Chapter 81 episode 81

Seperti biasanya setiap malam Bram selalu menghabiskan waktu nya di Club malam. Suara musik hingar bingar. Seorang DJ seksi sedang memainkan musiknya. Musik yang membuat semua orang ingin selalu bergoyang.

Seperti malam - malam biasanya Bram mencari mangsa. Mangsanya para wanita - wanita yang kesepian dan frustasi. Dia melebarkan pandangan kesetiap sudut club. Dia mendapati seorang wanita sedang duduk di depan Bartender.

Dia melangkah kakinya menuju bartender. Tapi tiba - tiba dia menabrak seorang pria dengan perawakan besar dan tinggi.

" Sory. " Ucap Bram.

Dia hendak melangkahkan kaki nya meninggalkan pria tersebut. Tapi bahunya di pegang sang pria.

" Come on. " Ucap Bram.

Si pria langsung memegang kerah baju Bram. Di menyeret Bram dengan satu tangan. Semua pengunjung club hanya melihat tidak menghiraukan karena kejadian seperti itu merupakan hal yang biasa mereka sering melihatnya dalam club.

Bram berusaha meronta.

" Ayolah aku sudah minta maaf. " Ucap Bram sambil tetap berusaha lepas dari genggaman si pria besar.

Pria besar tersebut membawa Bram menuju mobilnya. Bram berusaha untuk lepas tapi tidak bisa di dekat mobil sudah berdiri beberapa orang yang sama - sama menyeramkan.

Tangan dan kaki Bram di ikat, mulut dan mata di tutup. Tubuhnya di lempar ke dalam bagasi mobil. Mobil melaju meninggalkan club menuju rumah tua di tengah hutan.

Rumah tua di tengah hutan adalah tempat berkumpulnya orang - orang kepercayaan Raharsya. Dan rumah tua ini juga di jadikan tempat untuk menyiksa para penjahat yang berusaha menghancurkan Keluarga Raharsya.

Seorang Koruptor di dalam Raharsya group akan di beri dua pilihan. Pilihan yang pertama menyerah kan diri ke kantor polisi, pilihan yang kedua lari sejauh - jauhnya dan jika tempat persembunyian di ketahui oleh orang - orang kepercayaan Keluarga Raharsya maka hukumpun akan berlaku. Mungkin terlihat kejam tapi itu lah hidup tidak bisa menolak takdir tapi masih bisa memperbaiki menjadi lebih baik.

Bram di letakkan di ruangan yang kosong, tangan dan kakinya di ikat ke kursi. Mata dan mulutnya masih tertutup.

Dia di tinggalkan di ruangan yang gelap dan dingin.

Keesokan harinya di mansion.

Pak Budi beserta pelayan lainnya menghidangkan makanan di meja makan. Beberapa menit kemudian semua keluarga turun dan sudah berkumpul di meja makan begitupun dengan Ziko. Biasanya Ziko selalu datang terakhir tapi hari ini dia yang pertama di meja makan.

Mereka menikmati sarapan dengan berbagai menu. Semua diam menikmati sarapan nya tidak ada yang berbicara hanya terdengar suara garpu dan sendok seperti sedang berkelahi.

Sarapan telah selesai pak Budi merapikan meja makan.

" Kamu tidak kekantor hari ini? " Tanya Nyonya Amel.

" Nggak ma, aku hari ini ada urusan di luar. " Ucap Ziko.

" Kak Zira keren ya, aku suka dengan gaya kak Zira. " Ucap Zelin sambil meletakkan kedua tangannya di atas dagu.

" Kenapa kamu tiba - tiba bilang dia keren? " Tanya ziko heran.

" Yah kakak jangan bilang kalo kakak belum liat video viral kak Zira. " Ucap Zelin cepat.

" Ya kakak dah lihat. " Ucap Ziko santai.

" Gimana pendapat kakak? " Tanya Zelin.

" Ya lumayan. " Ucap Ziko santai.

" Ya lumayan lumayan lumannyun kali. " Gerutu Zelin.

" Sudah sudah, Iko seminggu lagi pernikahan kalian, mama harap kamu bisa memperlakukan nya dengan baik. " Ucap Nyonya Amel.

" Jangan pernah kamu membuat nya menangis, kalo sampai kamu membuat dia menangis, Awas kamu. " Ancam Tuan Besar.

Ziko kaget mendengar ancaman dari papanya. Tuan besar tidak pernah memperlakukan Sisil dengan khusus tapi seorang Zira mempunyai tempat khusus di hati kedua orang tuanya.

Ziko pamit kepada kedua orang tuanya. Asisten Kevin sudah menunggu di luar. Mereka pergi meninggalkan mansion menuju suatu tempat.

" Bagaimana persiapan acara nya. " Tanya ziko.

" Sudah 100 persen tuan. " Ucap Kevin.

Mobil melaju dalam beberapa menit sudah tiba di tempat tujuan.

Zira menghubungi salah satu restoran ternama.

" Halo saya Zira dua hari yang lalu saya ada order beberapa makanan di restoran anda, apakah sudah siap? " Tanya Zira.

" Untuk nona zira, ada dua alamat pengantaran ya, satu di Zira Boutique dan yang kedua panti asuhan amal bakti. " Ucap seseorang dari ujung telepon menjelaskan.

" Ya betul. " Ucap Zira membenarkan.

" Untuk pesanan nona sudah dalam perjalanan sesuai alamat yang di tuju. "

" Baiklah terimakasih. " Ucap Zira.

Zira bernafas lega pesanannya telah selesai.

" Lina, nanti kalo ada makanan datang dari restoran Xxxx kamu terima ya, dan bagikan sama semua karyawan. " Ucap Zira memberikan perintah.

" Memangnya ada acara apa mbak? " Tanya Lina.

" Gak ada acara - acaraan hanya syukuran aja. " Ucap Zira cepat.

Zira pergi meninggalkan butik menuju panti asuhan amal bakti. Zira turun dari mobil dan memasuki pekarangan panti. Dia memperhatikan sekeliling panti tidak seperti biasanya. Karena zira sudah hafal dan paham tentang kegiatan anak - anak panti. Zira melangkah kan kakinya menuju ruangan ibu panti.

Zira mengetuk pintu lama tidak terdengar dan Zira mencoba membuka pintu tetapi pintu ruangan ibu panti di kunci.

" Kemana semua anak panti, aku kan sudah menghubungi ibu panti sebelumnya. " Guman Zira pelan.

" Lebih baik aku berkeliling panti. " guman Zira lagi.

Zira mengelilinginya panti dari kamar ke kamar tapi Zira tidak menemukan satu pun anak panti atau petugas panti di sana. Zira tidak putus asa hanya satu ruangan yang belum di lihat Zira yaitu aula.

Zira berjalan menuju aula semua jendela tertutup begitupun dengan pintu juga tertutup. Zira ragu untuk membukanya dia balik badan hendak pergi meninggalkan aula. Tetapi tiba - tiba ada suara doar suara balon pecah. Zira langsung kembali dan membuka pintu. Begitu pintu di buka anak - anak panti menyayikan lagu selamat ulang tahun untuk Zira.

Zira merasa senang mendapatkan kejutan yang istimewa ini. Zira melihat sekeliling aula di belakang dia melihat seorang sosok yang dia kenal yaitu Ziko putra Raharsya.

Ziko jalan kedepan menghampiri Zira.

" Apa kejutan ini semua dari kamu? " Tanya Zira.

" Iya kejutan ini dari aku. " Ucap Ziko.

Zira langsung meneteskan air matanya. Ziko melihat Zira menangis.

" Apa kamu tidak suka dengan kejutan ku? " Tanya Ziko panik.

" Aku suka. " Ucap Zira cepat.

" Lalu kenapa kamu menangis. " Tanya Ziko heran.

" Ini tangis bahagia tau. " Ucap Zira masih dengan menangis terharu.

Ibu panti memberikan selamat kepada Zira diikuti para petugas lainnya dan juga anak - anak panti.

" Terimakasih atas kejutannya tuan. " Ucap Zira menangis langsung memeluk Ziko.

Ziko langsung menyambut Zira dengan memberikan kecupan di dahi Zira.

" Selamat Ulang tahun mulut micin. " Ucap Ziko.

" Ah kamu. " Rengek Zira sambil mencubit badan ziko.

Ziko kembali memeluk Zira tidak ada penolakan sama sekali. Zira merasa senang dengan kejutan yang di berikan ziko.

Kevin mengabadikan kemesraan mereka yang jarang terjadi dan hari ini terjadi dan itu harus di abadikan.

" Like komen dan vote yang banyak ya, bagi yang belum vote di tunggu ya terimakasih. "