Chapter 267 episode 266 (S2)

" Penampilan kamu sudah ok." Ucap Kevin sambil melirik jam tangannya.

" Masih ada waktu." Gumam Kevin pelan.

Kevin menekan pedal gasnya dengan kecepatan sedang. Menuju ke mall terbesar di kota itu. Dia langsung memarkirkan mobilnya di area parkiran yang dekat dengan pintu masuk.

" Pak kenapa kita ke mall. Memangnya acara pengajiannya di sini." Ucap Menik bingung.

Kevin menarik kunci mobilnya dan turun dari mobil. Dia membuka pintu mobil Menik dan mengulurkan tangannya.

" Saya bisa jalan sendiri." Ucap Menik cepat sambil menepis tangan Kevin.

Kevin tidak perduli, dia tetap menarik tangan wanita itu. Dan menggenggam erat tangan mungil itu.

" Pak saya bisa jalan sendiri." Ucap Menik yang berjalan di sisi Kevin.

" Ya saya tau kamu bisa jalan. Tapi saya hanya ingin menggandeng tangan kamu." Ucap Kevin jujur sambil tersenyum tipis.

" Pak kalau mau menggandeng tangan saya minta izin dong. Jangan langsung pegang saja." Gerutu Menik sambil tetap melangkah ke dalam mall.

" Kalau saya minta izin, apa kamu mau mengizinkan? Tentu tidak kan?" Ucap Kevin cepat.

" Kalau tunangan saya lihat, bisa batal pernikahan saya." Ucap Menik mengarang indah.

" Biarkan saja batal. Kalau dia membatalkan saya yang akan menggantikannya." Ucap Kevin tegas.

Menik membelalakkan matanya melihat pria di samping. Omongan Kevin seperti bukan isapan jempol belaka. Menik tidak mau kalah dia berani membantah ucap Kevin.

" Kalau saya tidak mau bagaimana?" Ucap Menik mantap.

" Akan saya culik dan saya nikahi kamu secara paksa." Ucap Kevin dengan mimik wajah yang tegas.

Nyali Menik langsung menciut. Dia mulai berpikir yang aneh-aneh tentang semuanya.

" Jadi ini rencana Bapak, biar saya terlilit hutang dan di tebus dengan sebuah pernikahan." Ucap Menik cepat.

" Terserah kamu mau mengartikan apa, yang jelas kalau kamu batal nikah. Saya yang akan menggantikan pria itu." Ucap Kevin tegas sambil melirik Menik.

" Stop, saya tidak mau lagi ikut dalam rencana Bapak." Ucap Menik berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Kevin.

" Kamu ngapain?" Ucap Kevin cepat sambil melihat orang-orang yang berada tidak jauh dari mereka.

Para pengunjung mall berasumsi sendiri melihat kejadian itu. Mereka berbisik-bisik satu sama lain.

" Nik, kalau kamu melepaskan tanganmu dari genggaman saya. Kamu akan saya gendong." Ucap Kevin berbisik seperti sebuah ancaman.

" Coba saja." Tantang Menik.

Ketika di tantang seperti itu, jiwa jantannya memberontak. Kevin langsung menggendong Menik dan meletakkan tubuh wanita mungil itu di bahunya.

Pengunjung mall jadi ribut. Kevin tidak perduli dengan tatapan tajam yang di berikan pengunjung mall kepadanya.

Kevin menggendong tubuh Menik menuju toko tas. Sesampainya mereka ditoko tas, sekuriti menegurnya.

" Maaf Pak, apa yang Bapak lakukan sama nona ini." Ucap salah seorang sekuriti.

Kevin menurunkan tubuh Menik dari bahunya.

" Dia calon istri saya. Kami lagi bertengkar dan dia ngambek minta pulang." Ucap Kevin bohong.

" Bukan Pak, bukan seperti itu." Ucap Menik menyangkal ucapan Kevin.

Kevin mendekati tubuh Menik dan membisikkan sesuatu ketelinga wanita itu.

" Silahkan kamu mau bilang apa sama sekuriti itu. Tapi besok tunanganmu Bima langsung aku tendang keluar dari gedung itu." Ucap Kevin mengancam.

Menik langsung diam ketika mendapatkan ancaman seperti itu.

" Ya Pak, kami mau menikah dan kami sedang bertengkar." Ucap Menik sambil menekan intonasinya.

Sekuriti itu meninggalkan mereka berdua. Dan Kevin tersenyum penuh kemenangan. Entah kenapa dia bisa membuat ide mengancam seperti itu. Yang jelas dia tidak ingin menakuti Menik. Dia ingin pekerjaannya cepat selesai.

Untuk urusan menikah tadi, semua terlontar begitu saja dari mulutnya. Mungkin karena dia sudah menyukai Menik, jadi dia ingin memiliki wanita itu seutuhnya.

" Puas Bapak?" Ucap Menik sambil memonyongkan bibirnya.

Kevin tertawa kecil melihat mulut Menik yang imut. Tingkah Menik seperti itu membuat dia jadi terlihat imut.

Pelayan toko mendatangi mereka. Dan menawarkan beberapa merek tas terkenal kepada mereka.

Menik sudah malas berurusan dengan Kevin, dia lebih memilih untuk duduk di sofa. Menurutnya ini adalah rencana Kevin untuk membuatnya berhutang banyak dan berakhir dengan pernikahan.

Kevin memilih tas berwarna coklat tua, hampir senada dengan sepatu yang dipilih Menik.

" Bagaimana yang ini?" Ucap Kevin sambil menunjukkan tas di tangannya.

Menik melihat tas itu dari merek dan harganya di perhatikannya. Lagi-lagi Menik membelalakkan matanya.

" Waduh mahal banget, kenapa beli tas merek kremes ini. Belum lagi harganya 25 juta." Gerutu Menik sambil melihat tas merek kremes itu.

Kevin berjalan kemeja kasir sambil membawa tas tersebut. Dan langsung membayarnya.

" Pak, cukup ayam aja yang Kremes tas jangan." Ucap Menik komplain.

" Kamu tidak harus membayar ini semua. Kamu harus terlihat cantik di sana. Dan itu menjadi tanggung jawab saya." Ucap Kevin sambil mengambil tas tersebut dari tangan kasir.

Kevin menyerahkan tas tersebut kepada Menik. Wanita itu takut untuk menerimanya. Dia takut itu modus Kevin.

" Sudah ambil ini. Nanti aku akan di marahi nona Zira." Ucap Kevin sambil menyerahkan tentengan plastik yang didalamnya ada tas kremes.

" Apa ini semua permintaan nona Zira?" Ucap Menik penasaran.

" Iya betul." Ucap Kevin.

Mereka berjalan menuju parkiran.

" Apa tentang pernikahan itu juga ide nona Zira?" Ucap Menik penasaran.

" Owh itu tidak itu adalah ideku." Ucap Kevin sambil membukakan pintu mobil untuk Menik.

Didalam mobil dia menatap tajam wajah Kevin.

Mengenai pernikahan itu apa di serius, bukannya aku hanya pelarian dia saja. Kenapa aku lihat wajahnya seperti orang yang sedang jatuh cinta. Tersenyum enggak jelas.

Kevin selalu menyunggingkan senyuman. Sebelumnya dia sudah mendapatkan informasi dari orang kepercayaannya kalau Menik kakak beradik dengan Bima. Itu yang membuat Kevin selalu tersenyum. Dia tidak ingin menanyakan hal itu kepada Menik. Menurutnya biarlah Menik menjelaskan sendiri. Dia ingin wanita itu jujur. Apapun alasan itu pasti dia tetap menerimanya.

Kevin masih menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya. Dia tidak ingin menjalin hubungan dengan seorang wanita yang tidak punya perasaan kepadanya. Cukup belajar dari rumah tangga tuannya, pernikahan Ziko dan Zira terjalin awalnya karena suatu ancaman dan tidak ada perasaan di dalamnya, dan berkahir dengan cinta di dalamnya. Dia mengambil pelajaran dari situ bahwa pernikahan dia harus terjadi karena suatu ikatan cinta. Dan dia berharap cinta Menik ada untuknya.

" Terserah yang jelas saya sudah bertunangan. Bapak tidak boleh menggangu hubungan saya." Ucap Menik cepat.

Kevin hanya tersenyum.

" Baiklah kalau saya meminta kamu kepada tunanganmu bagaimana?" Ucap Kevin pelan sambil melirik Menik.

Menik gugup dia langsung takut. Kalau-kalau rencananya bakal terbongkar oleh Kevin.

" Bapak jangan suka mempermainkan perasaan orang kecil seperti saya." Gerutu Menik.

" Siapa yang mempermainkan kamu, saya mencari seorang isteri. Bukan mencari pasangan sesaat. Kalau untuk senang-senang saya bisa mendapatkannya dengan mudah. Tapi bukan itu yang saya mau." Ucap Kevin menjelaskan.

Menik bingung, dia hanya bisa terdiam. Pikirkannya berkecamuk entah kemana. Dia merasa orang kaya hanya ingin mempermainkan perasaan orang rendah seperti dirinya. Seperti masa lalunya yang suram karena telah di permainkan oleh seorang pria.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."