Han Sen langsung waspada begitu mendengar suara menggali itu dan dengan cepat melihat tebing lembah. Tebingnya berwarna hijau tua dan tampak sangat keras. Tetapi di sudut tebing, sesuatu telah membuat sebuah celah. Di dalam celah itu, Han Sen bisa melihat cakar putih yang bergerak, dan retakannya mulai bertambah besar.
Han Sen tidak tahu apa yang ada di dalamnya, khususnya di sini di dalam Gunung Iblis. Dia tidak berani melakukan tindakan ceroboh di tempat berbahaya ini, jadi dia cepat-cepat mundur ke balik bebatuan untuk menyaksikannya dari jarak aman.
Celah itu membesar menjadi lorong saat cakar putih dan makhluk bersisik hijau tua muncul. Warnanya seperti warna tebing.
"Apakah itu trenggiling?" Han Sen mengamati makhluk hijau tua itu dari balik bebatuan dan berpikir makhluk itu mirip dengan trenggiling. Tetapi jika dia mampu menggali tebing hijau tua itu, dia jauh lebih kuat dari trenggiling normal.
Saat trenggiling hijau tua keluar dari lorong yang digalinya, dia pun kabur. Kemudian, Han Sen menyadari ada semut ungu, yang ukurannya sebesar kepalan tangan, muncul mengejarnya.
Ada sejumlah semut yang tubuhnya nampak seperti giok. Ada sekitar dua puluh ekor, dan mereka tampaknya mengejar trenggiling itu.
"Tidak mungkin! Seingatku, trenggiling adalah pemakan semut. Bagaimana bisa binatang itu dikejar-kejar oleh semut?" Han Sen keheranan melihat kejadian ini.
Semut ungu itu tidak mengejar trenggiling sampai jauh, karena tampaknya mereka tidak menyukai sinar matahari. Saat mereka mencapai tepi bayangan, mereka berhenti mengejar dan kembali ke dalam lubang tempat mereka keluar.
Han Sen menarik busur silang meraknya yang terisi oleh bulu gagak, membidik, dan menembak salah satu semut ungu. Anak panah dalam sekejap menembus tubuhnya; lagi pula, itu adalah busur silang super amuk. Dengan anak panah super, beberapa makhluk hanya bisa berharap untuk menahan kekuatannya.
"Makhluk berdarah sakral semut iblis bawah tanah telah dibunuh. Tidak mendapatkan jiwa binatang. Makan dagingnya untuk memperoleh 0 sampai 10 poin geno sakral secara acak."
"Apa? Ini adalah makhluk berdarah sakral?" Han Sen hampir melompat kaget. Setidaknya ada dua puluh semut yang muncul dari lorong yang baru terbentuk, tetapi dia tidak bisa mempercayai apa yang didengarnya. Setelah satu ekor semut iblis dibunuh, sisa semut yang ada pun mulai menggila, berkeliaran untuk mencari musuh yang telah membunuh salah satu dari mereka.
Karena Han Sen berada cukup jauh dari mereka, mereka tidak menyadari keberadaannya di sana. Sungguh kesempatan langka untuk tidak disadari, jadi dia tidak rela membiarkan kesempatan ini lewat begitu saja. Dia mengangkat busur silang merak sekali lagi dan menembakannya berulang kali. Setiap anak panah mengenai targetnya, membunuh lima korban lagi.
Pemberitahuan makhluk berdarah sakral terus berbunyi di dalam kepalanya, satu demi satu. Hal ini hampir membuat Han Sen menjerit kegirangan. Memang benar dengan memakan makhluk berdarah sakral yang sama berulang kali, jumlah poin geno sakral yang dia dapatkan akan berkurang setelah setiap semut berikutnya. Namun, hal itu tidaklah penting karena faktanya dia hanya perlu tiga puluh poin geno lagi.
Panah gagak telah habis terpakai, tepat di saat Han Sen ditemukan oleh para semut itu. Dengan cepat, mereka merayap ke arahnya. Melihat lebih dari belasan semut berdarah sakral berlari ke arahnya dengan ganas adalah pemandangan yang menakutkan.
Para semut itu memang cepat, tetapi bagi orang seperti Han Sen, mereka bukanlah apa-apa. Dia memanggil malaikat kecil dalam mode perang.
Tangan malaikat kecil mengayunkan pedang besarnya dan membelah seekor semut bagaikan sambaran pertir. Empat belas semut berada di hadapan malaikat, mereka bukanlah apa-apa. Butuh waktu satu detik baginya untuk membasmi mereka semua.
"Aku adalah pria tampan dan aku mengoleksi semut! Aku membawa kantong besar dan aku mendapatkan semut yang paling besar!" Han Sen mulai menyanyikan lagu kesukaannya sambil memungut semut-semut itu dan memasukkannya ke dalam kantong yang dia bawa bersamanya.
Han Sen merasa luar biasa. Dengan dua puluh semut berdarah sakral untuk dimakan, poin geno sakralnya pasti terlampaui dalam sekejap.
Tetapi di tengah kegembiraannya, dia tiba-tiba mendengar ledakan besar yang memotong nyanyiannya. Tebing lembah di dekat lorong kecil meledak menjadi debu tebal yang memuntahkan sejumlah batu bagaikan meteor. Semut ungu gelap seukuran anjing keluar, meneriakkan suaranya yang memekik pada Han Sen. Kemudian, bagaikan bayangan, dia berlari ke arah Han Sen dengan kecepatan yang luar biasa.
Han Sen pun kaget. Dia mengangkat Jarum Rex Berapi miliknya untuk menahan serangan yang datang, tetapi malaikat kecil berlari di hadapannya untuk mewakilinya menyerang semut ungu raksasa dengan mengangkat pedang besarnya.
Dong!
Pedang besar transparan menghantam kepala semut ungu gelap. Cangkangnya tidak retak, tetapi serangan itu melepaskan tekanan yang luar biasa kuat. Tubuh malaikat suci terlempar ke belakang ke arah Han Sen dan mereka berdua terbang sejauh delapan meter menabrak tebing di belakang mereka.
Han Sen pun memuntahkan sedikit darah. Meskipun serangannya tidak membahayakan nyawa, hal itu membuat dadanya terbakar oleh sesuatu yang mengerikan.
Malaikat kecil bergerak, bersiap-siap untuk menyerang semut ungu itu lagi. Tetapi kali ini, malaikat kecil tidak menyerang dari depan. Dia mendesing di sekitar semut itu dari berbagai arah. Pedang besarnya diarahkan untuk menyerang, dan setiap langkah dan arah yang dia tuju mengenai semut itu.
Akan tetapi, semut raksasa itu memiliki kendali yang luar biasa atas cakarnya, dan dia berhasil menangkis setiap serangan. Setiap pertahanan mementalkan malaikat itu ke belakang. Kekuatan anehnya cukup janggal.
"Raja semut iblis ini begitu kuat. Dia jauh lebih tangguh dari malaikat kecil. Bahkan pedang besarnya tidak bisa menembus cangkangnya; mungkinkah ini makhluk super amuk?" Han Sen terperangah melihat apa yang dilihatnya.
Tetapi sekali lagi, semut adalah makhluk yang aneh. Wajar bagi mereka untuk mengangkat benda yang seratus kali lebih berat dari mereka . Manusia biasa tidak akan pernah bisa melakukan hal seperti itu.
Untuk semut sebesar itu, bahkan meskipun itu adalah makhluk normal di Aliansi, dia akan sangat kuat.
Dengan malaikat kecil yang menghadapi raja semut iblis, Han Sen dengan cepat membuka kunci gen Kitab Dongxuan miliknya. Aura Kehidupan digerakkan, dan dengan itu, Han Sen mampu mengamati aliran energi raja semut iblis.
"Makhluk ini adalah generasi kedua makhluk super." Hal ini memberikan rasa senang pada Han Sen saat dia mencoba mempelajari aliran energinya.
Meskipun tujuannya datang kemari bukan untuk membunuh raja semut iblis bawah tanah, itu tidaklah apa-apa. Dia tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini.
Aliran energi raja semut iblis bawah tanah sangat rumit. Han Sen tidak bisa mengingatnya dengan cepat, jadi yang dia bisa lakukan untuk sementara ini adalah mengamatinya sejenak dan menyaksikan pertarungan yang terjadi.
Malaikat kecil menggunakan kemampuan terbangnya, dan meskipun dia tampak mampu menandinginya, membunuh monster itu secara langsung adalah hal yang berbeda.
Pedang besar milik malaikat itu tidak bisa memotong kaki ataupun merusak cangkangnya, dan tanpa kemampuan melakukan hal tersebut, membunuhnya akan menjadi hal yang sangat sulit.
Setelah Han Sen mengingat aliran energinya, dia mengeluarkan Jarum Rex Berapi miliknya dan mengumpulkan energi untuk Serangan Gajah Rex. Dia menunggu saat yang tepat untuk menghantarkan satu pukulan hebat kepada raja semut itu. Bahkan andaikan serangan tersebut tidak membunuhnya, hal itu mungkin memberikan celah bagi malaikat kecil untuk menghabisinya.