Chapter 91 episode 91

Mobil yang di kendarai kevin sudah sampai, mobil memasuki pekarangan mansion. Kevin membuka pintu mobil, Ziko keluar dari mobil dia menunggu Zira di luar mobil tapi Zira belum juga keluar dari mobil.

Ziko menundukkan badannya melihat kedalam mobil.

" Kenapa kamu gak keluar?" Tanya Ziko lagi sambil mengulurkan tangannya.

Zira tidak menjawab dan tidak menyambut uluran tangan Ziko.

" Ayo cepat, apa kamu mau kita ML di sini?" Ucap Ziko cepat.

Zira langsung menyambut tangan Ziko begitu mendengar kata ML. Begitu Zira keluar ziko langsung memeluk pinggang Zira.

Mereka berjalan kedalam mansion. Tanpa pikir panjang Ziko sudah menuntun Zira memasuki kamarnya.

Kamar yang cukup luas bahkan kalo di bandingkan dengan kamar Zira, kamar Zira hanya seperdelapannya dari kamar Ziko. Jadi bisa di bayangkan besarnya kamar Ziko.

Sangking besarnya kamar Ziko bisa di gunakan untuk main bola. Zira melihat sekeliling kamar Ziko. Kasur berukuran king di letakkan di tengah - tengah, ada sofa dan televisi. Dan ada sebuah partisi yang di gunakan sebagai pembatas antara ruang ganti pakaian dan tempat tidur, di ujung ada sebuah toilet mewah dengan bathtubnya.

Zira mencari kopernya keliling kamar tapi dia tidak menemukan kopernya. Ziko melihat tingkah Zira.

" Ngapain kamu mondar mandir seperti itu?" Tanya Ziko cepat.

" Aku cari koperku." Ucap Zira cepat.

Ziko memegang telepon yang ada di atas nakas, kemudian dia memencet tombolnya.

" Halo?" Tanya seseorang dari ujung telepon.

" Pak Budi dimana kamu meletakkan koper Zira." Tanya Ziko.

Ziko langsung mengenali suara yang ada di ujung telepon.

" Maaf tuan ada di dalam lemari sebelah pinggir." Ucap pak Budi.

" Baik." Ucap Ziko cepat.

Ziko langsung menutup teleponnya.

" Kopermu ada di lemari sebelah pinggir." Ucap Ziko cepat.

Zira langsung berlari ke ruang ganti yang di dalamnya sudah ada beberapa lemari berjejer yang menjulang tinggi.

Zira melihat sekeliling lemari.

" Sebelah pinggir mana." Teriak Zira

Karena ruang ganti dan tempat tidur mempunyai space yang besar jadi Zira sedikit berteriak agar suaranya terdengar Ziko.

Ziko tidak menjawab ucapan Zira.

" Mana sih kok nggak jawab." Ucap Zira.

Zira melihat keluar dia mendapati Ziko sedang membuka jasnya di lanjutkan dengan membuka kancing kemejanya satu persatu. Zira menelan salivanya begitu melihat sebagian dada Ziko.

" Aduh dia udah mau buka baju, aku aja belum menemukan alat perangku." Gerutu Zira pelan.

Zira tidak jadi meminta bantuan Ziko. Dia mencari kopernya sendiri. Setiap lemari di bukanya satu persatu tapi dia belum menemukan kopernya.

Ziko tengah berdiri di belakang Zira.

" Sudah ketemu belum?" Tanya Ziko.

Zira langsung terperanjat ketika ada suara seseorang di belakangnya. Ziko sudah berada di ruang ganti hanya menggunakan CD. Ziko tidak merasa malu sama sekali. Dia seperti seorang model celana dalam pria.

Zira menutupi matanya melihat ziko yang hanya menggunakan CD.

" Nih kopermu." Ucap Ziko sambil menyerahkan koper Zira.

Ziko hendak pergi kekamar mandi tapi dia mengurungkan niatnya karena dia melihat Zira sedang menutup mata. Mulai muncul idenya untuk mengerjai Zira.

Ziko berdiri di depan Zira. Zira tidak mengetahui keberadaan Ziko yang sedang berdiri di depannya. Ziko memegang kedua tangan Zira.

" Buka matamu!" Ucap Ziko sambil memegang kedua tangan Zira yang berada di depan mata.

Tangannya Zira sudah tidak berada di depan mata tapi Zira masih tetap menutup kedua matanya.

" Buka matamu!" Ucap Ziko lagi.

Zira masih gak mau membuka kedua matanya. Dia malah semakin merapatkan kedua matanya. Karena Zira tidak mau membuka matanya, Ziko mulai merencanakan ide gilanya.

" Hey mau ngapain kamu." Ucap Zira sedikit berteriak.

Ziko memegang salah satu tangan Zira dan meletakkannya di dada Ziko.

" Aaaaaaah." Zira berteriak sekencang - kencangnya sambil berlari keluar menuju tempat tidur.

Kebalikan dari Zira. Ziko malah tertawa senang telah mengerjai Zira.

" Apa yang kamu lakukan tadi?" Ucap Zira teriak.

" Hahahaha aku hanya menunjukkan kepadamu kalo punyaku asli gak kaleng - kaleng." Ucap Ziko sambil tertawa.

" Alah itu kan karena pake casing coba kalo gak pake casing pasti udah enggak berbentuk." Ucap Zira cepat.

" Owh jadi kamu belum yakin apa perlu aku buka casingnya." Ucap Ziko sambil tersenyum menyeringai.

Zira langsung panik ketika Ziko sudah mulai mendekatinya.

" Iya - iya aku percaya kalo itu gak kaleng - kaleng." Ucap Zira cepat agar terhindar dari marabahaya.

Ziko masih tetap mendekat ke arah Zira.

" Sudah cepat mandi bukannya kita mau ML." Ucap Zira cepat.

Zira terlupa sesuatu bahwa yang di katakannya sama aja, sama - sama mengenai anunya Ziko.

Ziko langsung pergi kekamar mandi mendengar kata ML.

" Aduh nih mulut. Habislah aku malam ini. " Ucap Zira sambil memukul mulutnya.

Ziko masih berada di kamar mandi. Zira mulai merencanakan sesuatu.

" Aha aku akan berlama - lama di kamar mandi kalo perlu aku tidur di kamar mandi. " Guman Zira pelan.

Zira tersenyum - senyum sendiri.

" Tapi kalo dia menggedor pintu kamar mandi gimana dong. " Guman Zira bingung.

" Oh ya aku harus melakukan rencana kedua, dan jika rencana kedua gagal, berarti aku harus merencanakan rencana ketiga. " Guman Zira lagi.

Zira mulai memikirkan rencana ketiga. karena rencana ketiga belum ada dalam daftarnya, jadi dia memeras otaknya untuk menemukan sebuah ide.

" Ya aku tau, aku tersenyum - senyum sendiri pasti si ubi kayu berpikir aku kesurupan, dia kan paling takut kalo aku sampai kesurupan apalagi ini udah tengah malam dan semoga dia tidak menghubungi Mbah Jambrong." Guman Zira.

" Like komen dan Vote yang banyak ya. "