Chapter 3 episode 3

" Ada cerita apa ini." Ucap tuan besar ikut nimbrung.

" Ini pa, sebentar lagi anniversary kita dan mama minta kado sama Ziko, kadonya pernikahan sebuah pernikahan." Jawab Nyonya Amel.

Tuan besar hanya menjawab Hemm.

" Pa kenapa hanya di jawab Hem saja sih."

Nyonya amel merengek sekaligus kesal dengan jawaban suaminya seperti tidak mendukung.

Tidak selang berapa lama penjaga datang

" Nyonya ada tamu, katanya dari Zira boutique."

" Oh iya saya ada janji dengan Zira boutique, suruh masuk." Ucapa Nyonya Amel memberi perintah.

Penjagapun berjalan keluar memanggil tamu majikannya.

" Ingat ziko pembicaraan kita belum selesai."

" Hemmm." Ucap Ziko malas.

Di luar mansion Zira sudah kepanasan sambil menunggu penjaga yang belum juga kunjung datang. Dia mengipasi wajahnya dengan kertas yang di bawanya.

Penjaga berlari dan berkata.

" Nona silahkan masuk Nyonya Amel sudah menunggu."

" Baik." Jawab Zira.

Zira mengikuti penjaga tersebut dari belakang. Dia sampai tertegun melihat mansion yang indah tersebut dan juga melihat semua penjaga yang badannya hampir sama tegap dan besar.

" Ini penjaga kembar semua ya? Badan dan wajahnya hampir mirip semua." Gumam Zira pelan sambil tersenyum tipis.

Zira sampai di dalam mansion. Matanya melirik setiap sudut mansion, sambil berjalan mengikuti penjaga. Sampai berhenti di salah satu ruangan. Disana ada 3 orang yang lagi berbicara dan Zira tidak tau apa yang di bicarakan mereka, sampai akhirnya mereka terdiam melihat kedatangan Zira.

Nyonya Amel memperhatikan Zira dari atas sampai kaki, bukan hanya Nyonya Amel tuan besar dan tuan muda juga memperhatikan nya. Dia bingung sambil melihat penampilannya. Menurutnya ada yang salah dengan penampilannya.

" Saya dari Zira boutique." Ucap Zira memperkenalkan diri, untuk menyudahi tatapan mereka semua kepadanya.

" Oh iya saya Nyonya Amel, ini suami saya Tuan Raharsya dan ini anak saya tuan muda Zikoiko Raharsya." Sambil mengulurkan tangannya bersalaman kepada Zira.

Di dalam benaknya ternyata Nyonya Amel tidak seketus yang di bayangkannya. Orangnya ramah dan mau mengulurkan tangannya kepada Zira. Karena Zira memang ragu memulai untuk berjabat tangan. Sampai akhirnya Nyonya Amel yang memulai duluan.

Tuan besar juga mau berjabat tangan dengannya. Hanya Ziko yang tidak mau berjabat tangan dengannya. Ziko hanya memandang sinis kearah wanita didepannya.

" Saya memanggil kamu ke sini nona Zira, untuk mendesign baju untuk kami sekeluarga. Karena sebentar lagi wedding anniversary saya." Ucap Nyonya Amel menjelaskan.

" Baik nyonya. Kalau boleh tau apa tema pesta nanti Nyonya."

" Garden party."

" Baik. Kapan pestanya akan berlangsung Nyonya?"

" Dua minggu lagi."

Zira kaget dan terbelalak karena waktunya tinggal sedikit, dan bingung harus memulainya.

" Saya mau kamu merancang busana saya dan keluarga. Dan kamu harus menyerahkan hasil rancangan kamu besok."

Zira kaget dan sekali lagi matanya yang indah melotot dan hanya bisa menjawab dengan kata. " Baik."

Pembeli adalah raja dan ratu batinnya.

Tuan muda hanya melirik dan senyum menyeringai seperti mengerti apa yang di derita gadis di depannya.

Zira memberanikan diri bertanya kepada wanita paruh baya itu.

" Maaf nyonya bisa tidak waktu penyerahan design di tambah waktunya. Karena kalo satu hari terlalu pendek waktunya."

" Hemmm, baiklah saya kasih kamu waktu besok paling lambat jam 12 malam."

Zira melotot lagi dan tidak bisa habis pikir dengan jalan pikiran Nyonya besar di depannya.

" Hello readers ini adalah novel pertama author mohon maaf jika ada typo atau pun kesalahan yang lainnya, mohon berikan like dan dukungan nya , dan silahkan pilih episode favorit kalian, terimakasih "