Luka di dada Han Sen telah berhenti berdarah. Meskipun keputusan itu dibuatnya saat melihat gadis roh itu berubah menjadi ksatria, Han Sen melaksanakannya dengan sempurna dengan kontrol tubuhnya yang tak tertandingi dan waktu yang tepat.
Meskipun pedang perak tipis menancap di tubuhnya, Han Sen berhasil menghindari semua organ dalamnya. Tusukannya berada di antara celah jantung dan paru-parunya. Selain itu, jantungnya adalah yang terkuat di antara semua organ dalam karena Mantra Klenik. Mungkin bahkan lebih kuat dari ototnya, yang membuat Han Sen berani mengambil resiko sebesar itu. Hal itu tampak menakutkan, tetapi bahayanya tidak terlalu besar dan hasilnya sangat bagus.
Jika ini pertarungan normal, roh itu mungkin akan waspada. Han Sen bahkan tidak bisa menandinginya. Tanpa taktik spesial, mustahil bagi Han Sen untuk membunuhnya begitu cepat.
Serangan menyelinap berfokus pada rencana. Tanpa pengorbanan, mustahil seseorang yang lebih lemah mengalahkan orang yang lebih kuat.
Setelah Han Sen membunuh roh kerajaan, pasukan para makhluk kehilangan pemimpin mereka dan menjadi kacau balau. Para evolver Penampungan Roda Bintang berteriak penuh semangat, menyerbu dengan kemampuan terbaik mereka.
Tidak lama, situasinya benar-benar terbalik. Pasukan para makhluk dikalahkan, berpencar di sekelilingnya, sementara para evolver mulai mengejar makhluk yang tertinggal di belakang.
Tanpa menghiraukan luka di dadanya, Han Sen meluncurkan serangan pada arca berdarah sakral yang ada di dekatnya.
Roh bisa bangkit di batu roh, jadi tidak ada yang tersisa untuk Han Sen. Jika dia tidak bisa mengambil kesempatan untuk membunuh satu atau dua makhluk berdarah sakral, dia telah mempertaruhkan nyawanya tanpa alasan.
Diserang oleh Han Sen, arca berdarah sakral tidak bisa kabur dan terpaksa menghadapinya. Tangannya yang seperti batu terus-menerus memukul cakar hantu itu, sementara cakar tersebut hanya mampu meninggalkan goresan tipis di kulit arca.
Akan tetapi, darah yang mengalir dari goresan itu perlahan-lahan menjadi ungu dan hitam. Cakar hantu sangatlah beracun, yang hampir mengalahkan Kulit Giok. Sudah jelas, arca ini tidak memiliki kemampuan untuk menawar racun.
Racun musang tetap ada di senjata jiwa binatangnya, yang sangatlah berguna baginya untuk memburu makhluk berdarah sakral nanti. Racun adalah sesuatu yang sangat berguna, tetapi tidak banyak jiwa binatang dengan kemampuan ini.
Saat Han Sen merasa bergairah, arca itu mendongak dan meraung. Kulitnya yang seperti batu tiba-tiba berkontraksi dan menjadi berwarna baja, yang tampak lebih tangguh. Tanpa disangka, dia menjadi makhluk amuk.
Ting ting ting!
Han Sen melakukan tiga serangan beruntun dan gagal melukai kulit arca itu. Arca itu tidak diam dan segera kabur.
Tidak mudah bagi Han Sen untuk berkesempatan membunuh makhluk berdarah sakral, jadi mustahil dia akan membiarkannya lari. Han Sen mulai mengejar arca itu secepat mungkin.
Tanpa berlari terlalu jauh, dia melihat kulit arca itu menunjukkan warna ungu. Merasa bersemangat, Han Sen tahu arca itu tidak pulih dari racun sebelumnya meskipun mengamuk.
Kini Han Sen menjadi semakin terdorong untuk mengejar makhluk itu. Makhluk ini tampaknya hancur sudah. Kini hal satu-satunya yang Han Sen cemaskan adalah jika dia mati keracunan, dagingnya mungkin tidak akan bisa dimakan lagi.
Namun, Han Sen tidak takut. Selama tidak mempengaruhi kenaikan poin geno, dia baik-baik saja.
Saat para evolver dari penampungan tiba, Han Sen telah berlari jauh mengejar arca itu. Kecuali Guan Tong, tidak ada yang tahu siapa Han Sen.
"Apa ada yang tahu siapa kawan yang membunuh roh itu?" Para makhluk pun kabur atau terbunuh. Setelah semuanya terkendali, Li Xinglun angkat suara dan bertanya.
Seluruh orang di kerumunan itu saling bertatapan dan merasa bingung. Mereka juga ingin tahu siapa orang yang menyelamatkan Penampungan Roda Bintang itu dengan membunuh roh sendirian. Keberanian dan kekuatannya untuk memenggal ratu para ribuan makhluk meninggalkan kesan dalam pada semua orang.
"Apa kita punya orang sekuat itu di Penampungan Roda Bintang?"
"Aku rasa aku tidak pernah melihatnya."
"Dia tampak begitu muda."
"Aku ingin punya anak darinya."
"…"
Guan Tong bersemu merah, tidak mampu berkata apa-apa. Dia ingin berkata bahwa dia mengenal Han Sen, tetapi kemudian dia sadar dia bahkan tidak tahu siapa namanya ataupun dari mana dia berasal. Meskipun dia membuka mulutnya, dia tidak bisa berkata sepatah kata pun.
Melihat tidak ada yang mengenal orang itu, Li Xinglun tanpa ragu memanggil tunggangannya, berlari ke arah Han Sen pergi.
"Aku harus bertemu dia, bahkan hanya untuk mengetahui namanya." Li Xinglun menyuruh kudanya untuk berlari cepat. Untungnya, jejak arca itu dengan jelas berbekas sepanjang jalan, menunjukkan arah dimana Han Sen berada.
Setelah Han Sen mengejar arca amuk di medan es yang luas sejauh lebih dari 300 mil, arca amuk akhirnya kehabisan tenaga karena racun yang sudah menyebar ke seluruh tubuhnya. Han Sen mendekatinya dan menebaskan cakarnya, memenggal si makhluk setelah lebih dari seratus serangan.
Dia baru berhasil karena makhluk itu terlalu lemah setelah keracunan. Jika tidak, bahkan senjata berdarah sakral tidak akan melukai kulitnya yang telah mengeras setelah menjadi amuk.
"Arca iblis berdarah sakral amuk dibunuh. Jiwa binatang arca iblis amuk diperoleh. Daging tidak bisa dimakan."
Suara yang dia dengar hampir membuat Han Sen tertawa senang. Dewi keberuntungan masih ada di pihaknya. Setelah datang ke Tempat Suci Para Dewa Kedua, Dia memperoleh jiwa binatang dari seluruh tiga makhluk binatang berdarah sakral yang dibunuhnya. Keberuntungannya jelas tanpa tanding.
"Arca iblis, aku harap ini adalah jubah pelindung. Dengan senjata dan jubah pelindung, aku tidak perlu khawatir dengan apa pun." Han Sen dengan cepat melihat lautan jiwanya dan melihat arca iblis berjongkok dengan tenang.
Tipe jiwa binatang arca iblis berdarah sakral amuk : simbol.
"Simbol lagi!" Setelah Han Sen melihatnya, dia tercengan untuk sesaat. Dia masih belum mengetahui kegunaan jiwa binatang rajawali berdarah iblis yang diperolehnya terakhir kali. Tidak disangka, arca iblis berdarah sakral ini adalah simbol juga.
Han Sen memanggil arca iblis dan tato berwarna neon dan berbentuk setan tiba-tiba muncul di tubuhnya, tampak menakutkan. Setelah tato itu muncul, Han Sen melihat kulit di sekujur tubuhnya bercahaya seperti neon.
Han Sen mengeluarkan cakar setannya untuk melukai tangannya sendiri dan mendengar dentingan besi beradu. Tangannya yang seperti besi hanya meninggalkan tanda putih, bahkan tidak ada luka.
"Ha-ha, ini hebat… Fantastis..." Setelah menebas beberapa kali, Han Sen melihat hasilnya masih sama, yang membuatnya merasa kegirangan.
Simbol arca iblis amuk ini jauh lebih baik dari simbol rajawali berdarah iblis yang kegunaannya masih belum jelas. Simbol ini sepadan dengan pertahanan seni geno hyper yang luar biasa. Dengan simbol ini, dia masih bisa menggunakan jubah pelindung jiwa binatang, yang cukup menakjubkan.
Meskipun Han Sen tidak memperoleh jubah pelindung jiwa binatang seperti harapannya, dia bahkan lebih puas dengan hasilnya.
Dia berteduh dari angin dan mengeluarkan musang bercakar setan dari tasnya. Dia dengan hati-hati menguliti musang itu, membersihkannya dengan salju, mengiris dagingnya yang lembut, mencelupkannya ke dalam saus, dan memakannya.
Dia ada di medan es yang luas yang bahkan rumput pun tidak bisa ditemui, jadi tidak mungkin dia bisa membuat api unggun.