduk, mengamati kerumunan di pesta itu.
Han Sen kaget dengan sikap Anak Surga. Jika Anak Surga ingin membunuhnya, dia tidak akan merasa apa-apa. Namun, Anak Surga tidak peduli lagi.Perubahan ini mengejutkan Han Sen.
Han Sen bisa merasakan Anak Surga tidak lagi menganggapnya sebagai lawan. Pria itu memperlakukan Han Sen bagaikan bidak di tangan pemain Reversi. Seorang pemain tidak akan memperlakukan bidaknya sebagai lawan ataupun musuh.
Kau hanya berevolusi beberapa tahun lebih awal, dan itu tidak berarti kau lebih unggul." Han Sen mencibir dan tidak menganggap Anak Surga terlalu serius. Jika dia memasuki Tempat Suci Para Dewa Kedua sebelum melampaui poin geno supernya, dia akan sangat rugi.