Para evolver sangat dekat dengan makhluk itu ketika siput itu tiba-tiba berubah menjadi seekor ular dengan sayap dan meninggalkan cangkangnya, melemparkan dirinya pada salah satu evolver.
Orang itu cepat-cepat melayangkan pedang lebarnya pada ular. Yang Yongcheng dan orang lainnya juga mulai menyerang.
Ular tikus bahkan tidak berusaha untuk menghindar dan membiarkan senjata itu memotong dagingnya.
Pada evolver merasa sangat senang. Akhir-akhir ini, indeks kebugaran mereka seharusnya mencapai 30,0. Dengan senjata berdarah sakral, mereka mungkin tidak dapat memotong cangkang, tetapi mereka merasa yakin bahwa senjata mereka seharusnya dapat melukai daging yang lembut. Namun, ketika senjata mereka mengenai daging, mereka baru menyadari betapa salahnya mereka. Pisau yang tipis memotong daging lembut itu seperti memotong lem. Tidak hanya dagingnya tetap utuh, tetapi semua kekuatan yang mereka gunakan pada senjata juga terserap.
Kemudian, ular merah itu tiba-tiba berubah wujud. Daging merah bergerak seperti cairan dan membungkus ketiga senjata itu.
Para evolver berusaha untuk menarik kembali senjatanya, tetapi menemukan bahwa usaha mereka sia-sia. Senjata mereka terkungkung dengan sangat kuat sehingga tidak sanggup mereka keluarkan. Yang lebih menakutkan adalah daging merah mulai mengembangkan tentakel yang terlihat seperti kepala ular, bergerak menuju pria-pria itu.
Para evolver harus menyerahkan senjata mereka dan kembali. Ketika mereka berusaha untuk memanggil senjata jiwa binatang, mereka menyadari itu sudah mustahil. Ketiga senjata itu terbungkus di dalam daging merah dan meleleh.
Semua evolver menjadi kesal. Awalnya, mereka mengira dengan evolusi mereka, mereka dapat mengancam makhluk itu. Namun saat mereka meluncurkan serangan mereka, mereka malah kehilangan tiga senjata jiwa binatang berdarah sakral.
Daging merah tidak menghentikan serangannya. Tubuhnya dapat memelintir menjadi berbagai macam bentuk untuk melakukan serangan dalam berbagai bentuk, sehingga mustahil bagi orang lain untuk melindungi diri.
Di sisi lain, ketiga evolver tidak berani menyentuhnya. Mereka bahkan tidak berani menggunakan senjata mereka dan tiba-tiba terperangkap dalam situasi yang canggung. Sekali daging merah menyentuh mereka, bahkan baju mereka akan meleleh, sehingga terlihat sangat mengerikan.
Untungnya, walaupun makhluk itu bergerak sangat cepat setelah keluar dari cangkang. Dia tidak secepat serigala kutukan. Kalau tidak ketiga evolver itu pasti sudah mati jutaan kali.
Walaupun demikian, para evolver juga sulit mengiringnya ke tempat dimana Han Sen dan Ning Yue bersembunyi.
Han Sen berubah wujud menjadi ratu peri dan memegangi pisau belati serigala kutukan, ingin keluar dan membantu para evolver. Sebenarnya, dia sedang mencari kesempatan untuk membunuh makhluk itu sendiri.
Sebelum Han Sen bergegas keluar, Ning Yue menariknya dan berkata dengan tenang, "Jangan terburu-buru. Ini bukan saatnya. Tunggu mereka menggiring makhluk itu ke sini, cari tempat yang bagus, dan pastikan kau dapat membunuhnya dengan satu serangan."
Han Sen menatap Ning Yue dan melihat wajah pria itu kosong, seolah-olah dia sedang berbincang di ruang tamu. Kenyataan bahwa Ning Yue tidak merasa cemas sama sekali, membuat Han Sen merasa bahwa ketiga evolver itu tidak berarti baginya.
Mengetahui apa yang dipikirkan Han Sen, Ning Yue berkata dengan tenang, "Jika kau keluar sekarang, maka risiko yang mereka tempuh akan sia-sia belaka."
Sebelum Han Sen membalas, Ning Yue memanggil sebilah pedang tipis dan berjalan menuju makhluk itu.
Han Sen merasa terkejut. Ning Yue sakit parah dan belum berevolusi, mengapa dia pergi ke sana sendirian?
Memegangi pedang yang tipis, Ning Yue dengan cepat menancap makhluk itu dengan kecepatan yang luar biasa, yang sebenarnya mengenainya. Pedang Ning Yue juga sama sekali tidak tertancap pada daging merah.
Mengesankan, Ning Yue ini. Walaupun mereka kembar, dia jauh lebih kuat daripada Anak Surga. Han Sen merasa agak heran. Dia tahu bahwa Ning Yue belum berevolusi, tetapi Ning Yue sanggup mengalihkan perhatian makhluk itu dan menghindari serangannya. Selain itu, keahlian pedangnya juga tidak terduga. Walaupun, dia hanya melakukan satu gerakan, dia selalu menyerang dari sudut yang tidak terduga. Hanya pedangnya yang dapat ditarik kembali dari daging merah, sedangkan para evolver lainnya bahkan tidak berani menyentuhnya. Walaupun makhluk ini tidak terluka oleh pedangnya, dia menjadi kesal.
Dalam kondisi yang sangat menegangkan, Ning Yue terlihat sangat tenang sehingga Han Sen tidak mengetahui apakah dia berada dalam pertarungan yang mematikan.
Perilaku para evolver menjadi semakin teratur sejak Ning Yue bergabung dengan mereka. Mereka bergerak mengelilingi makhluk itu dan perlahan-lahan menggiringnya ke Han Sen.
Sayang sekali indeks kebugaran Ning Yue masih rendah, yaitu sekitar 15,0. Angka yang dapat dicapai orang biasa dengan poin geno sakral maksimum. Bahkan dengan pisau belati serigala kutukan, aku rasa dia tidak sanggup membunuh makhluk itu.
Setelah mengamati sesaat, Han Sen mempelajari bahwa kecepatan seharusnya adalah kekuatan utama Ning Yue, yang seharusnya sekitar 20,0, sedangkan unit lainnya seharusnya sekitar 15,0.
Melihat makhluk itu sudah diarahkan ke arahnya, Han Sen menggenggam pisau belatinya. Dia telah mengamati pertarungan ini cukup lama untuk memastikan tingkat kebugaran makhluk itu.
Sepanjang Han Sen tidak menggunakan Mantra Klenik dan Kelebihan Muatan, dia dapat melukai makhluk itu dengan pisau belati tetapi tidak dapat membunuhnya, dan ini sesuai dengan rencana Han Sen. Dia tidak akan membunuh makhluk itu di hadapan kelompok ini.
Akhirnya, makhluk itu mendekati Han Sen. Han Sen bergegas keluar dari tempat persembunyian tanpa ragu-ragu dan cepat-cepat melayangkan pisau belati pada daging itu.
Daging yang tidak dapat dilukai oleh para evolver dengan senjata berdarah sakral, terluka dalam oleh pisau belati Han Sen. Meninggalkan luka sedalam 3 inci dan darah segera mengalir. Makhluk itu menderit dan secepatnya mengerutkan badannya.
Di luar dugaan semua orang, setelah daging merah itu berkontraksi, luka pun hilang seakan-akan telah ditempelkan kembali.
Han Sen bergabung dengan kelompok itu. Namun, tampaknya mahluk itu merasa takut dengan pisau belati serigala kutukan dan tidak berani menyentuhnya lagi. Dia terus bergerak menjauhi Han Sen dan menyerang yang lainnya.
Walaupun Han Sen menemukan kesempatan untuk menancapnya beberapa kali lagi, tidak ada gunanya. Daging merah memiliki kemampuan memulihkan diri yang luar biasa.
"Selesai sudah. Batas waktu perubahan wujudku sudah habis," seorang evolver berseru.
Bola mata Ning Yue berkontraksi. Dia memerintah dengan dingin, "Ayo mundur."
Mendengar Ning Yue, para evolver mulai bergerak mundur dengan tuan muda. Namun, Han Sen sebaliknya bergerak maju, mendekatkan dirinya pada makhluk itu.