Chapter 311 episode 310 (S2)

Pagi hari waktu tanah air. Zira melakukan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga penuh. Dia menyiapkan pakaian kerja suaminya dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

Ziko datang dan menghampiri istrinya sambil memeluk tubuh Zira dari belakang. Dia mengecup punggung leher istrinya.

" Selamat pagi sayang." Ucap Ziko, kemudian duduk di kursi makan.

" Apa kamu yang menyiapkan makanan ini semua." Tanya Ziko.

" Iya."

" Kemana bi Inah." Tanya Ziko.

" Bi Inah izin tidak datang, kurang enak badan." Jawab Zira.

Mereka menikmati sarapan paginya.

" Sayang aku siang ini mau ke rumah sakit. Mau kontrol jahitan." Ucap Zira sambil menyuapi suaminya.

" Ya sudah nanti aku jemput." Ucap Ziko cepat.

" Tidak usah sayang, kamu pasti sibuk. Apalagi tidak ada Kevin bersama denganmu. Aku bisa pergi sendiri." Jawab Zira.

" Maksudnya, kamu mau menyetir mobil sendiri gitu." Tanya Ziko cepat.

" Iya." Jawab Zira.

" Enggak, kamu tidak aku izinkan menyetir mobil lagi, biar mama atau Zelin yang menemaninya kamu." Ucap Ziko cepat.

" Tapi sayang." Ucap Zira pelan.

" Jangan bantah. Aku tidak mau kamu kenapa-napa." Ucap Ziko tegas.

" Aku akan menyetir mobil dengan kecepatan 40 kilometer per jam. Boleh ya." Rayu Zira.

" Pokoknya tidak boleh, kalau kamu masih ngeyel, aku panggil dokter spesialis itu ke rumah kita untuk memeriksamu." Ucap Ziko tegas.

Zira hanya manyun, Ziko mengambil ponselnya dan menghubungi adiknya.

" Halo Zelin."

" Ya Kak."

" Nanti kamu antarkan kakak kamu ke dokter." Ucap Ziko cepat.

" Jam berapa kak." Tanya Zelin.

Ziko menutup sebagian ponselnya.

" Jam berapa kamu mau kontrol." Tanya Ziko kepada istrinya.

" Jam sebelas." Jawab Zira.

Ziko meletakkan ponselnya di dekat bibirnya.

" Jam sebelas." Jawab Ziko.

" Enggak bisa kak, aku ada kuliah jam segitu." Jawab adiknya.

" Ok kalau begitu, kakak akan menghubungi mama." Jawab Ziko.

" Mama juga tidak ada." Jawab Zelin.

" Mama kemana." Tanya Ziko.

" Mama pergi sama Papa, katanya mau ke panti asuhan." Jawab adiknya.

Kemudian panggilan terputus.

" Bagaimana sayang. Siapa yang akan mengantar aku ke dokter." Tanya Zira.

" Suamimu yang handsome ini yang akan mengantarkan kamu ke dokter." Jawab Ziko cepat.

" Zelin kemana." Tanya Zira lagi.

Ziko menjelaskan kalau adiknya tidak bisa mengantarkannya ke dokter begitupun dengan mamanya juga tidak ada di tempat.

" Oh ya udah aku naik mobil aja." Jawab Zira lagi.

" Enggak, kamu tidak boleh naik mobil lagi. Kalau jam 10 aku belum tiba di sini. Berarti aku sibuk, dan aku akan mengirimkan supir untuk menjemput kamu." Ucap Ziko cepat.

Zira tidak mau membantah omongan suaminya, dia takut jika melanggar omongan suaminya takut terjadi sesuatu dengan dirinya.

" Ya sudah, nanti kabari aku ya." Ucap Zira.

Setelah itu Zira mengantarkan suaminya sampai di depan pintu rumah. Mobil sudah pergi meninggalkan kediaman mereka. Zira masuk ke dalam dan menghubungi modelnya di luar negeri.

" Halo Katherine." Ucap Zira.

" Ya Zira." Jawab Katherine.

Zira menceritakan kepada modelnya untuk membantunya berpura-pura sebagai kekasih asisten suaminya. Dan Katherine setuju.

" Kapan acaranya." Tanyanya.

" Nanti aku kabari." Jawab Zira.

Kemudian mereka melakukan percakapan yang lain, dari masalah butik dan fashion mereka bicarakan.

Di luar negeri.

Jam delapan pagi waktu luar negeri Kevin langsung bergegas mau keluar hotel. Dia ada jadwal untuk bertemu dengan calon investor pagi ini. Dan Kevin terlihat khawatir karena dia kesiangan.

Pak Hendrik sudah menunggunya di loby hotel.

" Pak Kevin." Teriak Pak Hendrik.

Kevin hendak keluar hotel. Tapi dia menghentikan langkahnya ketika ada seseorang memanggilnya.

Pak Hendrik mendekatinya.

" Maaf saya terlambat." Ucap Kevin.

" Ya Pak, kita langsung saja ke sana ya." Ajak Pak Hendrik.

Kevin menganggukkan kepalanya cepat. Mobil sudah meluncur menuju Alpha corporate. Hampir setengah jam mereka di jalan raya, dan akhirnya mereka tiba di dekat sebuah perusahaan itu. Bangunan itu tidak menjulang tinggi seperti gedung Raharsya group.

Ketika mereka sampai di depan perusahaan itu, mereka berhenti di depan gate 1, dimana pihak security mengecek keperluan mereka dan identitas tamunya. Setelah itu pihak sekuriti mengizinkan mobil masuk, dan di kanan kiri mereka berjejer mobil. Dan Pak Hendrik memarkirkan kendaraan mereka disitu.

Mereka harus melewati gate 2, di mana identitas mereka harus di tinggal di situ. Dan salah satu security mengantarkan mereka ke gedung perkantoran.

Dari gate 2 ke gedung perkantoran cukup jauh, mereka harus berjalan kaki, kurang lebih 2 kilometer. Pemandangan yang mereka lihat adalah banyaknya alat berat yang di simpan di tempatnya. Dan banyak pekerja yang wara wiri melewati mereka. Para pekerja tersebut mengenakan helm dan memakai seragam kerja model terusan.

Mereka tiba di gedung perkantoran. Gedung itu tidak menjulang tinggi. Tapi gedung itu cukup besar dan lebar.

Pak Hendrik menyapa resepsionis dan mengatakan masksud tujuan mereka datang ke situ.

" Good morning, I want to meet with the person in charge of this company (Selamat pagi, saya mau bertemu dengan penanggung jawab perusahaaan ini)."

" If you may know where you are from (Kalau boleh tau anda dari mana)." Tanya resepsionis.

" We are from Raharsya Group (Kami dari raharsya group)." Ucap Pak Hendrik.

Resepsionis langsung menghubungi nomor ekstension yang dituju. Kemudian resepsionis meletakkan teleponnya.

" Please wait in the waiting room (Silahkan tunggu di ruang tunggu)." Ucap Resepsionis.

Pak Hendrik dan Kevin berjalan ke sebuah ruangan kaca. Dan di depan pintu ruangan itu ada tertulis waiting room. Mereka menunggu seseorang di sana. Tidak berapa lama keluar seorang pria bule. Pria tersebut menyalami keduanya, dan mereka melakukan percakapan tentang bisnis mereka.

" Are you the managing director of this company. (Apa anda direktur utama perusahaan ini)." Tanya Kevin.

" No, I'm not the director. I am only the manager of this company. The director is having a meeting outside. (Bukan, saya bukan direkturnya. Saya hanya manager perusahaan ini. Direktur sedang meeting di luar)." Ucap manager itu.

Pria bule itu mengajak tamunya untuk berkeliling melihat lapangan kerja mereka. Perusahaan itu bergerak di bidang shipyard atau perkapalan. Mereka membuat kapal baru atau memperbaiki kapal lama. Kapal baru itu sebagai di jual, dan sebagai lagi di pesan oleh seorang klien. Selain itu perusahaan itu juga bergerak dalam bidang ekspor impor barang. Barang yang mereka ekspor adalah barang-barang berat.

Setelah berkunjung dan melakukan percakapan, akhirnya mereka sepakat untuk mengambil keputusan. Bahwa kontrak kerjasama akan di tanda tangani di negara Kevin, dan akan di lakukan 4 minggu lagi setelah surat kerjasama selesai di buat.

Kevin dan Pak Hendrik meninggalkan perusahaan itu.

" Pak antarkan saya ke hotel, saya mau ambil koper." Ucap Kevin cepat.

" Baik, Pak Kevin. Apa Bapak mau balik ke tanah air." Tanya Pak Hendrik.

" Owh tidak, saya masih ada urusan di negara lain." Ucap Kevin cepat.

Setelah mobil sampai Kevin langsung mengambil kopernya dan langsung check out.

Pak Hendrik mengantarkan Kevin menuju bandara. Persawat dan pilot sudah menunggunya di sana.

" Terimakasih Pak." Ucap Kevin sambil menyalami Pak Hendrik.

Pesawat sudah take off dan menuju ke negara lain yaitu Inggris. Kevin akan mengunjungi kedua orang tuanya di sana. Dia sudah merindukan kedua orang tuanya. Walaupun kepergiannya membuat orang tuanya marah, tapi dia berharap papanya akan melupakan kejadian itu dan mau memaafkannya.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."