Chapter 258 episode 257 (S2)

Kevin membuka matanya perlahan, mendapati Menik sedang berdiri di sebelah tempat tidurnya.

" Bapak sudah bangun?" Ucap Menik.

" Hemmmmm." Ucap Kevin sambil melihat jam di dinding.

Waktu sudah menunjukkan jam 5 sore. Pada saat ini biasanya para karyawan sudah pulang kerja.

" Apa kamu mau pulang?" Ucap Kevin pelan.

" Kalau saya pulang, Bapak sama siapa?" Ucap Menik khawatir.

" Ada perawat di sini, kamu balik saja." Ucap Kevin cepat.

Menik memikirkan apakah dia balik atau menetap di rumah sakit itu. Tapi kalau dia balik, dia tidak punya uang di sakunya. Secara sudah habis untuk membeli mie rebus. Sedangkan motor adiknya ada di kantor.

" Saya di sini saja menemani Bapak." Ucap Menik pelan.

" Sudah pulang saja, aku bosan lihat pakaimu itu." Ucap Kevin menunjuk seragam Menik.

" Memangnya kenapa? Seragam ini kan bagus, warnanya biru seperti langit." Ucapnya bangga.

" Ya tapi dari subuh kamu pakai seragam itu. Apa kamu tidak risih dengan pakaian itu." Ucap Kevin lagi.

Menik melihat pakaiannya dari atas sampai bawah. Dan mencium pakaiannya yang sudah beraroma tidak sedap.

" Bapak benar, pakaianku bau terasi. Untuk saja ketekku masih wangi parfum laundry." Ucapnya bangga.

Pintu di buka oleh seseorang dari balik pintu masuk dua orang yang di kenal mereka berdua.

" Tuan, nona." Ucap Kevin gugup.

" Jadi kamu berduaan dengan sepupu kapten Amerika?" Ucap Ziko kesal.

Menik melihat kebelakangnya memastikan siapa yang di maksud Ziko.

Zira menghampiri tempat tidur dan memandang jarum infus yang masih terpasang di pergelangan tangan Kevin.

" Sayang, Kevin sedang sakit." Ucap Zira sambil menunjuk pergelangan tangan Kevin.

Ziko melihat Kevin kemudian melihat kembali pergelangan tangan asistennya secara berulang.

" Bisa juga kamu sakit." Ucap Ziko mengejek.

" Sepandai-pandainya tupai melompat pasti kepleset juga. Sama juga seperti saya." Ucap Kevin pelan.

" Apa Bapak juga tupai?" Ucap Menik polos tanpa mengerti pribahasa yang di ucapkannya bosnya.

Semuanya memandang ke arah Menik. Office girl itu langsung tertunduk. Dia sadar kalau dirinya tidak berhak bicara di situ sebelum ada perintah dari atasannya.

" Buahahhaha, kamu betul dia sejenis tupai berbulu landak." Ucap Ziko senang sambil melirik asistennya.

Ziko kembali menatap asistennya dengan tatapan tajam.

" Apa yang kamu lakukan dengan sepupunya kapten?" Ucap Ziko lagi.

Menik kembali mendengar kata sepupu. Dia ingin menanyakan hal itu. Dan mencoba memberanikan diri untuk bertanya.

" Permisi, siapa yang di maksud sepupu kapten Amerika." Ucap Menik pelan.

Tiga orang yang berada di ruang itu menjawab dengan serentak.

" Kamu." Sambil memandang ke arah Menik.

Menik tambah bingung, seingatnya dia tidak mempunyai sepupu seorang kapten apalagi kapten Amerika.

" Maaf Pak, kapten Amerika siapa ya?" Ucap Menik bingung.

Dua pria itu mendengar ucapan Menik, tapi mereka melihat ke arah Zira. Yang berarti jawaban di alihkan ke Zira.

Zira berjalan menghampiri Menik, dan membawanya untuk duduk di sofa. Sedangkan Ziko duduk di kursi di samping tempat tidur.

" Apa yang kamu lakukan sama dia?" Ucap Ziko menginterogasi.

" Tidak ada?" Ucap Kevin lagi.

" Tadi katanya kamu lagi tidur." Ucap Ziko lagi.

Kevin mengerti, kenapa bosnya bisa datang tiba-tiba dan menanyakan hal-hal aneh kepada dirinya. Itu karena si Menik tidak menjelaskan secara detail.

" Namanya juga orang sakit pasti banyak tidur." Ucap Kevin menjelaskan.

" Ini alasan kamu sajakan?" Ucap Ziko lagi.

Kevin tidak bisa berkata apa-apa, menurutnya Ziko terlalu mendramatisir keadaan di situ.

" Jujur saja, aku tidak mau kalian kumpul kebo, cukup kebo aja yang kumpul." Ucap Ziko lagi.

" Tidak tuan, coba anda lihat di tangan saya ada jarum infus." Ucap Kevin sambil menunjuk jarum infus di tangannya.

" Seharusnya aku menikahkanmu dengan si Menik. Tapi melihat jarum infus itu aku percaya. Kalau sampai aku melihat kalian berduaan lagi tanpa suatu ikatan. Maka aku ikat kalian berdua dengan ikatan perkawinan." Ancam Ziko.

Kevin membelalakkan matanya mendengar ancaman bosnya seperti bukan isapan jempol belaka.

Di sofa Menik dan Zira saling mengobrol.

" Apa yang menyebabkan si Kevin bisa di rawat?" Ucap Zira penasaran.

Menik menceritakan semuanya tentang masakan yang di masaknya. Dan semua habis di makan Kevin. Zira mendengarkan sambil tersenyum lucu.

" Vin, Vin seharusnya kalau makan itu pakai etika, jangan langsung embat aja." Ucap Zira sedikit berteriak agar suaranya kedengaran Kevin.

" Memangnya kamu sakit apa?" Ucap Ziko pelan sambil melihat ke arah Kevin.

" Diare tuan." Ucap Kevin pelan.

" Buahahhaha diare aja pakai di rawat segala." Ucap Ziko mengejek.

Kembali ke Zira dan Menik.

" Apa Kevin sudah memberitahukanmu kalau besok adalah acara empat bulanan aku. Dan aku mau kamu hadir ke acara besok." Ucap Zira pelan.

" Sepertinya saya tidak bisa." Ucap Menik pelan.

" Memangnya kenapa?" Ucap Zira penasaran.

" Maaf nona, apakah di acara itu saya boleh pakai celana setan? Eh salah celana jeans." Ucap Menik sambil menutup mulutnya.

" Boleh saja. Yang penting sopan." Ucap Zira lagi.

" Dasar klepon, bilangnya harus pakai pakaian yang tertutup." Gerutu Menik pelan.

Zira mendengarkan ucapan Menik.

" Siapa Klepon?" Ucap Zira lagi.

" Itu." Ucap Menik sambil menunjuk Kevin.

Zira tersenyum, dia sudah mengerti julukan yang di berikan Menik kepada Kevin. Menurutnya dengan julukan itu mereka berdua bisa akrab. Dan Zira tinggal melanjutkan tahap selanjutnya.

" Memang besok acara pengajian, kebanyakan yang datang memakai pakaian tertutup seperti gamis dan lainnya." Ucap Zira menjelaskan.

" Waduh, berarti kalau pakai celana jeans tidak sopan dong. Tapi saya tidak punya gamis ataupun rok panjang." Gerutu Menik.

Zira melihat wanita di sebelahnya sambil tersenyum. Dia bisa mengukur pakai apa yang cocok untuk di kenakan Menik.

" Tunggu ya." Ucap Zira sambil mengambil ponselnya dan menghubungi butiknya.

Panggilan terhubung tapi yang menerima panggilan tersebut bukan Lina. Pegawai lain yang menerima panggilan tersebut.

Zira meminta kepada pegawainya untuk mengirimkan dua pakaian, yang pertama pakaian untuk acara besok dan pakaian ganti untuk hari ini.

" Baiklah Menik, saya sudah menghubungi butik. Nanti mereka akan mengantarkan pakaian pesanan saya. Ada dua pakaian yang saya pesan, satunya untuk besok dan satunya lagi untuk kamu pakai di sini." Ucap Zira cepat.

" Berapa saya harus bayar nona?" Ucap Menik cepat.

" Tidak perlu kamu membayarnya. Cukup kamu berdandan secantik mungkin di acara besok." Ucap Zira pelan sambil memegang tangan Menik.

" Terimakasih banyak nona." Ucap Menik lagi.

" Vin, aku perhatikan kalian berdua cocok." Ucap Ziko lagi sambil melirik office girl itu.

Kevin tidak mengiyakan dia hanya tersenyum tipis.

" Ayo pepet terus." Ucap Ziko lagi.

" Maaf tuan, saya tidak bisa dengannya secara dia sudah bertunangan." Ucap Kevin cepat.

" Berarti kalau dia tidak bertunangan kamu mau?" Ucap Ziko penuh selidik.

" Bukan, maksud saya bukan itu." Ucap Kevin gugup.

" Hahaha kenapa wajahmu biru seperti itu? Apa kamu malu?" Goda Ziko.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."