Han Sen melangkah mundur, sementara Meowth telah melompat ke arah monster berjubah es.
Duar duar!
Dua monster itu saling bertarung di tengah-tengah es dan salju. Meowth hanya sedikit unggul, dan butuh waktu bagi Meowth untuk mengalahkan lawannya.
Han Sen mengerutkan dahi diam-diam. Monster berjubah es itu hanyalah makhluk primitif, tapi dia memiliki kekuatan yang sama seperti Meowth yang merupakan binatang berdarah sakral dari Tempat Suci Para Dewa Pertama.
Jelas, Tempat Suci Para Dewa Kedua tidaklah sama dengan yang Pertama.
Bagian yang tertutup oleh jubah es si monster tidak bisa ditembus oleh cakar dan taring Meowth. Meowth hanya bisa menyerang tempat yang tertutup oleh bulu putih, membuat monster berjubah es bersimbah darah dan kesakitan. Meowth sendiri juga mendapat beberapa goresan yang tidak serius.
Han Sen mendapat kesimpulan tentang kemampuan monster berjubah es dan siap membunuhnya sendiri. Akan tetapi, monster berjubah es tiba-tiba meraung, dan seluruh lukanya mulai sembuh dengan cepat. Sementara itu, jubah esnya juga menyebar untuk menutupi seluruh tubuhnya. Monster itu menjadi patung es, bahkan kukunya pun menjadi transparan.
Meskipun tampak sama, monster berjubah es memiliki aura yang berbeda total. Dia tiba-tiba berubah dari monster biasa menjadi bos super.
"Makhluk samuk!" Han Sen terkejut sekaligus gembira. Tidak seperti Tempat Suci Para Dewa Pertama, beberapa makhluk bisa memasuki kondisi ganas di Tempat Suci Para Dewa Kedua.
Kondisi ini seperti seni geno hyper yang bisa mengubah struktur sel tubuh. Dalam kondisi ganas, struktur sel tubuh makhluk akan berubah secara signifikan, meningkatkan kekuatan dan kemampuan makhluk untuk bertarung.
Tentu saja, jika seseorang mampu memburu makhluk dalam keadaan ganas, jiwa binatang yang diperoleh juga dalam keadaan ganas, yang akan jauh lebih kuat dari makhluk biasa dengan level sama.
Han Sen tidak menyangka bahwa makhluk pertama yang dia temui di Tempat Suci Para Dewa Kedua adalah makhluk yang bisa berubah ke kondisi amuk.
Sudah jelas, kondisi ganas monster berjubah es menguatkan daya tahannya secara signifikan. Setelah tubuhnya tertutup oleh jubah es, bahkan cakar Meowth hanya bisa meninggalkan beberapa bekas samar. Monster berjubah es tiba-tiba menjadi berani, mengabaikan serangan Meowth, menjadi gila dan mencoba memangsa si peliharaan.
Han Sen menarik Meowth kembali, karena dia bukan lagi lawan monster berjubah es. Selain itu, Han Sen ingin mencoba sendiri seberapa kuat monster ganas itu.
Setelah kehilangan Meowth sebagai targetnya, mata monster berjubah es terpaku pada Han Sen. Sambil menggeram, dia dengan cepat berlari ke arah Han Sen dengan empat kaki. Saat dia sejauh 50 kaki dari Han Sen, dia tiba-tiba melompat ke arahnya.
"Awas, Han Sen!" Teriakan datang dari seseorang yang tidak jauh dari sana. Seorang wanita yang menggunakan pakaian dingin mulai berlari ke arah Han Sen sambil berseru.
Han Sen menoleh ke arah wanita itu dan tercengang, tidak mempercayai apa yang dilihatnya.
Ternyata Yang Manli juga ada di sini. Setelah dia berevolusi, dia juga secara acak dikirim ke tempat ini.
"Idiot, kau lihat apa sih? Ayo lari!" Yang Manli melihat Han Sen menoleh padanya dalam keadaan yang genting dan menjadi kaget serta gelisah.
Jika teriakannya tidak menyelamatkannya, tapi mencelakainya, maka itu adalah hal terburuk yang pernah ada.
Menyaksikan monster berjubah es hampir mendekati wajahnya, dengan cakarnya yang memantulkan cahaya dingin, Han Sen masih menatap Yang Manli, yang membuatnya ketakutan dan marah. Namun, dia bahkan tidak bisa menolongnya tepat waktu jika dia mau.
Saat ini, dia menyesal langsung datang setelah mendengar Han Sen juga ada di sini. Jika dia tidak melakukannya, Han Sen mungkin mampu menghindari serangan ini. Akan tetapi, dia kini celaka.
Dia datang lebih cepat dari Han Sen dan tahu betapa kuat monster berjubah es. Selain itu, ini adalah monster amuk. Bahkan evolver berdarah sakral tidak bisa menerima satu serangan dari moster berjubah es amuk sebelum lehernya dipatahkan.
Menyaksikan monster berjubah es melakukan serangan, Yang Manli hampir ingin menutup matanya. Akan tetapi, di detik berikutnya, matanya terbelalak.
Han Sen menatap dirinya kosong tapi memukul monster ganas yang datang bahkan tanpa melihatnya. Pukulan itu berakhir di wajah si monster.
Duar!
Monster berjubah es yang tampak sangat buas terlontar jauh bagaikan boneka, menghancurkan potongan besar batu es dan kemudian meluncur di es sejauh beberapa kaki, terhempas dalam di atas salju. Darah ada di mana-mana, dan si monster berhenti bergerak.
Yang Manli mematung, menatap Han Sen seakan seperti melihat hantu. Dia tidak bergerak cukup lama di tengah badai.
Membunuh monster berjubah es ganas dalam satu serangan—Yang Manli tidak percaya orang ini adalah Han Sen yang baru saja menjadi evolver.
"Monster berjubah es ganas dibunuh. Jiwa binatang monster berjubah es amuk diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno primitif."
Mendengar suara di kepalanya, Han Sen tersenyum. Jiwa binatang diperoleh dari makhluk pertama yang dia bunuh di Tempat Suci Para Dewa Kedua. Ini pastilah pertanda baik.
"Yang Manli, aku tidak menyangka kau juga ada di sini. Apakah ada regu khusus di sini?" Han Sen tidak mempedulikan tubuh si monster dan bertanya pada Yang Manli.
Yang Manli baru tersadar, menatap Han Sen dan tubuh si monster, dan berkata, "Sebelum kau datang, aku satu-satunya anggota regu khusus. Saat aku mendengar kau ada di sini, aku tidak percaya. Ternyata kau benar-benar ada di tempat payah ini juga."
"Kau tahu ini di mana? Dimana penampungan manusia yang terdekat?" tanya Han Sen. Itu adalah hal yang paling ingin dia ketahui.
"Aku tidak tahu. Aku bahkan tidak tahu di mana kita di Tempat Suci Para Dewa Kedua ini. Setidaknya sejauh ini, tidak ada yang mampu keluar dari sini untuk menemukan orang lain," Yang Manli menggeleng dan berkata.
"Tempat ini boleh juga. Jika tidak ada banyak orang, tidak ada yang bisa mencuri makhluk dari kita." Han Sen mengangkat bahu dan berjalan ke arah tubuh monster berjubah es ganas.
"Tapi pertama-tama kau perlu..." Yang Manli hendak mengatakan bahwa dia perlu membunuh seekor makhluk, tetapi mengingat pukulan Han Sen, dia menelan semua kalimatnya kembali.