Rubah perak terus mempermainkan si Oranye Kecil, membuatnya mengejar dirinya terus-menerus.
Saat hal ini berlangsung, Han Sen berbaring di bangku Zhou Yumei. Dia meminum salah satu minuman Zhou Yumei, dan pada saat yang bersamaan, menanyakannya pertanyaan yang membuat dirinya penasaran.
Hati Zhou Yumei mulai terasa hancur saat dia menyaksikan Han Sen terus meneguk minumannya. Dia telah menyimpan itu semua selama setengah tahun. Tetapi dia harus pasrah dan membiarkannya dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan Han Sen.
Sekaleng demi sekaleng, Han Sen meminumnya. Dia telah menjelajahi gurun pasir untuk waktu yang cukup lama, dan dia mulai bosan dengan rasa cairan nutrisi yang begitu-begitu saja. Dengan berharap dapat merasakan sesuatu yang lain, dia pun tidak bisa menahan diri untuk mengambil minuman Zhou Yumei.
Dia telah minum banyak sekali sampai persediaan minumannya kini hampir terkuras habis, dan hanya ada satu yang tersisa. Saat dia menjulurkan tangannya yang jahat untuk mengambilnya, Zhou Yumei pun mencapai batas kesabarannya. Dia tidak bisa menahan diri lagi, dan kemudian dia melompat untuk mengambil kaleng tersebut. Dia dengan cepat membukanya dan meminumnya dalam satu tegukan besar.
Setelah selesai meminumnya, dia merasa seakan-akan mendapatkan kepercayaan diri yang baru. Dia melemparkan kaleng itu, menatap Han Sen, dan berkata padanya, "Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan padaku; aku lebih baik mati dengan terhormat!"
Han Sen melepaskan kaca mata hitam yang dia kenakan, yang juga merupakan milik Zhou Yumei, dan menatap wajahnya, yang menunjukan kesiapannya untuk menyambut kematian. Kemudian dia berkata, "Kehormatanmu setara dengan satu kaleng soda?"
Wajah Zhou Yumei merah padam. Dia telah terjebak di tempat ini untuk waktu yang sangat lama, dan minuman serta makanan yang dia simpan adalah bentuk dari kumpulan tekad dan harapannya. Kini, itu semua telah dihancurkan oleh Han Sen. Itulah mengapa dia tidak bisa menahan lidahnya dan melepaskan amarahnya; tetapi sayangnya bagi dia, Han Sen berlidah tajam dan pandai bersilat lidah. Kata-katanya membuat Zhou Yumei menyesal untuk mengucapkan sesuatu.
Melihat Zhou Yumei menahan lidahnya sekali lagi, Han Sen bangkit dari kursinya. Hal ini membuat Zhou Yumei kaget. Dia mundur beberapa langkah dan bertanya, "Apa yang sedang kau lakukan?"
"Apa? Haruskah aku melaporkan kedatanganku dan kepergianku kepadamu atau sejenisnya?" Han Sen tersenyum kepada Zhou Yumei.
"Tidak鈥?kau tidak鈥?apa?" Lidah Zhou Yumei pun terbelit, ucapannya terbata-bata. Dia tampak senang.
"Jika kau benar-benar ingin mati, aku bisa membantumu memenuhi keinginanmu," kata Han Sen.
"Urusi saja urusanmu. Aku bisa melakukannya sendiri." Zhou Yumei mulai berbicara yang tidak-tidak.
Han Sen mengabaikan dirinya, karena dia hanyalah seorang gadis kecil. Dia hanya ingin menggodanya, bukan benar-benar menindasnya.
"Mesum. Bajingan cabul. Brengsek. Binatang. Tidak sopan. Pelit." Menyaksikan Han Sen memasuki kota, dan akhirnya jauh dari dirinya, Zhou Yumei mengatakan segala sumpah serapah tentang dirinya sebanyak mungkin.
Zhou Yumei sedikit murung. Penampungan itu terlalu kecil, dan jika dia harus tinggal di sini dengan pria jahat nan cabul itu, masalah pasti akan muncul suatu saat.
"Aku masih muda dan seksi. Aku punya bentuk badan yang bagus. Mana mungkin pria jahat itu akan menahan diri untuk tidak menyentuhku. Haruskah aku melarikan diri ke gurun sekarang? Akan tetapi, aku tidak tahu di mana aku berada atau kemana aku harus pergi. Dan ada begitu banyak makhluk di luar sana, dan itu berbahaya. Jika aku tidak kabur, tubuhku yang masih polos ini akan dinodai oleh pria jahat itu." Zhou Yumei kesulitan membuat keputusan.
Rubah perak akhirnya kelelahan berlari berputar-putar, dan dia akhirnya beristirahat di gerbang kota. Dia menunduk menatap Oranye Kecil, yang masih berada di bawah, yang mengeong kepadanya.
Oranye kecil juga mulai lelah, dan meskipun dia mengeong, dia tidak berusaha untuk melompat. Entah dia terlalu lelah atau akhirnya mengerti ketidakmampuannya untuk bisa menangkap rubah perak, Zhou Yumei tidak tahu.
"Peliharaan itu memang seperti tuannya. Yang dia lakukan hanyalah membuat kesal orang lain; mereka berdua masing-masing sama jahatnya," Zhou Yumei bergumam dalam hati, saat dia melirik rubah perak yang beristirahat di atas gerbang. Dia begitu kesal.
Akan tetapi, dia tidak mau mengusiknya karena dia telah melihat dan merasakan langsung betapa kuatnya rubah perak itu.
Dan kemudian, dia masih mempertimbangkan apakah dia harus kabur atau tidak. Senja hampir tiba, dan dia belum bisa mengambil keputusan.
Jika Han Sen adalah bajingan yang berwajah jelek, Zhou Yumei pasti telah kabur sedari tadi. Tetapi pria itu cukup tampan, dan cukup bersih. Dia tidak tampak begitu menakutkan atau kejam, dan itu adalah alasan dia menahan diri untuk melarikan diri pada saat Han Sen meninggalkan dirinya.
"Apa yang sebenarnya dia lakukan di dalam kota? Mengapa dia berada di dalam sana begitu lama?" Zhou Yumei tiba-tiba menyadari dia telah berada di sana sepanjang hari dan penasaran mengapa dia belum muncul-muncul.
Dia tahu segalanya tentang kota itu dan dia tahu tidak ada sesuatu yang spesial mengenai tempat itu. Yang ada di sana hanyalah sumur yang bisa menghasilkan air.
Dia kemudian meyakini Han Sen telah pergi mencari air dan merasa lega karena dia menghilang. Dia takut jika Han Sen kembali, dia mungkin akan menyakitinya. Waktu yang telah dia habiskan untuk membuat keputusan apakah dia tetap tinggal atau tidak juga telah membuatnya menyadari kepergian Han Sen sampai saat ini.
Tetapi sekarang dia mulai khawatir dengan Han Sen. Lagi pula, dia telah pergi sepanjang hari.
"Hei! Apa kau di sana?" Zhou Yumei memanggil dari luar.
"Apa yang dia lakukan di dalam sana?" Zhou Yumei menggigit bibirnya dan mengendap-endap mendekati kota. Dia mengintip dengan berhati-hati untuk mencarinya, sehingga dia mungkin bisa melihat apa yang dia lakukan selama kepergiannya.
Tetapi setelah berjalan mengitarinya selama beberapa saat, dia tidak bisa menemukan Han Sen.
"Aneh. Kemana dia pergi? Apa dia telah meninggalkan tempat ini?" Zhou Yumei bergumam pelan, yang membuat dirinya merasa sedikit aneh.
Saat dia sedang melakukan hal ini, sudah terlambat baginya untuk menyadari apa yang terjadi. Dia tersandung oleh sesuatu dan terjatuh ke tanah.
"Aduh!" Zhou Yumei berteriak kesakitan. Saat dia mengangkat kepalanya, dia melihat Han Sen berdiri tepat di hadapannya. Salah satu tangannya memegang kue. Di tangan lainnya, terdapat minuman yang masih segar.
Dia juga menyadari Han Sen telah mengganti pakaiannya, dan rambutnya masih basah. Tubuhnya mengeluarkan aroma sabun mandi yang menyenangkan鈥攄ia baru saja mandi!
Di punggungnya ada sebuah ransel, yang diisi sampai penuh dengan banyak makanan dan minuman.
"Dari mana kau mendapatkan semua ini?" tanya Zhou Yumei, dengan mata terbelalak.
"Tentu saja aku membelinya. Dari mana lagi aku mendapatkannya?" Han Sen memandangnya seakan-akan dia sedang mendapatkan pertanyaan gila dari wanita sinting.
"Bukan, bukan itu maksudku. Dari mana kau membeli semua benda ini?" Zhou Yumei dengan cepat bertanya.
"Aku membelinya dari mesin penjual otomatis. Dari mana lagi aku bisa membelinya?" Han Sen balik bertanya.
Zhou Yumei yakin dia mulai menggila. Tanpa memperdulikan betapa kuatnya Han Sen, dia menggenggam tangan Han Sen dan bertanya, "Kau bisa meninggalkan tempat ini?"
"Iya lah. Bagaimana lagi aku bisa membeli barang-barang ini?" Han Sen tersenyum.
"Bagaimana kau bisa keluar? Bukankah ada roh yang menjaga mesin teleportasi?" Zhou Yumei bertanya dengan semangat menggebu-gebu.
"Aku cuma berjalan saja." Setelah Han Sen mengucapkan hal ini, dia menepis tangan Zhou Yumei dan memanggil rubah perak. Dia memberinya makan Pil Pembuat Gen.
"Hei, pria tampan, bisakah kau juga membawa diriku untuk berjalan-jalan?" Zhou Yumei mendekati Han Sen, dan menyentuh pundaknya, dan memintal rambutnya dengan manis.