Chapter 669 - Beruang Es Raksasa

Makhluk super yang dibicarakan Li Xinglun bisa mengontrol kekuatan es. Beruang putih besar itu tinggal di sebuah tempat di medan es.

Menurut pengamatan Li Xinglun, beruang es raksasa itu, meskipun sangat besar, memiliki kekuatan tingkat medium dalam skala makhluk super. Kecepatannya lambat yang berarti mereka bisa mengejarnya.

Karena beruang es raksasa bisa mengendalikan kekuatan es, orang yang diserang bisa terkena sengatan es. Kelemahan yang disebabkan oleh hal itu adalah berkurangnya daya gerak. Berkurangnya kecepatan dan reaksi yang lebih lambat akan menjadi masalah yang harus dihadapi bersama-sama.

Setelah Han Sen membaca informasi yang dikumpulkan mengenai beruang es raksasa, dia merasa hal itu boleh dicoba. Tenaga es tidak terlalu membuatnya takut, setelah membuka kunci gen pertamanya dengan Kulit Giok. Secara elemental, Han Sen cukup unggul dalam menghadapi beruang ini.

Ditambah lagi, kecepatan yang lebih lambat dari beruang es raksasa membuatnya menjadi target ideal. Dan jika mereka gagal membunuhnya, mereka setidaknya bisa mundur dengan mudah.

Han Sen merasa dirinya sedikit bersemangat setelah mendiskusikan secara rinci dengan Li Xinglun. Bersama-sama, mereka memutuskan untuk menjajal beruang ini.

Saat Han Sen kembali ke penampungan, dia mendengar tentang apa yang terjadi pada Lu Hui dan ahli dalam penyerangan kooperatif di utara melawan raja serigala. Tampaknya mereka gagal dan menderita kekalahan besar saat bertahan.

Katanya, mereka unggul pada awalnya, dan semuanya berjalan cukup lancar sampai pada kemunculan tiba-tiba segerombolan kuda terbang. Mereka datang ke sana dan membantu para serigala. Para tentara manusia yang bekerja sama pun dihancurkan, yang memaksa mereka untuk mundur.

"Akhirnya, mereka pun kalah." Han Sen menghela nafas, karena dia sendiri menyaksikan kemampuan raja serigala dan raja kuda terbang. Han Sen tidak ingin mengganggu mereka, setelah pengalaman sebelumnya dengan mereka, jadi menghadapi makhluk super yang sendirian adalah pilihannya saat ini.

Dia menemui Li Xinglun dan Wang Yuhang yang melakukan persiapan untuk mendatangi beruang es raksasa.

Han Sen tidak membawa rubah perak bersamanya, karena dia berharap untuk memburu makhluk berdarah sakral selama perjalanan.

Li Xinglun berkata pada Han Sen bahwa ada makhluk yang seperti penguin di area yang mereka tuju. Mereka sangat kecil, dan jika dia mampu memburu berbagai macam makhluk berdarah sakral dan memakannya, dia akan memperoleh banyak poin geno dalam waktu singkat.

Beruang es raksasa tinggal di laut es. Sepanjang pesisir, satu bagian tertentu dari laut telah membeku sepenuhnya. Dan disanalah beruang es tinggal.

Saat mereka tiba di area yang mereka cari, tidak lama mereka menemukan makhluk berdarah sakral.

Mereka melihatnya dari kejauhan, dan terdapat burung putih besar yang berdiri di satu tempat sambil membersihkan bulu dengan lidahnya. Makhluk itu seperti bangau berkepala merah, tetapi semua makhluk di sekitarnya menghindarinya. Mereka tahu bahwa bangau berkepala merah itu bukanlah makhluk sembarangan.

"Tidak ada gunanya berbagi makhluk seperti itu, jadi bagaimana kalau kita bertaruh? Siapa pun yang membunuh burung itu berhak mendapat dagingnya!" Wang Yuhang menyarankan.

"Baiklah, aku tidak ada masalah." Han Sen tersenyum pada Wang Yuhang.

Paman kecil Han Sen mungkin bernasib sangat sial, tetapi dia suka berjudi. Akan tetapi, ini sungguh aneh karena Han Sen belum pernah melihatnya menang.

"Aku juga tidak masalah." Li Xinglun ingin ikut juga dalam permainan. Dia baru saja membuka kunci gennya, jadi dia ingin menggerakkan otot barunya.

"Mari buat barisan. Dalam hitungan ketiga, kita semua berlari menuju makhluk itu bersama-sama. Setelah itu, semuanya tergantung pada keseimbangan, kemampuan dan keberuntungan. Wang Yuhang menarik garis di es tempat di mereka berkumpul.

Tiga-tiganya kemudian berbaris. Setelah itu, Wang Yuhang menghitung sampai tiga. Setelah menghitung, hanya Wang Yuhang dan Li Xinglun yang mulai berlari ke arah burung itu.

Di mata Li Xinglun, rasanya seperti galaksi sedang berputar. Dia menambah kecepatan yang tampaknya lebih cepat dari kecepatan cahaya, berlari menuju bangau berkepala merah.

Wang Yuhang pun tidak ketinggalan. Dia berseru dan cahaya mengalir dari dalam tubuhnya. Saat ini terjadi, kecepatannya bertambah dan dia mampu mengejar dan menyusul di belakang Li Xinglun. Bagaikan dua meteor, mereka berdua meluncur menyeberangi es dengan sangat cepat.

Han Sen dengan lambat mengeluarkan panah merak yang baru saja berevolusi. Dia memasukkan panah bulu gagak dari kantongnya. Dengan sekilas menatap bangau itu, dia mengangkat tangannya dan menarik pelatuknya

Wuss!

Panah bercahaya hitam melesat dan bergerak ribuan meter dalam sekejap mata. Dia melesat melewati Li Xinglun dan Wang Yuhang dan menancap pada kepala bangau itu.

"Makhluk berdarah sakral dibunuh: Burung Salju. Tidak mendapat jiwa binatang. Makan dagingnya untuk memperoleh poin geno sakral secara acak dari 0 sampai 10."

Suara pemberitahuan yang dikenalnya berbunyi di kepala Han Sen. Dia mulai tertawa saat dia mengejar Li Xinglun dan Wang Yuhang, dan mengatakan pada mereka, "Terima kasih banyak!"

"Ya Tuhan! Kau curang! Bagaimana bisa kau menggunakan senjata curang itu dan menganggapnya adil?" protes Li Xinglun dan Wang Yuhang pada waktu yang bersamaan.

"Tidak ada aturan yang melarang senjata tertentu. Kau bilang apa saja boleh; bahkan kalian berdua bisa menggunakan busur silang jika kalian mau," kata Han Sen dengan suara keras sambil memasukkan tubuh Burung Salju ke dalam tasnya. Dia akan mengaturnya saat mereka beristirahat.

"Aku berpikir untuk menggunakannya, tetapi aku pikir itu tidak cukup kuat. Di mana kau mendapatkan busur silangmu? Bagaimana bisa senjata seperti itu memiliki kekuatan besar sedemikian rupa?" tanya Wang Yuhang sambil mengamati Han Sen.

Saat mereka memburu T-rex Bersisik Api, Wang Yuhang melihat sekilas busur silang merak untuk pertama kali. Dia selalu ingin menanyakannya lebih jauh. Dia tahu itu adalah senjata yang kuat, tetapi tidak menyangka akan sekuat itu. Untuk membunuh makhluk berdarah sakral, dari ribuan meter jauhnya, adalah hal yang luar biasa.

Han Sen kemudian berkata dalam hati, "Tentu saja kuat; busur silang makhluk super amuk dan panah super tentunya memiliki kekuatan dahsyat. Jika tidak bisa membunuh makhluk berdarah sakral dengan tembakan di kepala, aku akan menggunakannya sebagai kayu bakar saja."

Wang Yuhang tidak bertaruh lagi, menyadari bahwa Han Sen kemungkinan besar akan memenangkan setiap pertaruhan, dengan adanya busur silang di tangannya.

Tetapi setelah itu, tidak ada seorang pun dari mereka bertiga yang melihat makhluk berdarah sakral lainnya. Mereka melihat segerombolan makhluk seperti penguin yang Li Xinglun bicarakan, dan sama seperti penguin seperti yang mereka lihat, mereka tidak melihat makhluk berdarah sakral di antara mereka. Hanya jenis mutan yang terlihat.

Poin geno mutan tiga petualang tersebut sudah terpenuhi, jadi tidak ada gunanya memburu mereka. Mereka memutuskan untuk meninggalkannya bagi orang lain yang mungkin akan datang ke sana.

Li Xinglun dan Wang Yuhang hanya bisa menyaksikan Han Sen menyantap Burung Salju berdarah sakral dengan nikmatnya, merasa sedikit terhina. Mereka pikir ini tidak adil, dan akhirnya, mereka bersumpah tidak akan pernah bertaruh lagi dengan Han Sen.

Mereka kini semakin dekat dengan tempat yang dibicarakan Li Xinglun. Saat ini, mereka berjalan di es dengan sangat hati-hati dan waspada. Esnya sangat tipis, dan laut biru dengan jelas terlihat di bawah kaki mereka.

"Apa kau yakin ini tempatnya? Mengapa kita belum melihat beruang es raksasa itu?" Han Sen dan rekannya menghabiskan setengah hari mencari-cari tetapi tidak melihat ataupun mendengar sesuatu yang menandakan kehadiran beruang super itu. Dengan curiga, Wang Yuhang menanyakan Li Xinglun mengenai sumber informasinya.

Saat dia hendak bersuara, ada cipratan dari bawah es. Makhluk putih raksasa baru selesai berenang, dan kini kembali ke permukaan dengan ikan sepanjang satu meter di mulutnya. Beruang es raksasa hanya sejauh dua meter dari Wang Yuhang saat mata mereka bertemu.