Ada banyak bunga bermunculan di sekitar Saga, wajah tampan itu ntah kenapa semakin hari terlihat manusiawi. wajah dingin dan kaku yang berangsur memudar sedikit demi sedikit. membuat dia selayaknya laki-laki yang pantas untuk disukai, dalam artian sebenarnya. Disukai sebagai seorang manusia, bukan hanya dipuja sebagai presdir Antarna Group.
“ Hahaha.” Saga benar-benar sudah
tidak bisa menahan tawanya. Wajahnya sampai merah padam karena puas tertawa. dia memukul kursi beberapa kali. membayangkan wajah Daniah semalam, dia berharap hari tak pernah pagi.
“ Apa yang membuat anda tertawa
tuan muda.” Iseng bertanya walaupun sudah bisa menduga apa yang membuat Saga
sesenang itu kalau bukan tentang Daniah.
“ Rahasia.”
Cih, bahkan anda bertingkah seperti anak-anak yang sedang jatuh cinta.
Mobil sampai di area parkir, Saga
turun masih dengan suasana hati yang sangat baik. Saat memasuki lif juga
begitu. Masih terlihat senyum di bibirnya. Han merasa hari ini semua agenda akan
berjalan dengan sangat baik. Semua agenda akan terselesaikan dengan lancar dan
tanpa hambatan.
Tapi sepertinya kesenangannya berakhir dalam sekejap mata. Karena ada bom waktu yang kapan saja bisa membuat gedung ini meledak sedang menunggu mereka di ruangan presdir.
Tiga staff sekertaris sedang berdiri di depan
pintu ruangan presdir Antara Group. Mereka terlihat sangat tegang. Wajah mereka
semakin pias saat melihat kedatangan Saga dan sekertarisnya. Tangan mereka
sudah terlihat gemetar.
“ Kenapa kalian berdiri di depan pintu?” tentu Han yang bicara, kedatangan mereka sudah mengintimidasi, apalagi saat Han membuka mulutnya.
“ Selamat pagi tuan.” Ucap mereka
bersamaan, Han melihat bibir mereka bergetar. Ia menyadari mereka sudah
melakukan kesalahan besar. Dan tahu, kesalahan bahkan sekecil apapun di lantai
gedung ini tidak akan mudah termaafkan.
“ Nona Helena ada di dalam.” Salah
satu staff bicara, walaupun takut tetap dia yang harus bicara karena dia yang
paling senior di sini. mendengar itu sambil menahan geram Han segera berjalan di depan Saga dan
membuka pintu. Benar, gadis cantik itu sedang duduk dengan elegan di sofa. Dia
terkejut saat pintu terbuka, bangun dari duduknya.
Sementara Saga dan Han masuk,
sekertaris itu mengisyaratkan ketiga staff sekertaris untuk mengikuti masuk
kedalam. Kaki ketiga wanita itu sudah seperti terkulai tidak berdaya. Namun mereka tidak punya pilihan selain mengikuti langkah pimpinan mereka.
Kejadian beberapa waktu lalu.
“ Maaf nona tapi anda tidak
diperbolehkan masuk, mari saya antar ke ruang tunggu sebelum tuan Saga datang.”
Staff sekertaris bicara dengan sangat sopan, dia mempersilahkan dengan
tangannya. Mereka tahu siapa Helena, sehingga itu membuat nyali mereka menciut.
“ Kamu tidak tahu siapa aku?” staff
sekertaris menundukan kepalanya, meminta maaf. Dia tentu sangat tahu siapa
gadis di hadapannya. Dua tahun lalu gadis ini bisa keluar masuk ke ruangan
presdir, bahkan tanpa pemberitahuan atau membuaat janji terlebih dahulu.
“ Maafkan saya nona Helena, tapi
saya tidak bisa mengizinkan anda masuk. Sekertaris Han mengatakan siapapun
tidak boleh masuk ke ruangan presdir tanpa izin darinya.”
“ Huh, dia masih saja sok berkuasa.
Minggir.” Helena mendorong tubuh sekertaris wanita, akhirnya dia masuk ke dalam
ruangan.
Seharusnya aku memilih bertengkar dengannya dari pada mati.
“ Siapa yang mengizinkannya masuk?” Saga duduk sofa. Bertanya tanpa melihat ke arah staff sekertaris.
Helena mendekat, dia menyentuh
lengan Saga. Walaupun saat ini dia merasa takut, tapi dia benar-benar
mengumpulkan keberanian dan rasa tidak tahu malunya sebelum naik ke gedung ini.
Hingga dia harus melakukan upaya maksimal untuk mendapat pengampunan dari Saga. walaupun tidak tahu malu, tetap harus maju.
“ Saga, aku yang memaksa masuk.
Aku mohon jangan menyalahkan mereka.” Helena bicara dengan lembut dan penuh percaya
diri.
“ Siapa yang mengizinkan dia
masuk.” Saga berteriak untuk kedua kalinya. “ Han.” Satu kata itu sudah seperti
instruksi khusus, Han menoleh pada ketiga staff sekertaris. Hanya tuhan yang
tahu apa yang akan dilakukannya.
“ Jawab pertanyaan tuan Saga,
selagi saya masih bicara dengan kata-kata.” Wajah mereka bertiga semakin pias.
Dengan gemetar, salah satu dari mereka maju kedepan.
“ Maafkan saya tuan.” Dia menjawab
terbata karena bibir dan tangannya gemetar. Seluruh tubuhnya merasakan takut.
Dia mulai menyadari, kalau gadis itu, Helena bukan lagi wanita spesial bagi
presdir Antarna Group. Seketika semua sesal menjalari tubuhnya.
“ Saga, maafkan dia aku yang
memaksanya masuk.” Helena memohon di samping Saga, sambil memegang tangan
laki-laki di sampingnya.
“ Kalau kau menghormati aturanku
seharusnya kau tidak melakukannya. Kamu yang sudah menyusahkan mereka. Potong setengah gajinya bulan ini.” Saga melihat staff wanita yang tadi maju ke depan bicara.
“ Baik tuan muda.”
“ Terimakasih tuan Saga,
terimakasih atas kebaikan anda.” Dia berlutut dan mengucapkan terimakasih, dia
tahu hukuman ini sangat ringan baginya. Biasanya sekecil apapun kesalahan yang
dilakukan karyawan di lantai ini bukan hanya hukuman fisik, tapi juga harus siap
di tendang dari Antarna Group. Dan siapapun yang dipecat dari perusahaan ini,
jangan harap bisa hidup dengan layak lagi.
BERSAMBUNG..............