" Bagaimana pa?" Ucap Nyonya Amel.
" Kevin sudah keluar dari Raharsya." Ucap Tuan besar. Nyonya Amel dan Zelin membelalakkan matanya karena tidak percaya. Mereka merasa asisten Kevin orang yang setia.
" Idih kenapa sih asisten Kevin itu, di saat kak Ziko seperti ini, dia malah meninggalkannya." Gerutu Zelin.
" Ini bukan salahnya tapi salah kakakmu." Ucap tuan raharsya sambil menunjuk ke anaknya Ziko.
" Maksudnya papa apa?" Ucap Nyonya Amel
Tuan besar kembali menceritakan semuanya. Dan menceritakan tentang asisten Kevin yang sudah bekerja dengan orang lain.
" Ah itu alasan dia aja kali pa, buktinya cepat banget dia mendapatkan bos baru." Gerutu Zelin lagi.
" Zelin, kita tidak boleh menuduh kalo belum ada bukti, kita harus menunggu penjelasan kakak mu, tentang keluarnya asisten Kevin." Ucap Nyonya Amel menenangkan anaknya.
" Itu benar yang terpenting sekarang menunggu penjelasan dari kakak kamu, dan mama coba hubungi Zira. Ajak bertemu dan bicara kan baik-baik. Papa tidak mau ada perceraian." Ucap tuan besar.
Nyonya Amel menganggukkan kepalanya. Dia mengambil ponselnya mencoba menghubungi menantunya. Beberapa kali di coba tapi tidak bisa terhubung.
" Kenapa ma?" Ucap Zelin.
" Nomor mama tidak bisa masuk sama sekali, seperti di alihkan terus. Coba kamu yang menghubungi?" Ucap Nyonya Amel memerintahkan anaknya.
Zelin menghubungi nomor kakak iparnya. Dan sama semua nomor ponsel keluarga Raharsya sudah di blokir sama Zira. Zira tidak mau berhubungan lagi dengan keluarga itu.
" Enggak bisa juga loh ma." Gerutu Zelin.
" Sepertinya nomor kita semua sudah di blokir Zira." Ucap tuan besar.
" Terus bagaimana cara kita bertemu dengan kakak ipar ma?" Rengek Zelin.
Nyonya Amel memikirkan sesuatu. Di dalam pikirannya Nyonya Amel yang pertama yaitu bertemu Zira di butik.
" Kita bisa bertemu dia di butik."
" Kalo kak Zira ada di butik, kalau engkau ada bagaimana?" Ucap Zelin khawatir. Dia juga tidak menginginkan kakaknya bercerai. Dia sudah merasa nyaman dengan Zira.
" Nanti mama pikirkan lagi." Ucap Nyonya Amel. Nyonya Amel sudah merencanakan akan mengirimkan orang untuk menyelidiki keberadaan Zira jika menantunya tidak ada di butik.
Tuan besar keluar dari kamar. Ada sesuatu pekerjaan yang harus di selesaikannya.
Nyonya Amel duduk pinggir kasur. Sambil mengelus tangan anaknya. Dia merasa sedih melihat anaknya tergeletak seperti itu. Tidak terasa bulir air matanya keluar dari ujung matanya.
" Zira, Zira." Ucap Ziko sambil mata tertutup. Nyonya Amel langsung menenangkan anaknya. Ziko sedang mengigau dengan menyebutkan nama istrinya.
" Ma, kenapa kak Ziko mengigau seperti itu? Bukannya Kak Ziko yang memutuskan perceraian ini tapi kenapa Kak Ziko yang stress seperti ini.
" Mungkin bukan Ziko aja yang stres, mungkin kakak ipar kamu juga stres, tapi karena kita tidak tau saja."
" Tapi ya ma, kalo menurut aku, kalo mereka berdua stres berarti mereka masih saling mencintai, benar enggak ma?" Ucap Zelin cepat.
Nyonya Amel mengangguk-anggukan kepalanya. Ucap anak perempuannya benar. Dan dia akan menyatukan kembali pernikahan anaknya.
Tuan besar menghubungi orang kepercayaannya untuk menyelidiki Kevin. Tuan besar ingin mengetahui siapa bosnya Kevin dan ingin mengetahui apakah mantan asistennya membongkar atau membocorkan semua rahasia Rahasrya group.
Zira masih menunggu kedatangan pengacaranya di ruang keluarga. Ada seorang pelayan yang sedang memijat kepala Zira.
" Nona anda istirahat saja. Saya yang akan menunggu pengacara itu di sini." Kevin tidak tega melihat Zira seperti itu.
" Asisten Kevin, aku bisa minta tolong." Ucap Zira dengan mata tertutup karena sedang di pijat kepalanya.
" Ya nona." Ucap Kevin cepat.
" Bisa kamu urus barang-barang aku di apartemen. Kamu bisa minta tolong pelayan di sini." Ucap Zira. Dia mau semua barangnya di ambil dari apartemen, karena dia tidak akan pernah kembali ke sana.
" Baik saya akan mengerjakannya." Ucap Kevin cepat. Kevin sudah beranjak dari kursinya tapi Zira menahannya dengan ucapannya.
" Tunggu, aku belum bertanya berapa gaji yang aku berikan kepadamu." Ucap Zira cepat.
Kevin menolehkan kepalanya cepat ke arah Zira. Dia merasa tersinggung dengan pertanyaan Zira.
" Maaf nona saya membantu anda bukan karena uang, saya tidak meminta sepeserpun uang anda. Saya hanya ingin anda senang. Itu saja." Ucap Kevin tegas.
Kevin memang tidak membutuhkan uang. Walaupun dia tidak sekaya dan sehebat Zira dan Ziko. Tapi dia juga lumayan tajir. Dia mempunyai beberapa tempat fitness dan beberapa super market yang tersebar di kota itu. Semuanya dia kumpulkan dari gajinya selama di Raharsya group. Sebenarnya dia sudah lama membuat usahanya dan semua dari gajinya. Dulu dia pernah berpikir akan keluar dari Raharsya group dan memulai usahanya sendiri, kalo dia sudut tua. Tapi kenyataannya usianya yang masih matang belum tua, dia sudah meninggalkan keluarga Raharsya.
" Maaf asisten Kevin kalo saya telah menyinggung anda." Ucap Zira tidak enak hati.
" Saya permisi dulu." Ucap Kevin cepat meninggalkan majikan barunya sambil mengajak beberapa pelayan untuk membantunya.
Zira masih tidak enak hati karena telah menyinggung Kevin dengan ucapan gaji. Dia hanya melakukannya seperti orang-orang pada umumnya, yang memberi upah atau gaji kepada pekerjanya. Dan menurutnya Kevin sebagai pekerjanya.
" Mana mungkin aku tidak memberikan gaji kepadanya. Walaupun dia tidak menerima aku akan memaksanya." Gumam Zira.
Seorang pelayan datang menghampiri Zira.
" Mbak ada tamu." Ucap pelayan tadi.
" Siapa?" Ucap Zira cepat.
" Katanya pengacara." Ucap pelayan tadi cepat.
" Perintahkan saja masuk."
Zira membetulkan rambutnya yang sudah semberaut karena habis di pijat. Dia memerintahkan pelayan yang memijatnya meninggalkannya.
" Selamat siang mbak Zira." Ucap pengacara itu sambil mengulurkan tangannya.
" Siang." Ucap Zira membalas uluran tangan pria tersebut.
Pengacara itu memberitahukan niat kedatangannya ke situ. Yaitu untuk mengambil beberapa berkas yang di perlukannya. Seperti buku nikah, kartu identitas dan lainnya.
Zira menyerahkan beberapa dokumen yang masih ada bersamanya. Yaitu kartu identitas tapi untuk buku nikah dia menyimpannya di apartemen.
" Pak untuk buku nikah nanti menyusul. Buku itu sekarang tidak ada di tempat." Ucap Zira cepat.
" Iya tidak apa-apa, buku nikah memang merupakan syarat administrasi yang harus dilengkapi."
Pengacara menulis beberapa berkas, persyaratan pengajuan perceraian.
" Nona bagaimana dengan harta gono-gini." Ucap pengacara itu.
" Saya tidak mau itu di lampirkan di sana. Saya hanya mau pisah saja." Ucap Zira yakin.
" Baiklah." Pengacara mengikuti permintaan kliennya.
Kevin pergi menggunakan mobil Zira lainnya. Mereka sampai di depan apartemen. Tapi Kevin merasa ada yang mencurigakan, sebuah mobil hitam sedang parkir tidak jauh dari apartemen itu. Dan asisten Kevin kenal dengan orang yang berada di mobil itu. Mereka adalah orang-orang Raharsya group. Kevin memikirkan cara bagaimana agar dia masuk ke dalam apartemen itu.
" Kenapa kita belum turun Pak?" Ucap salah satu pelayan.
" Sepertinya ada yang sedang mengintai apartemen ini." Ucap Kevin pelan.
Pelayan melihat ke arah semua jalan. Mereka mencari tau siapa yang sedang mengintai apartemen itu.
" Yang mana Pak?" Ucap seorang pelayan.
Kevin tidak menjawab, dia tidak mau pelayan itu tau dimana si pengintai itu berada. Dia khawatir kalo pelayan-pelayan itu tau. Pasti mereka bertindak agak kaku.
Ternyata Nyonya Amel sudah bertindak cepat dengan mengirimkan orang-orangnya.
" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."