“ Raksa, ada apa? Sepagi ini sudah
datang? Kamu gak kuliah? Apa terjadi sesuatu?” Daniah memberondong adiknya
dengan pertanyaan. Apalagi adiknya muncul bahkan tanpa pemberitahuan. Dia tidak menelfon atau kirim chat.
“ Aku gak papa kak.”
Raksa menarik tangan Daniah, dia
yang baru mau masuk ke dalam ruko menurut saat adiknya membawanya duduk di kursi taman.
Di depan ruko berjajar ini memang ada taman kecil dan tempat duduk. Pohon
rindang dua batang membuat tempat ini nyaman dipakai duduk istirahat.
“ Kak Niah baik-baik saja?” Tanyanya dengan kuatir.
“ Hei, kenapa? Tentu saja aku
baik-baik saja.” Daniah tersenyum ceria, berusaha menunjukan kalau dia tidak
apa-apa.
“ Dia tidak memukul mu atau
memperlakukan mu dengan buruk kan?” Raksa menyentuh pipi Daniah, memeriksa leher
kakak perempuannya, kalau-kalau ada tanda tindakan kekerasan atau apa. Tidak
ada yang terlihat aneh pikirnya.
“ Aku baik-baik saja, tuan Saga memperlakukan ku dengan baik.”
“ Bohong!” membantah cepat perkataan Daniah.
“ Sungguh jangan kuatirkan aku, aku
akan menjaga diri dengan baik di sana. Aku akan bertahan hidup dengan baik di
neraka sekali pun, jadi jangan kuatir ya. Sudah sarapan belum?” Daniah menepuk
kepala adiknya lembut.
“ Kak Niah belum makan?”
“ Aku hanya sarapan roti isi tadi, mau makan?”
“ Hemm, boleh, aku juga lapar.”
“ Raksa, apa kamu sedang melakukan aksi protes di rumah ya?” Sepertinya tebakan Daniah benar karena Raksa menundukan wajahnya tanda bersalah. Mungkin ini yang bisa dilakukan adiknya
sebagai wujud kasih sayangnya. “ Apa kamu bertengkar dengan ibu mu?”
Raksa menunduk semakin dalam.
“ Jangan seperti itu, ayah ku yang sudah menjual ku, ini tidak ada hubungannya dengan ibu mu.” Walau pun sejujurnya Daniah membenci ibu tirinya, tapi di hadapan Raksa dia tidak pernah menunjukan
kebencian itu.
“ Tapi ibu terlihat sangat bahagia setelah kepergian Kak Niah.”
Aaaa, walaupun aku sudah tahu, kenapa saat mendengar kebenarannya terasa menyakitkan begini. Sudahlah, toh ini sudah terjadi aku sudah menjadi istri atau tepatnya pelayan tuan Raksa. Sebesar
apapun kebencian yang aku tunjukan tidak akan merubah apapun.
Saat pembicaraan mereka masih
mengantung dikebisuan seseorang terlihat mendekat.
“ Mbak Niah sudah datang ya? Kami
sudah selesai update stok barang.” Tika memberikan info.
“ Barusan kok, sudah pada
sarapan belum? saya sama Raksa beli sarapan dulu ya.” Daniah menjawab dan sudah
bangun dari duduknya.
“ Ia mbak.”
“ Yang lain lagi apa?” Daniah bertanya lagi.
“ Sudah mulai balas chat orderan mbak.”
“Baiklah, mau sarapan apa, biar sekalian dibeliin.”
“ Apa aja mbak. Saya lagi nunggu paketan katanya sebentar lagi sampai.” Tika tersenyum malu-malu, tidak mau menyebutkan sarapan apa yang dia inginkan.
Daniah mengacungkan jempolnya. Lalu
dia menarik tangan adiknya. Agar berjalan mengikutinya. Di dekat tempatnya
bekerja ini banyak warung makan. Mereka punya banyak pilihan menu untuk
sarapan.
Ruko dua lantai yang dia tempati
sekarang sebagai tempatnya bekerja adalah tempat yang ia beli dengan modal uang
yang diberikan ayahnya. Saat itu ia berlutut di depan ayahnya. Mengemis
bantuan. Ia ingin hidup mandiri. Alasan konyol, yang utama adalah melarikan
diri dari kebencian ibu tirinya. Wanita itu, sampai dia sebesar ini tetap saja
memandangnya sebelah mata. Anak tidak berguna, anak yang ingin ia buang jauh
dari keluarga.
Daniah telah merintis usahanya dari
bawah. Dari dia yang awalnya hanya seorang reseller tanpa stok barang, tapi ia
bekerja keras dengan belajar bagaimana berjualan online dengan benar. Dia
bertemu dengan kelompok pengusaha online. Dari situlah sedikit demi sedikit ia
bisa mengembangkan usahanya. Sekarang produk jualannya terbagi menjadi dua.
Pakaian anak dan pakaian dewasa. Lantai satu untuk stok barang pakaian dewasa dan
lantai dua untuk stok barang pakaian anak. Dia sudah punya enam karyawan yang
membantunya.
Pada tahun ketiganya ini, ayahnya
menagih uang modal sekaligus bunga yang harus ia bayar. Menikah dengan Saga
Rahardian untuk menebus hutang perusahaan, dan menyelamatkan keluarga dari
kebangkrutan. Modal yang dulu diberikan ayahnya harus ia kembalikan dengan
tubuh dan seluruh kehidupannya.
BERSAMBUNG..............