59 Pria yang Beruntung

"Tantemu tidak masuk akal," Zhang Dangfeng merasa kesal.

"Tidak apa-apa. Mereka adalah orang-orang asing bagiku," kata Han Sen dengan santai. Dia kemudian bertanya dengan penasaran, "Siapakah Lin Beifeng yang dibicarakan?"

Han Sen juga mengenal seorang pria yang bernama Lin Beifeng, yang menjelajahi pegunungan dan berakhir di Tempat Penampungan Baju Baja. Han Sen pernah menyelamatkan hidupnya.

"Hanya seorang pria yang beruntung."

Zhang Danfeng mulai menceritakan tentang Pertambangan Kayu Matahari kepada Han Sen. Pertambangan Kayu Matahari dulu adalah sebuah perusahaan kecil yang memiliki beberapa pertambangan, dan kemudian mereka membeli sebuah planet sampah untuk menyimpan pembuangannya, di mana mereka akhirnya menemukan banyak mineral berharga di sana.

Dalam waktu 20 tahun, dengan hasil penjualan mineral langka yang mereka temukan di planet itu, Pertambangan Kayu Matahari menjadi kelompok pertambangan antar planet yang terkemuka, ayah Lin Beifeng adalah bosnya.

Lin Beifeng baru saja memasuki Tempat Suci Para Dewa dan telah terkenal dengan kemurahan hatinya. Banyak yang berusaha untuk berteman dengannya karenanya.

"Sungguh bernasib baik," Han Sen menghela nafas.

"Itulah kehidupan. Dia harus mengungguli jutaan sperma untuk dapat menjadi dirinya sekarang," Zhang Danfeng tersenyum dan berkata, "Tetapi Pertambangan Kayu Matahari tidak memiliki pabrik di Planet Roca, apa yang dia lakukan di sini?"

Dalam aula pesta yang berada dalam gedung yang sama, pada sosialita berbincang dan minum, banyak yang telah memasuki Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua pada usia awal 30-an. Namun, fokus pesta itu adalah seorang remaja berusia enam belas tahun.

Jika Han Sen berada di sana, dia pasti mengenali remaja itu adalah Lin Beifeng yang telah dia selamatkan.

Lin Beifeng menghibur semua tamu dengan anggun. Dari tingkah lakunya yang baik, tidak ada yang menduga dia adalah orang kaya baru dan beberapa sosialita merasa tertarik dengannya.

Han Yumei dan Han Hao ingin berbicara dengan Lin Beifeng, tetapi mereka tidak memperoleh kesempatan karena ada terlalu banyak orang yang lebih berkuasa dari mereka di dalam pesta dan semuanya ingin berbicara dengan Lin Beifeng. Mereka tentu saja tidak berani menyinggung orang-orang dengan menyelanya.

Pesta telah berakhir, ketika Lin Beifeng sedang keluar ruangan, mereka akhirnya menemukan sebuah kesempatan dan ingin mendekatinya.

Pada saat itu, Han Sen dan Zhang Danfeng juga secara kebetulan datang ke sana. Ketika mereka melihat Han Hao, Zhang Danfeng ingin menyapanya maka Han Sen harus mengikutinya.

Sebelum Zhang Danfeng menyelesaikan kalimatnya, Han Yumei mendorongnya dan Han Sen dan berkata berkata dengan kasar, "Kalian berdua menjauhlah dari anakku. Terutama kau, Han Sen, kau memiliki reputasi yang jelek di Tempat Penampungan Baju Baja, jadi jangan melibatkan sepupumu. Jangan pernah berkata kau mengenalnya. Atau aku akan mendatangi keluargamu."

Han Yumei kemudian berjalan menuju Lin Beifeng dengan Han Hao.

Zhang Danfeng tertegun dan bertanya kepada Han Sen, "Apa? Kau dan Han Hao berada dalam tempat penampungan yang sama?"

Han Sen mengangguk, "Ayo pergi ke tempat yang sepi dan aku akan menjelaskannya kepadamu."

Setelah mendengar perkataan Han Yumei, Han Sen tahu bahwa Han Hao telah menceritakan kepadanya tentang apa yang terjadi dalam Tempat Penampungan Baju Baja.

Han Yumei dan Han Hao akhirnya dapat mendekati Lin Beifeng. Ketika Lin Beifeng secara kebetulan melihat ke arah mereka, Han Yumei berkata dengan tergesa-gesa, "Tuan Lin, ini adalah anakku Han Hao. Dia berada dalam tempat penampungan yang sama denganmu…"

Lin Beifeng bertingkah seolah-olah tidak mendengarnya dan berjalan melewatinya dan anaknya. Han Yumei tercengang dan melihat Lin Beifeng meninggalkannya.

Lin Beifeng berjalan lebih cepat dan lebih cepat ke arah Han Sen dan Zhang Danfeng yang akan pergi. Dia meraih tangan Han Sen dan berteriak, "Sen, aku akhirnya menemukanmu. Kakak, aku sangat merindukanmu."

Lin Beifeng kemudian memeluk Han Sen dengan erat.

Han Yumei dan Han Hao keduanya terkejut. Mereka tidak tahu bagaimana Lin Beifeng dapat mengenal Han Sen dan memanggilnya kakak.

Han Sen mendorong Lin Beifeng dan cemberut, "Mengapa kau ada di sini?"

Lin Beifeng sama sekali tidak merasa tersinggung dan cepat-cepat menawarkan rokok kepada Han Sen dan Zhang Danfeng. Dia berkata dengan penuh semangat, "Saya kesini untuk mencarimu. Aku dengar kau tinggal di Planet Roca jadi aku datang ke sini. Tetapi aku tidak memiliki alamatmu dan saya harus bertanya kemana-mana. Sekarang aku telah menemukanmu, kau harus mencariku di masa depan."

Han Sen melihat semua orang melihat ke arahnya dan berkata kepada Lin Beifeng, "Kita jangan bicara di sini. Kita dapat berbincang-bincang nanti."

Han Sen dan Zhang Danfeng keluar, dan Lin Beifeng cepat-cepat mengikutinya. "Sen, pesawatku diparkir di luar. Biarkan aku mengantarmu."

Han Yumei dan Han Hao mengamati Lin Beifeng dengan ceria mengikuti Han Sen kemana-mana dan tidak dapat mempercayai bahwa dia adalah tuan muda yang anggun yang mereka lihat dalam pesta.

"Han Hao, apakah benar itu adalah Han Sen yang berbicara dengan Tuan Lin?" Han Yumei masih tidak dapat mempercayai matamua sendiri dan bertanya kepada Han Hao setelah mereka keluar dari Gedung.

Han Hao menggertakan giginya dan berkata, "Betul, itu adalah dia."

"Bagaimana bisa Tuan Lin mengenalnya dan begitu menghormatinya?" tanya Han Yumei.

"Tidak ada yang hebat dengannya. Dia hanya seorang gigolo, menggunakan koneksi wanita." Han Hao menghina keponakannya karena dia merasa sangat iri.

"Apa? Bukankah kau mengatakan bahwa dia telah menyinggung seorang wanita yang berkuasa dalam Tempat Penampungan Baju Baja dan dia mengalami masa-masa yang sulit?" tanya Han Yumei.

"Jika bukan karena menjadi mainan Qin Xuan, bagaimana mungkin Tuan Lin mengenal seseorang seperti dia?" Han Hao kemudian menceritakan pengalaman-pengalaman Han Sen, menambahkan imaginasinya di sana sini.

"Pantas saja dia bisa mendapatkan dua juta dolar. Seorang gigolo! Aku sejak dulu merasa dia adalah seorang momok, aib dalam keluarga kita. Nenek moyang kita pasti akan merasa sangat marah kalau mereka mengetahuinya…" kata Han Yumei dengan kejam.

Kedua ibu dan anak meninggalkan gedung dengan penuh rasa iri dan marah. Melihat Lin Beifeng membukakan pintu pesawat untuk Han Sen dan Zhang Danfeng, muka mereka semakin merah padam.