Chapter 329 episode 328 (S2)

Hangatnya mentari pagi menyinari bumi. Semua menyambut sang mentari dengan suka cita, karena pagi adalah awal dari sebuah hari dan dari proses terwujudnya mimpi.

Zira dan Ziko melakukan aktivitas paginya di kediamannya.

" Selamat pagi tuan." Sapa Kevin ketika masuk ke dalam rumah bosnya.

" Pagi." Jawab Zira.

" Kamu sudah sarapan." Tanya Zira.

" Sudah nona." Jawab Kevin.

Setelah selesai sarapan mereka semua keluar dari kediaman itu. Kevin membukakan pintu mobil untuk kedua majikannya. Dalam sekejap mobil sudah meninggalkan perumahan menuju jalan raya.

" Vin, hari ini ruang kerjaku pindahkan ke butik." Ucap Ziko.

" Kenapa tuan." Tanya Kevin.

" Aku mau menemani istri tercintaku di butiknya." Jawab Ziko.

" Baik tuan."

Zira bergelayut manja di lengan suaminya.

" Vin, bagaimana hubungan kamu dengan Menik, apa ada kemajuan." Tanya Zira.

" Biasa saja nona." Jawab Kevin.

" Biasa bagaimana." Tanya Zira lagi.

" Masih sama seperti yang kemaren-kemaren nona." Jawab Kevin.

Zira langsung duduk dengan tegak.

" Apa kamu ada masalah dengan Menik." Tanya Zira.

" Enggak nona." Kevin berbohong, dia tidak ingin mengatakan tentang masalah yang di hadapinya.

" Oh ya sudah kalau begitu. Berarti rencana kita membuat Menik cemburu lanjut ya." Ucap Zira lagi.

" Terserah nona saja." Kevin tidak semangat seperti di awal ketika mereka membicarakan masalah itu sebelumnya.

Kevin fokus mengendarai mobil.

" Vin, bagaimana apa sudah dapat informasi mengenai trip kita nanti." Tanya Ziko.

" Sudah tuan, kira-kira dua minggu lagi kapal pesiar itu akan memulai tripnya.

" Ok aku akan menghubungi Rudi." Ucap Ziko.

" Maaf, apa tuan mengundang Rudi sepupu anda." Tanya Kevin sambil melirik dari jendela mobil.

" Iya, aku mengajak beberapa orang untuk ikut dalam acara kita itu." Ucap Ziko.

" Maaf tuan, kenapa anda membawa Rudi." Tanya Kevin.

" Biar lebih menantang." Timpal Zira.

" Maksud nona apa."

" Biar adil, Menik akan cemburu ketika kamu dekat dengan Katherine dan kebalikannya kamu akan cemburu dengan Rudi, bakalan seru nih." Ucap Zira semangat.

Kevin sebenarnya tidak setuju dengan rencana bosnya, untuknya Rudi sekarang saingan terberatnya, dulu dia bisa berbangga diri karena Menik sudah menjauhi mantannya, tapi sekarang berbeda, sewaktu-waktu Rudi bisa merebut Menik dari dirinya.

" Kalau saya tidak ikut bagaimana tuan." Tanya Kevin lagi.

" Boleh boleh, tapi ada syaratnya." Ucap Ziko cepat.

" Apa tuan." Tanya Kevin sambil melirik bosnya.

Zira menyenggol perut suaminya dengan sikunya.

" Apa sayang." Tanya Ziko.

" Aku enggak setuju, pokoknya kamu harus ikut." Ucap Zira sambil melirik kearah Kevin.

" Biarin sayang, aku yakin dia tidak akan bisa memenuhi syarat ini." Ucap Ziko cepat.

" Memangnya apa syaratnya." Tanya Zira.

" Vin, kamu boleh tidak ikut ke acara itu asal kamu mau makan mie instan rebus buatan istriku." Ucap Ziko sambil merangkul bahu istrinya.

" Baik tuan, tapi saya tidak mau di campur rumput atau daun kates, saya minta di campur cendol." Ucap Kevin.

" Memangnya cendol campur mie instan ada." Tanya Zira penasaran.

" Ada tuan, tadi malam saya makan mie itu." Ucap Kevin.

" Dimana." Tanya Zira.

" Di rumah Menik." Jawab Kevin spontan.

" Ye yang jadian." Goda Zira.

Kevin diam sambil tersipu malu.

" Vin, kamu kalau malu lucu dan imut loh." Goda Zira lagi.

" Lucu kenapa nona." Tanya Kevin sambil fokus dalam mengemudi.

Ziko langsung melirik istrinya.

" Imut? bisa-bisanya kamu mengatakan dia imut, amit-amit iya." Ucap Ziko sambil melihat tajam wajah istrinya.

Zira tau kalau suaminya tidak suka kalau istrinya memuji pria lain selain dirinya. Dia langsung mengecup bibir suaminya untuk meluluhkan pertahanan suaminya. Dan Ziko menyambut ciuman dari istrinya.

Kevin melihat dua manusia itu saling berciuman panjang. Dan dia langsung mengeluarkan jurus musimannya.

Tutttttt Kevin buang angin. Spontan sepasang suami istri itu langsung memberhentikan kegiatannya.

Prok Zira langsung memukul lengan Kevin sambil menutup hidungnya. Saking baunya Ziko langsung membuka jendela mobil.

" Kenapa kamu kentut." Tanya Zira sambil memukul lengan Kevin.

" Ya bagaimana lagi, nona dan tuan berciuman di depan saya. Kan nona sendiri yang bilang untuk saat ini kentut lebih di hargai dari pada batuk. Ya saya buang angin saja untuk menggantikan batuk musiman saya." Ucap Kevin menjelaskan.

" Jadi kalau kami berdua bermesraan kamu akan buang angin terus." Ucap Ziko kencang.

" Hehehe seperti itu tuan." Jawab Kevin.

" Sayang mulai sekarang jangan pancing aku dengan jurusmu, cukup di kamar saja. Aku tidak siap kalau setiap hari mencium gas alami dari si Kevin." Ucap Ziko sambil tetap menutup hidungnya.

" Entah ini si Kevin, kamu makan sampah ya? Baunya enggak ketolongan." Gerutu Zira.

Kevin tertawa mendengar ucapan Zira yang mengatakan kalau dia makan sampah.

Mobil sudah tiba di butik. Ziko dan Zira turun dari mobil.

Zira masuk di dampingi suaminya. Keadaan butik belum terlalu ramai. Karyawan terlihat sibuk menata pakaian di rak.

" Mbak Zira." Ucap Lina sambil berlari dan mendekati bosnya.

Karyawan pada berdatangan dan mengucapkan turut berbelasungkawa kepadanya.

" Terimakasih atas perhatian kalian semua." Ucap Zira kepada semua karyawannya.

Zira hendak berjalan ke lantai atas, tapi suaminya menahan tangannya.

" Ada apa sayang." Tanya Zira.

" Ruangan kamu bukan di atas lagi, tapi di sana." Ucap Ziko sambil menunjuk salah satu ruangan dengan jari tangannya.

Zira melihat kearah suaminya dan berjalan menuju ruangan yang di maksud suaminya. Dia membuka pintu secara perlahan. Zira terkejut di dalam ruangan itu penuh dengan balon dan bunga.

" Sayang apa kamu yang membuat ini semua." Tanya Zira.

Ziko menganggukkan kepalanya.

" Terimakasih sayang." Ucap Zira sambil memasuki ruangan barunya.

" Mulai sekarang kamu tidak boleh pergi ke lantai atas, semua kegiatan kamu di kerjakan di sini." Ucap Ziko.

" Iya sayang." Ucap Zira senang.

" Apa ruangan ini baru selesai di bangun." Tanya Zira.

" Sudah selesai seminggu yang lalu." Jawab Ziko.

" Bunga dan balon ini kapan kamu menyiapkannya." Tanya Zira penasaran.

" Tadi malam, setelah kamu merengek minta ke sini. Jadi aku menyuruh Kevin mempersiapkan kejutan ini." Ucap Ziko menjelaskan.

" Tapi bukannya Kevin makan di rumah Menik." Tanya Zira.

" Ya nona, selesai makan saat pulang di perjalanan tuan muda mengirim pesan kepada saya untuk menyiapkan kejutan ini."

Zira manggut-manggut mengerti.

" Nona saya boleh meminta satu permohonan." Ucap Kevin memelas.

" Apa." Tanya Zira sambil menduduki kursi barunya.

" Tolong bilang ke suami anda, jangan meminta saya melakukan hal ini lagi dalam tempo yang singkat." Ucap Kevin mengeluh.

" Memangnya kenapa." Tanya Ziko.

" Susah tuan, saya harus mencari toko bunga yang masih buka. Kalau balon saya masih gampang mencarinya. Tapi kalau bunga susah mendapatkannya." Ucap Kevin komplain.

" Jadi dari mana kamu mendapatkan bunga ini semua." Tanya Zira.

" Dari kuburan nona." Ucap Kevin polos.

Buk, Ziko menendang kaki asistennya.

" Maaf tuan hanya itu yang terlintas di benak saya. Kalau tuan memberikan kejutan untuk istri anda saya mohon jangan libatkan saya lagi. Saya tidak kuat." Ucap Kevin memelas.

" Tapi kenapa harus bunga kuburan." Ucap Ziko protes.

Kevin hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" Tuan saya ada ide, kalau mau buat kejutan untuk istri anda temanya jangan seperti ini. Tapi ganti tema." Ucap Kevin pelan.

" Apa." Tanya sepasang suami istri itu.

" Temanya sayur mayur." Ucap Kevin sambil berlalu meninggalkan dua majikannya.

" Bantu author dengan like, komen dan vote ya. Jangan hanya minta lanjut tapi tidak vote. Dengan vote kalian memberikan apresiasi atas karya author, dengan vote juga author jadi tambah semangat updatenya. Terimakasih."