Chapter 144 Rencana gagal ibu

Hariawan sudah keluar ruangan, dia

tidak membicarakan apapun tentang daftar wanita yang sudah dia susun semalaman.

Melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana keponakannya memperlakukan

istrinya. Dia tahu untuk menyerah. Peringatan sekertaris Han siang tadi adalah

benar. Kalau dia melangkah lebih jauh lagi, hubungannya dengan Saga yang sedang

tidak terlalu baik akan jauh lebih memburuk lagi.

Sementara itu Daniah dan Saga

memilih tingal di ruang baca.

“ Sayang, kenapa membiarkan pamanmu

berlutut?” menyuarakan rasa tidak sukanya.

“ Aku tidak menyuruhnya berlutut,

dia sendiri yang berlutut.” menjawab sesuai kenyataan, membuat Daniah langsung merasa kalah sekaligus kesal.

Cih, tetap tidak mau mengakui

salah.

“ Tapikan kamu bisa memintanya

bangun tadi.” upaya membantah pertama. Dia benar-benar belajar dengan giat setiap hari. Keberaniannya juga mulai perlahan bersemi subur.

“ Tidak dengar tadi aku sudah

menyuruhnya bangun.” Emosi. “ Kau berdiri di sana tapi isi kepalamu kemana?”

menunjuk ruang kosong tempat dimana Daniah tadi berdiri.

Idih, akukan berfikir keras tadi.

“ Ia, ia tadi kamu sudah

menyuruhnya bangun tapi dia yang tidak mau.” Mengalah karena merasa dirinya

waras. “ tapikan paman lebih tua usianya dari kita sayang. Dan dia paman

mu.” Terkejut, reflek memundurkan kepala karena Saga mendekatkan wajahnya.

“ Niah.”

“ Eh, ia.”

“ Kalau ayahmu juga melakukan

kesalahan yang sama seperti yang pamanku lakukan, aku tidak akan semudah itu

memaafkannya. Sekalipun kau yang berlutut memohon mengantikannya.”

Ia, ia, aku tahu. Tanpa perlu

melihat ini akupun tahu. seberapa berkuasa dan keras kepalanya kamu.

“ Ia, aku tahu. Tapi sayang lain

kali tidak perlu menunjukan padaku hal seperti ini aku juga sudah paham.” Ya Daniah paham sekali. sekuat apapun perasaan yang mengikat mereka. laki-laki di hadapannya tetaplah tuan Saga. orang yang bisa melakukan apapun hanya dengan isyarat tangannya. Dia tidak akan lupa itu.

“ Apa? kamu sedang bicara apa

lagi?” mulai paham kalau istrinya mulai menulis novel drama yang tidak nyambung dengan kenyataan.

“ Aku sadar seberapa berkuasanya

kamu.”

“ Huh! Dasar bodoh.”

Tuhkan, dasar tidak nyambung. aku ingin menunjukan kepada paman sebesar apa aku mencintai, makanya aku menarimu kemari.

“ Apa si, kenapa bilang aku bodoh?” protes dengan wajah yang dibuat sok mengemaskan. Daniah tidak tahu kalau dia memasang wajah mematikan seperti itu, dia bisa membuat Saga melakukan apapun yang ia minta. lihat, bagaimana Saga menahan diri untuk tidak menciummu sekarang.

“ Kau tahu kenapa pamanku kemari?” Saga memilih memainkan jari-jarinya dipipi Daniah.

Menggangukan kepala kuat, dia sudah

mendengarnya tadi. Tentu dia tahu. “Paman ingin kembali bekerja di ibu kota,

jadi datang padamu memohon.”

“ Bodoh! Baiklah, karena kau mengemaskan

aku memafkan kebodohanmu. Kemarilah.”

Apalagi si ini, memang kenapa paman

datang.

Daniah mendekat, Saga meraihnya dan

menjatuhkannya dalam pelukannya. Dia mendekap erat Daniah. Mencium pipi

istrinya. Tangannya menyentuh pungguh dan kepala Daniah. Membuat gadis itu

binggung. Tapi dia tetap membenamkan dirinya dalam pelukan suaminya. dia sekarang  juga meletakan tangannya di bahu Saga dan mengusapnya pelan.

“ Kalau ibu melakukan sesuatu yang

menggangumu katakan padaku, jangan coba menghadapinya sendiri.”

Eh, dia tahu. Apa dia tahu tentang

pil kontasepsi juga. Pak Mun!

“ Kedepannya hanya pegang tanganku

dan percaya padaku. Aku mencintaimu, ingat itu dihati dan pikiranmu. Apapun

yang orang lain katakan jangan perdulikan. Kau paham.” Semakin erat dia memeluk istrinya. mencoba mengalirkan cinta dan perasaan tulusnya pada Daniah. Hanya percaya padaku, apapun yang terjadi kedepannya. Begitu yang ingin ia sampaikan.

“ Ia sayang. Terimakasih sudah

mencintaiku. Aku akan melakukan hal yang sama untukmu.” mencium pipi kiri Saga.

“ Kalau kau berani membujuku untuk

menikah lagi, habis kau.” telak, Daniah langsung terbelalak mendengarnya.

Apa! Bagaimana dia bisa tahu

rencana ibu. Pak Mun!

Saga mengendurkan pelukannya,

membuat Daniah melepaskan diri. Sekarang gadis itu menyentuh wajah suaminya.

“ Aku tidak akan membujukmu menikah

lagi, kenapa juga aku melakukannya. Akukan ingin memilikimu sendirian.”

Tertawa. “ Terimakasih sayang. Terimakasih sudah mencintaiku.”

Saga mendekat membisikan sesuatu di

telinga Daniah. Membuat gadis itu langsung pucat dan membelalakan mata. “ Aku

menunggu malam ini, servis pijat plus-plus darimu.” Lalu dia terbahak melihat Daniah

yang membeku.

“ Hei, mau kupanggil dokter Harun,

wajahmu langsung pucat pasi tu.”

Aaaaaaaaaa!

“ Berhentilah sampai disini.”

Hariawan meletakan map coklat

di atas meja. Dia dan ibu sudah bicara berdua di ruang membaca milik ibu. Wanita

itu meraih amplop di atas meja. Mengeluarkan isinya. Lalu membantingnya di atas

meja.

“ Aku bahkan tidak punya kesempatan

menyerahkannya pada Saga. Bagaimana aku bisa bicara kalau dia menarik istrinya

untuk ikut masuk ke ruangan kerjanya.” Dan slide kejadian tadi melintas lagi,

Hariawan bahkan secara detail bisa menceritakan bagaimana mesranya hubungan

Saga dan Daniah.

“ Kak, Daniah tidak pantas menjadi

ibu dari anak-anak putraku.”

“ Hentikan! Sekertaris Han bahkan

sudah bisa menduga rencanamu.” Hariawan bicara tegas.

Wajah ibu menjadi pias karena

terkejut. Sekali lagi, ia selalu kalah langkah dalam hal apapun. Menghadapi

sekertaris itu.

“ Apa kau mengatakan padanya?” merasa kesal dan terkhianati.

“ Tidak. Mana mungkin aku

mengatakannya. Dia bahkan sudah tahu hanya karena kedatanganku. Berhentilah

sampai disini, dan terimalah Daniah sebagai menantu di rumah ini. Saga bahagia

bersamanya. Bukannya itu yang utama.”

Ibu menghela nafas berat. Ya, kalau

hanya melihat itu tentu dia juga akan ikut sangat senang. Tapi pergaulan kelas

atasnya bukan hanya tentang bahagia dan cinta. Tapi lebih tentang status sosial

seseorang.

Daniah, jika dilihat dari

penampilan fisik tentu saja dia kalah jauh dari Helen. Pekerjaan, apa yang bisa

dia bangakan dari pekerjaannya sekarang. Orang tua, dia bahkan tumbuh dari

keluarga yang tidak lengkap. Walaupun dia punya ibu tiri sekalipun. Dan sampai

kapan rahasia tentang asal usulnya akan tersimpan rapat seperti sekarang. Jika

putranya memperkenalkannya ke publik, orang-orang akan mulai mencari tahu dan

berusaha mengali informasi.

“ Aku akan berusaha membujuk

Daniah.” akhirnya rencana terakhirnya terlontar juga. walaupun tadi pagi dia gagal memprovokasi. tapi dengan sedikit usaha dan strategi dia yakin Daniah akan menyerah dan mengikuti idenya.

“ Apa kau sudah gila! Kau pikir

gadis itu bisa melakukan apa.”

“ Membujuk Saga untuk memilih salah

satu gadis ini untuk menikah secera resmi dengannya.” Meraih amplop coklat

dihadapannya. “ Daniah yang akan melakukannya.”

“ Apa kau pikir sekertaris Han akan

diam saja.sudahlah. hentikan jangan membuat semua orang susah. Dia bahkan tahu

kalau kau mengirimkan uang setiap bulan padaku.”

“ Apa!”

“ Han tahu semua yang kau lakukan,

dan dia pasti melaporkan semuanya pada Saga.”

Ibu cukup terguncang dengan

kejadian ini. Dia sudah berusaha sembunyi-sembunyi mengirimkan uang pada kakak

laki-lakinya. Karena selama ini Saga tidak pernah menanyakannya, dia pikir

putranya tidak tahu. Dan sekarang, sekertaris Han bahkan bisa menebak

kedatangan kakaknya. Yang sudah susah payah ia bujuk untuk coba merayu Saga.

Ibu mencengkram tangannya sendiri

merasa sangat kesal.

Epilog

Pak Mun batuk-batuk di dapur. Dia

duduk memeriksa laporan keuangan rumah tangga di meja dapur.  Terbatuk lagi sambil mengelus-ngelus dadanya.

Kenapa sepertinya aku sedang

dimaki-maki ya, tengorokanku jadi gatal begini.

Dia bangun dan mencari segelas air

dingin.

bersambung