Begitu dia berubah menjadi ratu peri, Han Sen merasa sekelilingnya melambat. Semua binatang bersayap hitam mutan tampak bergerak lambat.
Melihat binatang mutan pertama mendekat, Han Sen menaruh tangan di kepalanya dan melompatinya, sambil memotong lehernya dengan belati.
"Binatang bersayap hitam mutan terbunuh. Jiwa binatang bersayap hitam mutan diperoleh. Makan dagingnya untuk mendapatkan nol hingga sepuluh poin geno mutan."
Han Sen tidak peduli dengan suara itu. Tanpa henti, dia menginjak binatang mutan itu dan menghempaskannya ke tanah.
Dengan pijakan itu, Han Sen segera mendekati binatang mutan lainnya, memenggal kepalanya dengan belati. Dia lalu mendorong binatang berikutnya untuk melompat naik dan menghindari serangan dua binatang lainnya.
Huangfu dikejutkan oleh gerakan Han Sen yang begitu cepat di udara.
Gerakan yang halus dan caranya membunuh membuatnya sulit percaya kalau dia itu manusia. Sebelumnya Huang Fu belum pernah melihat seseorang yang bisa mencapai tingkat seperti ini di Tempat Suci Para Dewa Pertama.
"Aku tidak pernah mendengar ada orang seperti ini di Penampungan Baju Baja." Huangfu berpikir Han Sen pasti salah satu dari yang Terpilih, tetapi dia bahkan tidak ada di babak akhir.
Lalu kemudian dia berpikir bahwa meski Han Sen mengesankan, Dollar lah yang mewakili Penampungan Baju Baja tahun ini. Karena itu, wajar saja Han Sen tidak menjadi andalan di penampungannya.
Saat dia tengah berpikir, Huangfu tiba-tiba melihat Han Sen melompat dari belakang binatang mutan dan mengeluarkan busur tanduknya, sambil menembakkan panah dan mengikutinya agar bisa mendekati raja binatang bersayap hitam sakral yang memimpin serangan para binatang.
Saat ini Han Sen begitu dekat dengannya. Raja binatang itu memekik dan terbang lebih tinggi lagi, mengepakkan sayap merah raksasanya, membuat panah Han Sen meleset.
Han Sen tetap tenang dan menarik tali busur di tangannya. Sekali lagi dia menarik busur dan menembakan panah yang membawanya ke raja binatang tersebut.
Sekarang dia lebih dekat lagi. Dia menebas leher raja binatang itu dengan belati.
Menyadari bahwa sudah terlambat untuk terbang menjauh, raja binatang meraung dan menggenggam belati itu dengan kaki merahnya, mencegahnya bergerak lebih leluasa.
Dan kaki satunya mencakar wajah Han Sen bagaikan halilintar.
Han Sen melepaskan belati itu dan menggenggam tangannnya dengan kedua tangan. Bagaikan ular, dia melilit tubuh raja binatang itu menggunakan Hantu Menghantui. Dengan satu putaran, dia mematahkan salah satu jarinya.
"Grahhh" raung sang raja binatang bersayap hitam sakral sambil mengepakkan sayapnya dan berputar, menginginkan Han Sen lepas dari punggungnya.
Tidak peduli bagaimana dia menggoyangkan badan, Han Sen menempel di punggungnya dan tak tersentuh.
Mendengar pekikan raja binatang, para binatang bersayap hitam kembali untuk menolongnya. Tiba-tiba, seluruh binatang yang mengepung Wang Mengmeng dan Huangfu Pingqing pergi menyelamatkan raja mereka dan menyerbu Han Sen.
"Kak, ayo pergi!" panggil Wang Mengmeng dari punggung beruang besar putih miliknya sambil berlari ke arah perbatasan gurun.
"Kau tidak menunggu dia?" Huangfu menatap Wang Mengmeng, merasa ganjill. Han Sen pergi ke sana untuk menyelamatkan Wang dan dia pergi begitu saja.
Wang Mengmeng berkata dengan tenang, "Orang lain mungkin tidak bisa, tapi kakak Han bisa. Aku hanya akan jadi beban untuknya jika aku tetap di sini. Saat kita sampai di tempat yang aman, dia akan datang padaku.
Huangfu terdiam. Walau Han Sen memang sangat kuat, kepercayaan Wang Mengmeng sepertinya terlalu besar. Di sana ada segerombolan binatang dengan raja berdarah sakral. Huangfu tidak percaya Han Sen bisa kembali dengan mudah.
"Kak, kita harus pergi." Wang Mengmeng berkata dan menyuruh beruang putihnya untuk menambah kecepatan.
Sekilas memandang para binatang bergerak di langit bagaikan awan, Huangfu mengikuti Wang Mengmeng dengan perasaan yang berkecamuk. Banyak yang ingin dia tanyakan.
Melihat para gadis itu pergi, Han Sen merasa lega. Han Sen berubah menjadi dirinya kembali dan mengenakan baju pelindung kumbang hitam. Masih menempel di punggung raja binatang berdarah sakral, dia berulang kali menghantam belakang kepalanya.
Raja binatang berdarah sakral cukup kuat. Dengan poin geno Han Sen saat ini, kekuatannya cukup besar. Akan tetapi, raja binatang tampak memar setelah menerima puluhan pukulan darinya. Memekik kesakitan, dia pun menenggelamkan diri ke dalam tumpukan pasir di bawahnya.
Han Sen berpikir, "Apa dia kehilangan akalnya?"
Sambil berpegangan pada raja binatang dengan tangannya, Han Sen berencana mengambil nyawanya saat dia di dalam pasir.
Akan tetapi, tempat mereka mendarat penuh dengan pasir yang bergerak. Raja binatang dan Han Sen jatuh cukup dalam.
Di bawah perlindungan baju pelindung berdarah sakral, Han Sen tidak menerima benturan keras.
Dukk!
Han Sen dan raja binatang jatuh di atas batu. Sambil menahan sakit, Han Sen mendongak ke atas dan terkejut mengetahui mereka berada di dalam gua bawah tanah.
Han Sen tidak tahu berapa besar gua tersebut. Bebatuan tajam di dalamnya begitu tinggi menyerupai pencakar langit. Banyak sulur yang menjalar menyelimuti bebatuan itu, dan terdapat sungai bawah tanah di sana.
Dan di sekeliling batu dan sulur tersebut, cahaya biru seperti bintang ada di mana-mana. Mereka menerangi gua gelap itu dan dengan daya penglihatan Han Sen, dia bisa melihat segalanya dengan jelas.