75 Satu di Antara Seratus

"Jangan takut, Dollar hanya sendirian dan kita dapat bekerja sama untuk menyingkirkannya dulu," seorang anak muda mengenakan perkakasnya dan berkata.

"Tepat, mari kita singkirkan dulu si malaikat kecil." Seseorang menatap Han Sen dengan serakah, seolah-olah dia sedang melihat seorang wanita telanjang.

"Ha-ha, Dollar. Aku adalah penggemar beratmu, jadi saya akan lembut padamu."

"Dollar, jangan lari, terimalah tinjuku…"

Tiba-tiba hampir seratus orang di panggung semuanya menghantamkan dirinya pada Han Sen sambil berteriak histeris.

"Persetan! Apa-apaan ini? Bukankah penggemarku seharusnya melindungiku dan bukan memukulku…" pikir Han Sen.

Walaupun orang-orang ini tampak berbahaya, mereka tidak memiliki senjata sama sekali. Tidak ada yang berani mencoba untuk terlibat dalam pertarungan sengit dengan Han Sen.

Pada dasarnya, orang yang lebih kuat telah mendaftar relatif lebih dahulu. Mereka yang menunggu sampai saat ini untuk mendaftar biasanya relatif lemah atau orang baru di Tempat Suci Para Dewa.

Han Sen juga tidak menggunakan senjata sama sekali. Melihat tinjuan orang pertama hampir mengenai wajahnya, Han Sen bergerak sedikit untuk menghindar. Menggunakan tangannya sebagai pisau, Han Sen menyerang balik dengan Badai Pedang.

Orang itu tidak memiliki waktu untuk menanggapi sebelum dia terluka di bagian belakang leher dan langsung jatuh ke tanah.

Han Sen bergerak seperti angin, menebaskan tangan pisaunya. Dia hampir dapat selalu menyingkirkan lawannya hanya dengan satu ayunan. Kemanapun dia pergi, orang-orang terlempar seperti tempat kejadian setelah angin topan.

Hal yang terbaik dari mempelajari Hantu yang Menghantui adalah Han Sen sekarang mengetahui berbagai aspek dari tubuh manusia. Walaupun dia tidak menggunakan Hantu untuk Menghantui, dia masih dapat menggunakan Badai Pedang dengan tepat sehingga tidak ada orang yang terluka parah ketika mereka dikalahkan.

Melihat hampir seratus lawan dikalahkan oleh Han Sen, banyak yang tersenyum dan memilih untuk berhenti setelah mereka berdiri.

"Dollar tak ada tandingannya."

"Dollar kaulah malaikatku, kau sungguh tampan."

"Aku bersedia melahirkan anakmu, Dollar!"

Di bawah panggung, para penonton hiruk pikuk dalam kegembiraan.

Ketika lawan terakhir keluar dari panggung, Han Sen merasa puas dengan dirinya sendiri dan melambai ke arah para penonton. Dia berpikir, "Tampaknya aku juga berpotensi menjadi seorang bintang. Haruskah aku berkata 'berikan aku sepuluh lagi' sekarang? Tidak apa, apa artinya sepuluh bagiku? Aku telah mengalahkan seratus."

Han Sen secara otomatis masuk ke ronde berikutnya. Tepat pada saat dia berjalan keluar dari aula persilatan, dia melihat beberapa gadis muda berlari ke arahnya, menawarkannya sebuah pena. Mereka bertanya dengan suara yang bergematar, "Dollar, bolehkah kami mendapatkan tanda tanganmu?"

Han Sen tertegun karena dia tidak menyangka hal ini.

Untungnya, tidak lama kemudian dia kembali sadar dan mengambil pen sambil berkata iya.

Tetapi pada detik berikutnya, Han Sen merasa tersipu. Gadis-gadis kecil ini hanya memberikannya sebuah pena, tetapi tidak memberinya kertas apapun. Dimana dia harus tanda tangan?

"Dimana aku tanda tangan?' Han Sen bertanya dengan suara serak.

"Dollar, dapatkah kau tanda tangan di sini?" Seorang gadis sintal mengeluarkan payudara dari balik bajunya.

Han Sen hanya seorang anak muda, dan hidungnya hampir mimisan karena pemandangan ini. Berkat telah melatih Kulit Giok diam-diam, Han Sen dapat menenangkan dirinya dan menandatangani "Dollar" di atas pakaian ketat gadis itu.

"Dollar…Dollar..tanda tangan di sini…"Lebih banyak lagi gadis yang berhamburan keluar, berebutan. Beberapa bahkan mengeluarkan bokongnya untuk ditandatangan olehnya.

Setelah menandatangani beberapa, Han Sen membalikkan badan dan melihat dirinya dikelilingi oleh kerumunan.

Seorang pria dengan tinggi hampir enam kaki menaikkan lengannya dan melenturkan otot-ototnya pada Han Sen, berteriak dengan suara yang memendam, "Dollar, tolong tanda tangan di sini…"

Han Sen akhirnya keluar dari aula persilatan dan terkejut melihat Anak Surga, Pria Peninju dan Qin Xuan menunggunya di sana.

"Dollar, selain lisensi untuk membeli bagian Kelas-S, apakah kau mempertimbangkan opsi lainnya?" Aku dapat menukarkan jiwa binatang mutan dan sejumlah uang denganmu," Pria Peninju berkata.

"Maaf, aku tidak mempertimbangkan hal lainnya," kata Han Sen.

Anak Surga berdiri di samping dan tidak berkata apapun. Walaupun dia memiliki apa yang diinginkan oleh Han Sen, dia tidak bersedia menukarkannya untuk daging makhluk mutan. Jika makhluk berdarah sakral, mungkin akan berbeda.

"Dollar, jika kau memiliki 30 mahkluk mutan, aku akan membuat kesepakatan denganmu. Bagaimana kelanjutannya?" tanya Qin Xuan.

"Jika kau mempercayaiku, kau dapat mentransfer lisensi pertama kepadaku dan aku akan mengirimkan barangnya kepadamu nanti. Atau, kita dapat menjadwalkan waktu untuk bertemu langsung," balas Han Sen.

"Oke, marilah kita tetapkan jadwalnya kalau begitu. Aku memerlukan waktu untuk mendapatkan lisensi pembelian Kelas S untukmu," kata Qin Xuan.

"Bagus sekali," Han Sen mengangguk.

"Kalau begitu, marilah kita bicarakan pada perjalanan pulang." Qin Xuan yang bijaksana meminta komplotannya untuk membuka jalan untuk Han Sen.

Setelah membuat perjanjian dengan Qin Xuan, Han Sen telah berada di luar Tempat Penampungan Baju Baja. Dia berterima kasih pada Qin Xuan, memanggil sayapnya untuk terbang ke dalam pegunungan dan menghilang dalam sekejap.

Han Sen tidak meragukan kemampuan Qin Xuan untuk mendapatkan lisensi Kelas S. Ruang Orang Suci adalah semi militer. Dengan latar belakang keluarga militernya yang terkemuka, tidak sulit baginya untuk mendapatkan sebuah lisensi.

Setelah berjalan dalam pegunungan selama beberapa saat, Han Sen menggunakan identitas aslinya untuk kembali ke tempat penampungan. Dia kembali ke ruangannya dan membungkus ulang daging 30 penyengat hitam mutan dalam sebuah tas, siap untuk menukarkannya dengan Qin Xuan besok.

Sisa daging penyengat hitam telah dikeringkan oleh Han Sen. Dia tidak berencana untuk menjualnya karena dia akan menyimpannya untuk Meowth.

Transaksi berlangsung dengan lancar. Han Sen memperoleh lisensi Kelas S dan teleportasi keluar dari Tempat Suci Para Dewa. Dia ingin membeli seni geno hiper canggih untuk dilatih ibu dan adiknya.

Sekembalinya ke rumah, Han Sen masuk ke Jaringan Langit dan menuju ke situs Ruang Orang Suci. Dengan menggunakan lisensi Kelas S, Han Sen masuk ke komunitas online resmi dari Ruang Orang Suci, yang tidak dapat dimasuki oleh sebagian besar orang. Dia kemudian masuk ke bagian yang paling canggih, bagian kelas S.

Ada banyak seni hiper geno dalam bagian Kelas S. Walaupun isinya tidak dapat ditelusuri, masing-masing ada deskripsi terperinci. Han Sen membaca deskripsi dengan hati-hari. Setiap lisensi hanya dapat digunakan untuk membeli satu seni geno hiper, jadi dia harus berpikir matang-matang.

Penyengat hitam mutan hanya dapat dijual pada kesempatan ini, karena nilainya akan menurun jika ada terlalu banyak di pasaran. Bahkan jika Han Sen berburu lebih banyak penyengat hitam mutan, tidak ada yang akan bersedia untuk menukarkannya dengan lisensi Kelas S lagi.