Han Sen merasa takut dengan pemikiran bahwa Shura mungkin dapat bertahan hidup dalam Tempat Suci Para Dewa.
Fisik Shura sejak awal jauh lebih baik daripada manusia. Jika mereka mampu hidup dalam Tempat Suci Para Dewa dan memperoleh poin geno, akibatnya akan mengenaskan.
Shura selalu melakukan penelitian dalam berbagai aspek, tetapi mereka tidak mendapatkan banyak kemajuan. Sementara itu, Persekutuan berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi Shura memasuki Tempat Suci Para Dewa.
Karena kerusakan yang dialami Shura dari memasuki Tempat Suci Para Dewa dan hunian manusia di sebagian besar tempat penampungan, Shura hampir tidak memiliki kesempatan.
Beberapa Shura mempertaruhkan nyawanya dan berusaha untuk masuk ke Tempat Suci Para dewa, tetapi mereka segera menemui ajal ketika bertemu dengan manusia. Lagipula, Shura hampir tidak memiliki kemampuan untuk bertarung ketika memasuki Tempat Suci Para Dewa. Saat mereka terlihat, mereka akan dibunuh.
Bahkan walaupun mereka tidak ditemukan, mereka akan mati karena sakit dalam waktu beberapa hari.
"Mungkin Shura telah menemukan solusi agar dapat hidup dalam Tempat Suci Para Dewa?" Han Sen merasa ngeri. Jika itu benar, maka bencana bagi umat manusia.
Seorang Shura dewasa biasa memiliki fisik yang sama dengan seorang evolver. Dan seorang petarung Shura yang kuat akan sama dengan manusia yang melampaui. Dengan fisik seperti ini, mudah bagi Shura untuk membunuh semua makhluk dan tidak menyisakan satupun bagi manusia.
Di antara tanduk hitam, putih, emas dan ungu, tanduk ungu adalah bangsawan Shura yang memiliki fisik paling kuat. Ketika usia mereka sudah melewati 10 tahun, mereka akan memiliki indeks kebugaran di atas 100.
Walaupun Han Sen tidak tahu berapa usia wanita Shura ini, dia seharusnya sudah di atas 10 tahun, artinya indeks kebugarannya pasti di atas 100.
Ketika Shura sepertinya memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama dan mulai bertarung dengan manusia, Han Sen dapat membayangkan apa yang terjadi.
Bahkan Han Sen yang hanya memiliki indeks kebugaran di bawah 30 sudah tidak terkalahkan dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Makhluk super biasa hanya memiliki indeks kebugaran di atas 40.
Jika indeksnya di atas 100… Han Sen berkeringat dingin karena rasa takut yang mengisi hatinya. Dia sama sekali tidak ingin membayangkannya. Jika Shura mampu hidup dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, maka akan menjadi mimpi buruk bagi seluruh umat manusia.
Han Sen tidak tega memikirkan tragedi itu. Dia adalah seorang pria yang memiliki keluarga, teman dan orang-orang yang dicintai dalam Tempat Suci Para Dewa, jadi dia harus memikirkan kemungkinan yang terburuk.
Wanita Shura itu mengambil semangkuk sup daging dan menyadari bahwa dia masih mengenakan topeng ketika dia berusaha untuk makan. Dia melepaskan topengnya.
Han Sen melihat wajahnya dan merasa terpana. Walaupun menilai dari tanduk ungu kecilnya, Han Sen mengetahui bahwa dia mungkin masih muda, dia tidak menyadari betapa mudanya dia. Dia sekitar 14 atau 15 tahun, wajahnya bulat dan kulitnya sangat putih sampai hampir transparan. Pandangan matanya cukup polos. Karena gadis-gadis Shura berkembang lebih awal biasanya, dia memiliki lekuk tubuh yang indah, sehingga Han Sen merasa dia lebih tua dari usianya.
Rambut hitam yang panjang sepinggang diikat ke belakang. Jika bukan karena tanduk ungu, dia adalah seorang anak gadis yang cantik.
Namun, karena tanduk-tanduk itu, Han Sen tidak berani menganggapnya sebagai seorang gadis kecil. Walaupun dia hanya berusia sekitar 15 tahun, indeks kebugarannya pasti di atas 100 karena dia adalah bangsawan Shura.
Gadis manis itu sebenarnya sama galaknya dengan Ratu, lebih berbahaya daripada makhluk super dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama.
Sementara Han Sen mengawasinya, gadis itu duduk pada sesuatu yang ditutupi dengan kain dan mulai melahap makanan di mangkuknya secepat malaikat suci.
Dalam seketika, dia telah menghabiskan semua makanan dalam mangkuk. Ketika dia bangkit untuk menambah makanannya, kain itu bergeser dan memperlihatkan sesuatu di bawahnya.
Han Sen merasa terkejut ketika melihatnya sekilas.
Di bawah kain itu adalah kristal kuning yang bersinar dengan ukuran batu besar. Han Sen sangat mengenal kristal semacam ini. Dia telah sering melihatnya akhir-akhir ini, yang merupakan sari kehidupan makhluk super. Walaupun Han Sen hanya melihat sekilas, dia merasa yakin bahwa itu adalah sari kehidupan. Menilai dari bentuk kain, setidaknya ada 2 keping sari kehidupan di bawahnya.
Han Sen menatapnya tanpa berkedip. Walaupun dia sekarang mampu membunuh makhluk super, dia memerlukan waktu yang lama untuk dapat menemukan makhluk super. Dia sangat menginginkan sari kehidupan.
Melihat gadis Shura itu, Han Sen membuang pemikirannya. Han Sen tidak memahami mengapa gadis Shura itu tidak memakan sari kehidupan itu. Walaupun Han Sen tidak mungkin dapat mengalahkannya. Bahkan walaupun dengan bantuan malaikat suci dan raja cacing batu emas. Indeks kebugaran di atas 100 tidak ada tandingannya dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama.
Han Sen selalu bertindak tegas. Walaupun godaannya sangat besar, dia hanya merasa bimbang sesaat sebelum dia memutuskan untuk pergi dengan diam-diam. Dia harus melaporkan kehadiran Shura pada Persekutuan, memastikan bahwa Persekutuan telah memiliki persiapan.
Han Sen tidak dapat menghentikan sesuatu yang besar seperti ini sendirian. JIka Shura benar-benar dapat menemukan solusi atas kerusakan yang mereka derita ketika masuk ke Tempat Suci Para Dewa, maka seluruh Persekutuan harus bergegas menghalangi mereka.
Selain itu, gadis Shura ini bahkan dapat mengendalikan makhluk super, hal ini sangat mengejutkan.
Ketika Han Sen akan pergi, tiba-tiba, gadis Shura berteriak. Dia menoleh padanya dan melihat dia berlutut di lantai, berteriak kesakitan.
Tubuhnya terus bergemetar sehingga dia meringkuk.
Goblin jahat dan badak putih tampak sangat ketakutan sehingga mereka kabur ke dalam saluran batu seperti kelinci. Namun, mereka tidak berani pergi terlalu jauh, mereka hanya bersembunyi di tempatnya masing-masing dan bergemetar, mengawasi gadis Shura itu dari waktu ke waktu.
Plang!
Han Sen mendengar suara kencang. Gadis Shura yang memegang kepalanya dan berteriak kesakitan tiba-tiba mulai menghantam kepalanya ke lantai, memecahkan batu hingga berkeping-keping. Walaupun batu itu hancur, kepalanya bahkan tidak memerah, namun hanya menjadi kotor karena debu.
Plang Plang Plang!
Han Sen mengamati gadis itu menghantamkan kepalanya ke batu berkali-kali dan merasa terkejut.
Apakah gadis Shura ini gila? Mengamati gadis Shura itu menghantamkan kepalanya ke lantai, Han Sen merasakan desakan untuk membunuhnya. Dia tampaknya sedang kambuh dari penyakit tertentu. Mungkin dia dapat mengambil kesempatan ini untuk membunuhnya.