Chapter 342 episode 341 (S2)

" Jadi saya harus makan nih cabe rawit." Tanya Kevin.

" Enggak usah di makan, di pelototi aja." Ucap Zira.

Kevin masih belum kenyang, dia mau makan bubur itu tapi jika tidak ada sensasi sambalnya menurutnya kurang nikmat.

" Nona, saya minta sambal yang di giling." Ucap Kevin.

" Habis, kalau kamu mau giling sendiri, atau lakukan seperti saran saya." Ucap Zira asal. Dia sedang mengerjai pria di depannya. Rasanya Zira belum puas jika belum mengerjai Kevin.

Kevin mulai memasukkan sendok pertama ke mulutnya, dia menggigit cabe rawit utuh itu. Dan menelan dengan buburnya.

" Nona, seperti ini juga enak, saya bisa minta cabe rawit yang utuh lagi." Ucap Kevin lagi.

Sialan dia menikmati cabe rawit seperti menikmati permen lollipop.

" Sudah aku bilang cabe lagi mahal, stok di kulkas juga habis. Jadi satu cabe untuk satu mangkuk." Ucap Zira.

" Tapi cabe ini tinggal sedikit sedangkan buburnya masih banyak." Ucap Kevin lagi.

" Kamu lakukan saja seperti yang di bilang istriku. Orang jaman dulu belum ada batu gilingan mereka makan cabe seperti itu." Ucap Ziko asal membela istrinya.

Kevin mengernyitkan dahinya, menurutnya tidak pernah masuk dalam pelajaran sejarah tentang makan cabe seperti itu.

" Tuan, nilai pelajaran sejarah saya bagus dan belum pernah di cantumkan di buku sejarah tentang makan cabe seperti pakai lipstik." Ucap Kevin menyangkal.

" Hey kamu kan tinggal di luar negeri, dan sejarah di sana berbeda dengan sejarah disini. Di luar negeri mana kenal namanya cabe rawit apalagi cabe setan." Ucap Zira.

" Atau ada cara yang lebih dahsyat dari lipstik cabe itu." Ucap Zira.

" Apa nona." Tanya Kevin.

" Kamu bisa menjilati batu gilingan yang selesai di pake bik Inah untuk mengulek, rasanya juga pedas." Zira mulai jahil.

Kevin menggaruk kepalanya, menurutnya daripada buburnya dingin dan rasanya pasti sudah tidak enak lagi. Mau tidak mau dia melakukan hal yang di perintahkan Zira.

Meletakkan lipstik cabe ke seluruh mulutnya kemudian mulai menyuapkan sendok ke mulutnya. Ziko dan Zira menyaksikan itu sambil menahan tawanya. Menurut mereka Kevin pintar-pintar oon.

Terus di lakukan Kevin sampai akhirnya dia merasa kepedasan sendiri.

" Pedas." Ucap Kevin sambil mulai menegakkan air putih ke dalam tenggorokannya.

" Buahahhaha." Sepasang suami istri itu tertawa penuh kemenangan.

" Jontor-jontor tuh bibir." Ucap Zira sambil dengan gelak tawanya.

Bibir Kevin jadi merah seperti perempuan memakai lipstik.

" Kamu seperti artis Holywood anjlok Joli." Ucap Zira sambil dengan gelak tawanya.

Kevin baru sadar kalau dirinya baru saja di kerjain majikannya.

Ziko melihat jam di tangannya, matahari sudah semakin meninggi, jam terus bergerak yang menandakan pukul sebelas siang.

" Sayang, aku berangkat." Ucap Ziko mengecup dahi Istrinya.

Ziko sudah bisa mengontrol dirinya untuk tidak sembarang dalam bercumbu dengan istrinya. Itu dia lakukan karena aroma angin Kevin yang masih membekas di hidungnya. Mau tidak mau dia mulai mengontrol dirinya.

Mobil sudah bergerak meninggalkan kediaman rumah Zira. Ketika sudah tidak ada bayangan mobil suaminya, dia masuk ke dalam rumah dan mengambil ponselnya.

Zira menghubungi modelnya Katherine.

" Halo Katherine." Ucap Zira.

" Ya Zira." Jawab Katherine.

" Sepertinya rencana kita berubah." Ucap Zira.

Dia menceritakan tentang Kevin yang akan di jodohkan dengan seorang wanita yang bernama Jasmin. Dan dia juga menceritakan kalau asisten suaminya tidak menyukai wanita itu dan menyukai wanita lain yaitu Menik.

" Rencana mana yang berubah." Tanya Katherine.

" Kamu akan merayu Kevin di sana, dan buat dua wanita itu cemburu." Perintah Zira.

" Terus kalau mereka sudah cemburu bagaimana." Tanya Katherine lagi.

" Itu urusan gampang, aku mau lihat siapa yang akan di pilih Kevin, tunangannya atau Menik." Ucap Zira.

" Kalau dia malah membela aku bagaimana." Ucap Katherine asal.

" Ah kamu, jangan sampai Kevin kepincut dengan bujuk rayu wanita play girl sepertimu." Ucap Zira tegas.

" Hahaha, tenang saja bos. Jangan lupa bayaranku." Ucap Katherine sambil dengan gelak tawanya.

" Selesaikan dulu pekerjaanmu, tapi kalau sampai Kevin malah kepincut denganmu, sama sekali kamu tidak mendapatkan bayaran." Ucap Zira tegas.

" Siap bos laksanakan." Ucap Katherine.

Di mobil.

" Vin, sepertinya kita tidak usah ke kantor dulu. Mengingat jam sudah semakin siang, kita langsung ke lapas saja." Ucap Ziko.

" Baik tuan." Ucap Kevin memutar arah mobilnya menuju lapas tempat Sisil dan Kia di tahan. Siang itu dua wanita yang pernah mengganggu Zira akan bebas, dan kebebasan mereka juga atas izin dari Zira.

" Vin, mampir ke toko bunga dulu." Perintah Ziko.

" Untuk apa tuan? Apa anda mau membelikan bunga untuk ke dua wanita itu." Tanya Kevin.

" Iya betul." Jawab Ziko.

" Tapi kenapa tuan harus berbaik hati menyambut mereka berdua dengan sebuket bunga, bukannya kemaren tuan marah ketika mendengar hal ini." Ucap Kevin.

" Sudahlah ikuti saja perintahku." Ucap Ziko tegas.

Kevin mengikuti perintah tuannya. Walaupun dia bingung dengan jalan pikiran bosnya tapi dia tetap melakukannya tanpa ada bantahan sama sekali.

Mobil berhenti di sebuah toko bunga. Toko itu menjual beraneka ragam bunga segar. Ziko memilih bunga dengan warna yang sama untuk kedua wanita itu. Penjual toko bingung dengan pilihan pembelinya. Tapi menurutnya pembeli adalah raja. Jadi apapun yang di pilih pembeli tidak usah di komentarnya, itu pikirnya.

Setelah selesai membayar bunga itu, Ziko dan Kevin kembali ke mobil. Kevin merasa aneh dengan bunga kuburan pilihan bosnya tapi dia enggan untuk bertanya. Mobil sudah tiba di lapas. Ziko dan Kevin menunggu di dalam mobil tidak jauh dari pintu tempat keluar para narapidana.

Sebelumnya Kevin sudah mendapatkan kabar kalau dua wanita itu akan keluar jam satu siang. Dan mereka tiba di lapas tepat waktu, dalam beberapa menit ada sosok dua orang wanita yang keluar dari pintu lapas. Dua wanita itu terlihat sangat jauh berbeda dari yang pertama kali Ziko kenal.

Ziko datang dan menghampiri dua wanita itu sambil memegang dua buket bunga di tangannya. Dua wanita itu terlihat takut dan mundur ketika mengetahui kalau yang mendekat kearah mereka adalah Ziko.

" Selamat datang kembali Sisil dan Kia." Ucap Ziko merentangkan tangannya.

Dua wanita itu saling pandang, dan mereka tidak mengerti maksud kedatangan suami dari wanita yang menjebloskan mereka ke penjara.

Ziko menyerahkan dua buket bunga itu kepada Sisil dan Kia.

" Ambilah." Ucap Ziko.

Dua wanita itu terlihat ragu.

" Cepat ambil." Ucap Ziko sambil merapatkan giginya.

Dengan takut dua wanita itu menerima buket bunga itu.

" Masuk ke mobil." Ucap Ziko cepat.

Sisil dan Kia saling pandang, mereka bingung dengan sikap Ziko yang dingin dan kadang ramah. Begitupun dengan Kevin, dia juga bingung dengan jalan pikiran bosnya.

Dengan kaki yang pincang Sisil berjalan menuju mobil Ziko. Dan Kia dengan hidung yang bengkok dia juga berjalan perlahan ke mobil sambil sesekali melihat kebelakang, tempat Ziko dan Kevin berdiri.

" Bantu author dengan like, komen dan vote ya. Jangan hanya minta lanjut tapi tidak vote. Dengan vote kalian memberikan apresiasi atas karya author, dengan vote juga author jadi tambah semangat updatenya. Terimakasih."