" Ya aku mengambil peluang di atas penderitaanmu." Ucap Ziko tersenyum licik.
Ziko berjalan menuju sofa meninggalkan Zira yang masih bengong. Ziko menyandarkan kepalanya di pinggir sofa sambil memejamkankan matanya .
" Hey Tuan awas kalo kamu berani menyentuhku lagi akan aku pastikan itumu pulang tak berbentuk." Ancam Zira .
Ziko tidak suka dengan ucapan Zira. Ucapan Zira seperti mengancam dirinya
" Jangan pernah kamu mengancamku." Bentak Ziko.
Zira tidak gentar dengan ancaman Ziko. Dia malah menantang Ziko balik.
" Cih cuma masalah itu aja harus di perpanjang." Gerutu Zira.
Zira merasa kesal dengan semua tingkah Ziko. Setiap ucapan Zira selalu salah di matanya.
" Dasar cabe." Gerutu Zira.
Ziko mencoba menelaah ucapan Zira.
" Apa yang cabe?" Ucap Ziko penasaran.
" Kamu cabe." Ucap Zira sambil menunjuk ke arah Ziko.
Kevin yang mendengar tertawa terbahak bahak. Zira sangat kocak dalam berkata-kata.
Mendengar Kevin tertawa Ziko langsung melempar bantal sofa ke arah Kevin.
" Diam kamu." Ucap Ziko sambil melempar bantal sofa.
Kevin langsung diam dia khawatir akan ada lemparan mendadak kalo dia masih tertawa.
Ziko berjalan mendekati Zira yang sedang berdiri di pojok. Ziko memegang tangan Zira.
" Lepaskan." Zira melepaskan tangan Ziko seraya berjalan menjauh dari Ziko. Zira harus berjaga - jaga jika ada serangan mendadak dari Ziko.
" Aku tidak suka kamu menyebutku cabe." Ucap Ziko tegas.
Zira menggaruk - garuk kepalanya yang tidak gatal. Di pikiran Zira hanya masalah kata cabe bisa jadi serumit ini.
" Jadi kamu mau apa?" Ucap Zira merengek. Zira sudah habis kata-kata dengan Ziko.
Ziko sedang memikirkan sesuatu.
" Ganti kata cabe dengan yang lain." Ucap Ziko cepat.
Zira sedang memikirkan sesuatu yang aneh agar Ziko bisa diam.
" Ubi kayu." Ucap Zira asal.
Ziko tertawa senang.
" Boleh lah ubi kayu. " Ucap Ziko tersenyum menyeringai.
Ziko melirik ke arah Kevin.
" Bagaimana hasil rekamannya?"
Kevin memberikan hasil rekamannya ke Ziko , sambil tersenyum tipis. Kevin memang tau momen kapan harus merekam tanpa harus di perintah ziko .
Ziko melihat hasil rekaman nya ,
"Hemmmmm bagian cabe di hapus." Ucap Ziko cepat.
" Cih dasar manusia es dikit dikit rekam, dikit dikit marah." Gerutu Zira pelan.
Ziko memikirkan sesuatu hal yang lainnya.
" Oh ya nona, kamu masih ada hutang samaku."
Zira membulatkan matanya. Zira masih bingung dengan ucapan Ziko .
" Setiap malam aku mau kamu memasak makan malam untukku di sini." Ucap Ziko sambil menunjukkan jarinya di apartemen.
" Tunggu tunggu, maksud tuan di apartemenku?" Ucap Zira bingung.
Zira masih bingung dengan memasak dan hutang yang di sebutkan Ziko barusan.
" Hello tuan, untuk apa aku memasak, aku bukan pembantumu." Ucap Zira memalingkan wajahnya.
" Untuk membayar hutangmu yang 60 juta apa kamu pikun !!!."
Zira baru mengingat tentang sepatu yang harganya bisa membeli sepeda motor empat unit. Zira tidak menjawab dia merasa sedang di manfaatkan Ziko.
" Atau kamu mau option yang ke dua ? ziko memberi pilihan ke dua .
" Apa itu." Zira penasaran.
" Option ke dua adalah kamu harus memberi kecupan selamat malam kepadaku bagaimana? Ziko memegang dagu Zira.
Zira menepis tangan Ziko dari dagunya.
" Cih, aku pilih option ke satu." Zira berjalan menghindari Ziko. Dia memilih jarak aman dari Ziko.
" Berapa lama aku harus memasak makan malam?"
" Sampai hutangmu lunas." Ucapan Ziko padat dan jelas.
" Aih hello tuan, bagaimana aku tau hutang ku lunas, aku kan tidak mencantumkan nominal di setiap masakanku." Rengek Zira.
" Anggap saja aku makan di warteg, di warteg makan untuk satu orang 50 RB kalo berdua berarti 100 RB, jadi kamu hitung aja berapa bulan kamu masak untuk ku . ziko tersenyum licik .
" hello readers maaf jika ada typo , like episode favorit kalian ya dan komen yang banyak ya " terimakasih