Chapter 100 episode 100

Zira masih memikirkan cara untuk mencicil semuanya, tidak berapa lama Ziko keluar dari kamar mandi dia hanya mengenakan handuk untuk menutupi badannya.

" Waduh kenapa kalo dia seperti itu badanku langsung bergetar padahal tadi sudah ku silent." Guman Zira sambil menelan salivanya.

Ziko melihat Zira sedang memperhatikannya.

" Kenapa apa kamu mulai tergoda?" Tanya Ziko genit.

" Cih siapa yang tergoda, aku cuma mau tanya, itu perut berapa bangun sisinya dan termasuk bangun datar apa?" Ucap Zira cepat.

Sebenarnya Zira tergoda melihat mahluk yang cukup sempurna apalagi seumur - umur dia gak pernah melihat langsung cowok bertelanjang dada, ada yang pernah dia lihat tapi anak kecil.

Zira berusaha untuk menutupi kegugupannya.

" Sekertarisku sudah resign apa kamu mau jadi sekertarisku. " Ucap Ziko sambil mengibas - ngibaskan rambutnya.

Zira membulatkan matanya.

" Aih kamu seperti model iklan shampo." Ucap Zira pelan.

Ziko mendengar ucapan Zira, dia sengaja melakukannya agar Zira tergoda.

" Bagaimana apa kamu mau jadi sekertarisku?" Ucap Ziko sambil membuka handuknya dengan sengaja.

" Aih kenapa, itu mu mengembang seperti itu." Ucap Zira sambil menutup matanya.

Ziko menghampiri Zira yang sedang tutup mata. Dengan cepat dia mengangkat tubuh Zira dan meletakkannya di kasur. Dia menyobek baju Zira.

" Aih kenapa di sobek sih, belum juga di bayar tapi sudah di sobek, apa gak bisa ngomong baik - baik." Gerutu Zira cepat.

Tapi tiba - tiba Ziko berhenti.

" Apa yang kamu pakai? Apa kamu ingin menyumpal itu? " Ucap Ziko cepat.

Zira baru tersadar dengan ucapan Ziko. Zira menepuk dahinya dengan satu tangan.

" Maaf aku sedang datang bulan." Ucap Zira pelan.

" Kenapa kamu gak bilang kalo lagi dapat. " Ucap Ziko marah.

" Bagaimana aku mau bilang kamu sendiri yang nyosor duluan." Ucap Zira pelan.

" Jadi bagaimana dengan ini." Ucap Ziko cepat.

Zira menggelengkan kepalanya. Ziko pergi kekamar mandi menuntaskan pekerjaannya.

Zira memegang dadanya.

" Selamat aku untuk 7 hari ini." Ucap Zira pelan.

Tidak berapa lama Ziko keluar dari kamar mandi. Zira tertawa cekikikan.

" Udah kocok arisannya? Nama siapa yang keluar? " Goda Zira cepat.

Ziko tidak menghiraukan dia merasa malu harus menyelesaikan sendirian di kamar mandi.

" Bagaimana mau nggak kamu jadi sekertarisku? " Tanya Ziko lagi.

" Ya nggaklah backgroundku kan gak disitu. " Ucap Zira cepat.

Ziko membaringkan tubuhnya di atas kasur.

" Sini duduk." Ucap Ziko cepat.

Zira duduk di sebelah ziko.

" Apa kamu sudah tau cara mencicilnya? " Tanya Ziko cepat.

" Karena kamu gak mau uang, aku akan mencicilnya dengan memijatmu setiap hari. " Ucap Zira cepat.

" Itu terlalu ringan untuk mencicilnya. " Ucap Ziko tegas.

" Terus apa?" Tanya Zira bingung.

Ziko memegang kepala Zira dan meletakkan didadanya. Zira tidak menolak sama sekali

" Tuan kenapa jantungmu seperti sedang pacuan kuda?" Ucap Zira cepat.

" Bisa tidak kamu tidak mengalihkan pembicaraan?" Ucap Ziko cepat sambil menarik hidung Zira.

Zira memegang hidungnya.

" Jadi bagaimana cara mencicilnya?" Tanya Zira pelan.

Ziko mulai tersenyum licik.

" Aku mau kamu harus menggantikan posisiku?" Ucap Ziko cepat.

" Maksudnya?" Tanya Zira cepat.

" Setiap malam, aku mau kamu yang memegang peran di sini." Ucap Ziko cepat sambil tersenyum lebar.

Zira langsung membulatkan matanya dengan mulut terbuka. Ziko langsung menutup mulut Zira.

" Tutup mulutmu nanti masuk cicak." Ucap Ziko cepat sambil menutup mulut Zira.

" Tuan apa tidak ada dispensasi?" Ucap Zira memohon.

" Beri alasan agar aku memberimu dispensasi." Ucap Ziko.

Zira mulai berpikir keras untuk mendapatkan ide agar dia selamat dari cicilan kasurnya.

" Begini, aku kan belum tau tentang jurus kungfu menaklukkan kasur." Ucap Zira pelan.

Ziko mulai memikirkan sesuatu.

" Baiklah begini saja, aku akan mengajarkanmu beberapa kungfu menaklukkan kasur." Ucap Ziko cepat.

Zira sebenarnya tidak mau menerima apapun jurus yang di ajarkan Ziko tapi dengan terpaksa dia harus menerimanya.

" Sayang aku hanya melakukannya sekali kan?" Tanya Zira cepat.

" Ya Nggak lah. Kamu harus melakukannya berkali - kali." Ucap Ziko cepat.

Zira mengumpat di dalam hatinya.

" Sudahlah pasrah, pasti nanti anuku sudah tidak berbentuk lagi. Nasib nikah sama over weight. "

Ziko masih memeluk Zira. Dia merasa ingin selalu memeluk tubuh Zira. Entah kekuatan apa yang di tonjolkan dari diri Zira, Zira mempunyai daya tarik sendiri. Beda halnya dengan Sisil, Ziko dahulu pernah mencintai Sisil tapi dia tidak mengalami perasaan yang sekarang dialaminya bersama Zira.

" Sampai berapa lama kamu palang merah?"

Tanya Ziko.

" Maksudnya?" Tanya Zira lagi.

" Itu?" Ziko menunjuk ke arah sensitifnya Zira.

" Owh ini. Kamu mau bertanya normalnya apa abnormalnya?" Tanya Zira lagi.

Ziko langsung menoleh ke arah Zira.

" Memangnya ada juga yang abnormal?" Tanya Ziko cepat.

" Ya adalah?" Ucap Zira cepat.

" Apa itu?" Tanya Ziko lagi.

" Kamu." Ucap Zira cepat sambil cekikikan.

Ziko lagi - lagi menarik hidung Zira.

" Aih kenapa sih suka banget menarik hidungku, nanti kalo lepas gimana? " Gerutu Zira cepat.

" Bukannya kamu bilang ada serepnya di rumahmu?" Ucap Ziko sambil tertawa.

Zira memonyongkan bibirnya ke arah Ziko. Ziko langsung mengecup lembut bibir Zira.

" Cepat aku mau tau berapa lama normalnya? " Ucap Ziko lagi.

" Biasanya tujuh hari." Ucap Zira cepat.

Ziko mulai komat kamit, dia sedang merencanakan sesuatu yang pasti menguntungkan buatnya.

" Baiklah karena hari ini kamu lagi palang merah, sebagai gantinya pada saat kamu sudah bersih, aku mau kamu mengganti semuanya dalam satu hari." Ucap Ziko sambil tersenyum lebar.

" Apa?" Jadi maksud kamu aku harus melakukannya sebanyak tujuh kali dalam semalam?" Tanya Zira cepat sambil membulatkan matanya.

" Iya tujuh di kali tiga." Ucap Ziko lagi.

" Aih kenapa lagi harus dikali tiga? " Protes Zira.

" Eh apa kamu lupa tadi pagi kita melakukannya sebanyak tiga kali dan belum lagi yang kemaren malam waktu aku mencetak gol pertama." Ucap Ziko cepat.

Zira mulai mundur teratur ingin menghindari Ziko. Ziko langsung menariknya.

" Jangan pergi kamu tidak harus menggantinya malam ini masih ada waktu 6 hari lagi." Ucap Ziko sambil tertawa terbahak - bahak.

Zira pun ikut tertawa kecil.

" Ah kamu bisa aja, aku kirain tadi beneran rupanya hanya bercanda." Ucap Zira sambil mencubit lengan Ziko.

" Hey siapa yang bilang bercanda yang aku bilang benar tujuh di kali tiga." Ucap Ziko tegas.

Zira langsung memegang bagian sensitifnya.

" Baiklah Zira, tujuh di kali 3 hanya 21 kali dalam semalam anggap saja kamu lagi beruntung. "

" Baiklah hanya 21 satu kali dalam semalam kecil bagiku." Ucap Zira sambil menunjukkan ujung jari kelingkingnya.

" Siapa yang bilang dalam semalam?" Tujuh di kali tiga di kali tujuh lagi." Ucap Ziko tegas.

Zira langsung menjatuhkan badannya ke atas kasur.

" Jangan bilang kamu pura - pura pingsan." Ucap Ziko lagi.

Zira kembali duduk lagi dan langsung berhadapan dengan Ziko.

" Apa kamu gak kasihan sama aku apalagi sama ini. Nanti kalo punyaku keriput gimana? " Ucap Zira memelas.

" Kalo itumu keriput pake krim anti aging pasti gak akan keriput lagi." Ucap Ziko sambil tertawa terbahak-bahak.

Zira memukuli badan Ziko berulang - ulang.

" Kalo aku gak sanggup gimana?" Tanya Zira lagi.

" Nggak ada kata nggak sanggup. Kalo perlu kamu makan telur setengah matang dan minum jamu, atau makan sekalian bakul jamunya pasti kamu langsung kuat seperti pasukan Avengers." Goda Ziko lagi sambil tertawa terbahak - bahak.

Zira masih mencubit lengan Ziko dengan keras. Kalo ada asisten Kevin pasti momen ini akan di rekamnya.

" Like komen dan vote yang banyak Terimakasih. "