Panah ikan bertulang melesat melintasi angkasa dan mencapai salah satu kepala raja goblin raksasa yang jahat.
Raja goblin jahat dengan cepat berdiri seperti ular, semua tangan berjari tiga di bawah badannya menghadap panah yang datang.
Sepasang tangan meraih panah ikan bertulang, yang terus berputar, menimbulkan bunyi melengking.
Namun, dalam sekejap, banyak tangan menutupi panah dan menahannya. Bahkan dengan kekuatan berputar yang besar, panah tetap dapat ditangkap oleh makhluk itu.
"Murahan!" Raja goblin jahat berteriak dengan kepala yang menghadap Han Sen. Suaranya sangat melengking sehingga orang dari jarak beberapa mil pun akan merasa sakit kepala.
Bum!
Saat raja berteriak, goblin jahat mulai merangkak keluar dari semua lubang dalam gunung, terlihat seperti air terjun berwarna merah, membanjiri tempat Han Sen berdiri.
Mendengar suara yang ditimbulkan oleh raja goblin jahat, empat orang dalam kelompok itu menutup telinganya dan menoleh ke arah gunung.
"Pria itu berhasil!" Jia Changfeng bergumam pada dirinya sendiri, melihat ke arah gunung.
"Dia telah menyelamatkan jiwa kita. Apakah kita meninggalkan dia sendirian?" Jia Yan merasa bimbang.
"Apa yang dapat kita lakukan? Kau tahu betapa kuat goblin-goblin jahat itu. Mereka sangat sulit dibunuh dan beracun pula. Bahkan jika kita dapat melukai mereka, kita akan mati jika tersentuh darah mereka," kataXiao Lingfeng.
Xiao Wei berkata dengan tak berdaya, "Walaupun kita ingin menyelamatkannya, sudah terlambat sekarang. Mari kita tunggu di sini. Dia memiliki tunggangan berdarah sakral, jadi mungkin dia dapat berlari sampai sejauh ini. Dan mungkin kita dapat membantunya pada saat itu."
Jia Changfeng mengangguk dan tidak berbicara. Mereka berempat menatap gunung itu, mendengar suara yang makin kencang.
Han Sen lebih merasa senang daripada terkejut melihat panahnya dipegang oleh raja goblin jahat. Makhluk berdarah sakral biasa tidak akan dapat menghentikan panahnya, yang artinya raja goblin jahat ini kemungkinan besar adalah makhluk super.
Walaupun dia berada pada tempat yang salah dan tidak berhasil melihat burung api, mahkluk super lainnya juga tidak buruk.
Melihat goblin jahat datang ke arahnya seperti air bah merah. Han Sen dengan cepat memanggil raja cacing batu emas dan mengenakan baju baja hewan piaraan super padanya. Hewan piaraan itu dengan cepat terbang menuju raja goblin jahat.
Han Sen tidak berani gegabah. Ada terlalu banyak makhluk. Dia memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyapu bersih mereka. Dia melompat pada punggung pencerewet emas, yang menggoyangkan badannya dan menggeram, tumbuh menjadi bukit kecil dan bergegas menuju kelompok goblin-goblin jahat.
Tubuh raksasa singa menginjak-injak goblin-goblin jahat, membunuh makhluk yang tak terhitung jumlahnya saat dia berlari. Kelompok goblin jahat terlihat seperti kolam berwarna merah di mata pencerewet emas.
Walaupun pencerewet emas adalah seekor tunggangan dan tidak memiliki kemampuan untuk menyerang, tubuhnya sangat besar dan kokoh sehingga dinding tempat penampungan juga tidak dapat menahannya. Dengan demikian, dia juga merupakan senjata penghancur massal.
Han Sen senang melihat pencerewet emas menghancurkan kelompok goblin-goblin jahat. Mendengar suara yang memberitahu mahkluk-mahkluk terbunuh, Han Sen kadangkala memperoleh beberapa jiwa binatang.
Goblin jahat yang tampak mengesankan bahkan lebih lemah daripada cacing tanah dibawah tapak pencerewet emas. Han Sen sama sekali tidak perlu mengerakkan ototnya.
Darah beracun dari goblin jahat yang telah mati tidak berdampak pada tunggangan super, dan tidak mungkin mereka dapat mencapai Han Sen yang duduk di tempat yang tinggi.
Memegangi Meowth di lengannya, Han Sen melihat raja cacing batu emas bertarung dengan raja goblin jahat.
Melingkari raja goblin dari udara, raja cacing batu emas menyerangnya dengan delapan cakar tajamnya. Raja goblin jahat menjulurkan lebih dari setengah badannya dari lubang, berteriak dengan meninggikan kepalanya. Menggerakan tangannya, raja goblin jahat berusaha untuk menangkap hewan piaraan super.
Namun, raja cacing batu emas lebih cepat dan luwes. Walaupun raja goblin jahat berusaha beberapa kali, dia tetap gagal menangkapnya dan kehilangan beberapa tangan karena cakar raja cacing yang tajam. Oleh karena itu, raja goblin jahat menjadi murka dan melemparkan dirinya pada hewan piaraan super.
Walaupun hewan piaraan super melukai raja goblin jahat beberapa kali, dia tidak memiliki keuntungan mutlak. Kedua monster terus saling bertarung, sesekali melengking.
Dengan baju baja hewan piaraan super, raja goblin jahat hanya dapat mencakar baju baja dan tidak dapat melukai hewan piaraan super. Jika pertarungan tetap dilanjutkan, hewan piaraan super akan menang cepat atau lambat.
Han Sen merasa sangat senang karena raja goblin jahat adalah tandingan hewan piaraan super. Hampir dapat dipastikan dia adalah makhluk super.
Namun, Han Sen tidak ingin menonton pertarungan ini lagi, maka dia memanggil malaikat suci dan memerintahkan raja cacing batu emas untuk bertarung lebih keras lagi dengan musuhnya. Walaupun kuku tajam raja goblin jahat menusuk hewan piaraan super, dia tidak dapat melukai raja cacing yang terlindungi oleh baju baja.
Bum!
Sosok cantik malaikat suci muncul di sisi gunung. Dia melambaikan tangannya dan membelah raja goblin jahat yang ditahan oleh raja cacing batu emas menjadi dua bagian.
Setengah tubuh raja goblin jahat dengan cepat jatuh dari gunung dan membuat lubang besar di pasar. Namun, ketika dia mendarat, setengah tubuh itu masih dapat bergerak. Dengan darah beracun yang mengalir, dia melemparkan dirinya sekali lagi pada raja cacing batu emas, dan bahkan meninggalkan tanda pada baju baja hewan piaraan super.
Malaikat suci menggunakan tangannya seperti pedang. Dalam sekejap, setengah tubuh itu teriris-iris dan berhenti bergerak. Kepala segitiganya terpotong menjadi empat bagian dan meledak. Saat ini, raja goblin jahat benar-benar diam.
Melihat raja goblin jahat terbunuh, Han Sen menatap lubang pada sisi gunung, dan merasa sedih. Setengah tubuh raja goblin jahat lainnya menghilang, dan Han Sen tidak mendengar suara yang memberitahunya bahwa makhluk itu telah terbunuh.
Dan bagian tubuh di pasir membusuk dengan cepat, dan ini cukup aneh.
Tanpa ragu, Han Sen mengambil kembali pencerewet emas dan raja cacing batu emas dan masuk ke dalam lubang bersama dengan malaikat suci.