18 Makhluk Mutan

"Apa yang kau lakukan" Qin Xuan mengerenyit.

"Akan kubawa kau keluar setelah mengambil tubuh kalajengking kristal mutan yang kau bunuh." Han Sen terus berjalan ke dalam.

"Begitu banyak kalajengking di sana. Apa kau tidak butuh dupa?" tatap Qin Xuan pada Han Sen bingung.

"Kenapa pria butuh dupa?" Han Sen kembali dengan kalajengking biru raksasa sebesar satu kaku di tangannya.

"Qin Xuan menghela nafas setelah menatapnya dari bawah ke atas, "Aku diperdaya olehmu. Kau sudah membunuh semua kalajengking kristal di luar sana kan?"

"Gadis pintar." Han Sen mengeluarkan kalajengking mati dari tasnya, yang seketika menjadi sebuah tumpukan.

Walau Qin Xuan sudah menduganya, dia masih terkejut melihat Han Sen sudah membunuh banyak kalajengking.

Han Sen memasukkan tubuh kalajengking mutan terlebih dahulu sebelum mengisinya dengan kalajengking primitif. Masih ada beberapa yang tidak muat di tasnya, dan dia tidak mebuangnya tapi memakan semua daging itu sampai bersih.

"Daging kalajengking kristal primitif dimakan. Empat poin geno primitif diperoleh."

"Baru kali ini aku lihat orang sepertimu, rela memakan sesuatu yang menjijikkan." Xin Xuan belum perna bertemu seseorang yang punya peralatan bagus tapi masih begitu pelit.

"Ayo." Han Sen jongkok di samping Qin Xuan, bermaksud untuk menggendongnya keluar.

"Karena tidak ada kalajengking lagi, aku bisa jalan sendiri," kata Qin Xuan.

"Aku menjanjikanku jiwa binatang mutan dan tidak bisa mengambilnya kembali. Kenapa tidak menikmati jasaku dengan kakimu yang cidera?" kata Han Sen.

"Kau benar. Kenapa tidak?" dia menggigit bibir bawahnya, bangun dan naik dengan hati-hati ke punggung Han Sen.

Dengan baju baja, Han Sen tidak bisa menikmati dan merasakan tubuhnya padanya. Dia berjalan keluar membawa Qin Xuan dengan tas di tangan satunya.

Dia hanya seberat sekitar 50 kilo, yang bukanlah apa-apa untuk Han Sen, yang telah memperoleh banyak poin geno. Mereka keluar dari gua dalam waktu singkat.

"Mau kemana kau?" tanya Han Sen.

"Kembali ke penampungan." jawab Qin Xuan.

Han Sen berhenti bicara dan membawanya ke Penampungan Baju Baja. Setelah sejam, dia menurunkannya.

"Ini sudah tidak jauh dari penampungan, dan orang-orang lewat sini sepanjang waktu. Tunggu sebentar, dan minta mereka untuk membawamu kembali." Han Sen mengulurkan tangan kosongnya pada Qin Xuan: "Sekarang, jiwa binatang mutanku."

Aku sudah menyuruh Su Xiaoqiao untuk mengirim pesan. Apa kau akan menjual senjata dan jiwa binatang berdarah sakral padaku?" Qin Xuan tanpa ragu berkata sebelum dia menyerahkan jiwa binatang mutan berbentuk kucing hitam pada Han Sen.

"Apa tawaranmu untuk kapak emas bermata dua?" tanya Han Sen.

"Dua juta."

"Ini adalah bagian dari senjata berdarah sakral, bahkan dua juta tidak bisa memberimu jiwa binatang mutan." Han Sen berkerenyit.

"Senjata berdarah sakral itu sangat bagus, tapi kau tidak bisa membawanya ke dunia nyata, sementara jiwa binatang bisa digunakan di luar Tempat Suci Para Dewa. Jelas sudah harganya. Jika kau menjual jiwa binatang berdarah sakral, kuberikan kau dua puluh juta," jelas Qin Xuan.

"Satu jiwa binatang mutan, plus dua juta," kata Han Sen.

"Tidak ada jiwa binatang mutan. Kuberi kau lima juta."

"Dua daging makhluk mutan dan dua juta."

"Kau meminta terlalu banyak. Tawaran terakhir, enam juta. Lagipula kau tidak bisa membawanya keluar," kata Qin Xuan.

"Oke, siapkan uangnya. Akan ku beri tahu Xiaoqiao kapan dan dimana kita bertransaksi," kata Han Sen lalu pergi dengan tasnya.

"Kau sungguh tidak berpikir untuk menjual jiwa binatang berdarah sakral? Dua puluh juta hanyalah penawaran sementara. Kita bisa merundingkannya lagi," kata Qin Xuan dari belakang.

"Tidak mungkin." Han Sen pergi tanpa berhenti.

Qin Xuan menatap kepergiannya dan berpikir, "Baju bajanya lebih kuat dari sengatan kalajengking kristal. Itu pasti jiwa binatang berdarah suci."

"Siapa dia? Dia tidak terlihat seperti tentara." Dia tidak tahu-menahu.

Han Sen kembali ke sosok sebenarnya dan kembali ke penampungan dengan tasnya.

Tidak ada lagi yang menjaga gerbang: mereka mencari Dollar untuk waktu yang lama dan tidak menemukan apa-apa, jadi mereka menyerah.

Secara tidak sengaja, Han Sen bertemu Han Hao dan teman-temannya lagi.

"Senang melihatmu lagi, Bokong Maniak! Kau punya tas berisi penuh. Berapa banyak makhluk mutan yang kau buru?" seorang pemuda mengejeknya.

"Satu." balas Han Sen tenang.

"Ha-ha. Kau lucu. Bagaimana kau bisa berburu makhluk primitif? Pasti banyak sekali kumbang hitam di sana." tawa si pemuda, membuat semuanya tertawa terbahak-bahak. Tidak ada yang percaya Han Sen bisa mendapatkan makhluk mutan.

"Han Hao, jangan salah orang. Kalau kau kenal dia, kau akan bernasib sial selamanya." si pemuda menepuk pundak Han Hao.

"Tidak mungkin aku kenal si Bokong Maniak!" Han Hao terlihat malu.

Han Sen mengacuhkannya dan membawa tasnya ke kamarnya.

Dia menyimpan kalajengking kristal mutan dan akan menjual sisanya pada Xiaoqiao. Walaupun dia bisa mengevolusi sebuah makhluk ke jenis mutan dalam waktu setengah bulan dengan kristal hitam, dia memilih menggunakan kristal itu untuk mendapatkan makhluk berdarah sakral.