Ji Yanran juga telah mempersiapkan diri untuk Kejuaraan Bintang dan menghabiskan banyak waktu untuk berlatih setiap hari. Dia tidak menduga akan melihat Han Sen lagi.
Dia melihat Han Sen dan tidak berkata apa-apa. Karena dia tidak muncul, artinya dia sudah mengaku tidak cukup bagus and dia tidak ingin menggali lebih dalam.
Han Sen duduk di seberangnya dan berkata, "Waktu itu aku berhalangan. Karena tidak punya nomormu, aku tidak dapat memberitahumu, dan aku sungguh-sungguh minta maaf."
"Mengapa pria selalu punya banyak alasan?" kata Ji Yanran.
Han Sen membuka mulutnya dan merasa sulit untuk menjelaskan. Dia memang tidak muncul maka tidak ada alasan yang cukup baik.
"Bisakah kita bertanding besok?" Han Sen berpikir sejenak dan memutuskan dia hanya dapat membuktikan dirinya sendiri dengan kemampuannya.
"Lupakan saja, aku tidak mau dipermainkan lagi." Ji Yanran sudah mencap Han Sen sebagai penipu dan tidak ingin berlarut-larut dengannya.
Ketika Han Sen ingin menjelaskan, beberapa murid datang menghampiri mereka. Salah satunya melihat Han Sen dan bertanya pada Ji Yanran, "Yanran, siapa dia?"
"Murid batu, aku tidak tahu namanya." Ji Yanran tidak memberitahu Li Yufeng tentang Han Sen, takut Li akan mencari masalah.
Li Yufeng mengangguk dan bertanya pada Han Sen, "Kau berada di departemen mana?"
"Panahan," balas Han Sen dengan santai.
Seorang pria kurus di samping Han Sen, melingkarkan lengannya di pundak Han dan berkata sambil menyipitkan matanya, "Kakak, kalau kau mau mencari pacar, kau harus lebih pintar. Sekarang ini adalah presiden kita. Berani-beraninya kau?"
"Siapapun dapat mengejar seorang wanita cantik. Mengapa saya tidak boleh?" Han Sen tampak polos.
Pria kurus itu menyeringai, meletakan sebuah bola di meja dan mengambil sebuah cangkir untuk menutupi bola.
Mengambil dua cangkir tambahan dan membalikkannya lalu dia mulai mengacak ketiga cangkir dengan cepat.
Setelah beberapa saat, pria kurus ini tersenyum pada Han Sen, "Jika kau dapat memberitahu bola itu berada di bawah cangkir mana, kau dapat kencan dengan siapapun yang kau pilih. Jika tidak, menyingkir dan jangan perlihatkan wajahmu di hadapan presiden kita lagi."
Ji Yanran tidak menghentikan pria kurus itu, karena dia merasa tertarik untuk mendengar jawaban Han Sen. Pria kurus ini memiliki kecepatan di antara 3 besar dalam Perkumpulan Tangan Dewa. Tidak mudah untuk menebaknya.
Han Sen memandang pria kurus itu, meletakkan tangannya pada sebuah cangkir sambil tersenyum. Pria kurus itu merasa sangat senang.
Tetapi Han Sen tersenyum dan berkata, "Tidak ada apa-apa di bawah cangkir ini."
Kemudian Han Sen mengangkat cangkir itu dan tidak ada apa-apa di bawahnya.
Han Sen meletakkan tangannya di cangkir yang lain, memukulnya dan berkata," Juga tidak berada di bawah ini."
Cangkir itu diangkat lagi oleh Han Sen, dan tidak ada apa-apa di meja.
Han Sen menempatkan jarinya pada cangkir terakhir dan berkata sambil tersenyum, "Tidak perlu memberitahumu tentang yang satu ini."
Pria kurus dan yang lainnya merasa malu dan bahkan Ji Yanran menatap Han Sen dengan penasaran, tidak menduga dia akan sebagus ini.
"Kau beruntung hari ini. Jangan biarkan aku melihatmu lagi," bentak pria kurus itu.
"Kau pikir ini sudah selesai?" Han Sen menatap pria kurus itu dan tersenyum. Dia bukan orang yang tidak melawan setelah dilecehkan.
"Apa yang kau inginkan?" Pria kurus itu menatap Han Sen.
Tanpa berkata sepatah kata, Han Sen meletakkan tiga cangkir terbalik di hadapannya dan menutup bola dengan salah satu cangkir seperti yang dilakukan oleh pria kurus, lalu dengan cepat mengacak ketiga cangkir.
Ji Yiran, Li Yufeg dan pria kurus semuanya mengetahui apa yang ingin dilakukan oleh Han, tetapi merasa dia mencoba untuk mengajari ikan caranya berenang.
Kecepatannya jauh lebih lamban daripada pria kurus, jadi pria kurus pun mendengus.
Han Sen bertingkah seolah-olah dia tidak mendengarnya dan meneruskan untuk mengacak cangkir. Lalu dia berdiri dan melihat pada kerumunan orang-orang. "Seperti yang kau katakan, jika kau dapat menebaknya dengan tepat, aku tidak peduli dengan apa yang kau lakukan. Jika tidak, enyah dari sini dan jauhi Ji Yanran."
Pria kurus itu menyeringai, menjulurkan tangannya dan hampir mengangkat salah satu cangkir. "Kau tidak memahami kemampuanmu, ya?"
Han Sen menghalangi tangan pria kurus, dan pria itu menatap Han Sen dengan marah, "Apa yang kau lakukan?"
Han Sen menatap pada Li Yufeng, tersenyum dan berkata, "Aku hanya ingin mengetahui apakah kau yakin bahwa kau dapat mewakili semua orang di sini? Jika tidak, tolong tunjukkan padaku siapa yang dapat melakukannya."
Pria kurus itu tiba-tiba memandang Li Yufeng. Walaupun dia merasa yakin, dia tidak tahu apakah dapat mewakili Li Yufeng.
Li Yufeng berkata dengan tenang, "Angkat saja."
Mendengar persetujuan dari Li Yufeng, pria kurus itu merasa bangga. Dia berkata pada Han Sen dengan sombong. "Nak, aku sekarang akan menunjukkan siapa pakar yang sebenarnya. Ada di bawah cangkir ini."
Pria kurus itu mengangkat cangkir yang berada di tengah, dengan penuh percaya diri.
Tetapi setelah cangkir diangkat, semuanya tertegun, pria kurus itu terlihat ketakutan. Tidak ada apa-apa di bawah cangkir itu.
"Tidak mungkin, ini tidak mungkin!" Pria kurus itu membelalakan matanya dan melihat ke dalam cangkir yang dia pegang. Tidak ada apa-apa.
Ji Yanran juga merasa heran, karena dia pikir bahwa bola seharusnya berada di cangkir tengah. Bagaimana mungkin bola itu menghilang?
"Kalau kau tidak percaya, aku akan memberikan kau sekali kesempatan lagi untuk mencobanya. Pilih yang lain," Han Sen menunjuk pada kedua cangkir yang tersisa di atas meja, dan berkata pada Li Yufeng.
Li Yufeng mendengus dan meletakkan tangannya di salah satu cangkir. "Tidak ada apa-apa di sini."
Li Yufeng mengikuti cara Han Sen. Karena bola tidak berada di tempat yang seharusnya, dan tidak mungkin bola itu tidak berada di bawah salah satu cangkir itu, satu-satunya kemungkinan adalah Han Sen menggunakan cara lain untuk menyembunyikan bola itu. Oleh karena itu, kedua cangkir yang tersisa seharusnya juga kosong.
Tetapi ketika Li Yufeng mengangkat cangkir, dia tersentak, karena bola berada di bawah cangkir itu.
Pria kurus dan yang lainnya tertegun. Kalau Han Sen hanya menyingkirkan bola, mereka tidak akan begitu terkejut, karena itulah yang dilakukan pria kurus. Dan seharusnya tidak ada apa-apa di bawah semua cangkir. Namun, bola memang berada di bawah cangkir yang lain, hal ini membuat semua orang tercengang.
Ji Yanran menatap Han Sen dengan heran dan tidak mengetahui bagaimana dia melakukannya.