Chapter 162 Kenangan Jen dan Sofi

Pristiwa ini terjadi sebelum Saga

bertemu dan berkencan Helena. Jauh sebelum dia mengenal perasaan sayang selain

pada keluarga dan orang-orang yang selalu setia di belakangnya.

Jen dan Sofi beranjak dewasa dan

mulai mendapat izin keluar malam hari. Walaupun mereka tetap mendapat

pengawalan serta jam malam yang cukup ketat. Saga tidak pernah membatasi

pergaulan mereka, dengan siapapun Jen dan Sofi berteman dia memberikan

kebebasan. Asalkan satu hal, patuh pada aturan yang sudah dia tetapkan. Kedua

adiknya pun memahami itu sebagai bukti kasih sayang kakak mereka, hingga mereka

tak pernah protes sedikitpun.

Sampai malam itu, saat ulang tahun

Jen. Dia dan teman-temannya mengadakan pesta di sebuah tempat hiburan. Seperti

biasa tidak ada alkohol ataupun hal yang terlarang. Semua berjalan dengan baik

dan sesuai rencana. Sampai datanglah beberapa orang kenalan dari teman-teman

Jen. Dan mulailah, tiga pria tampan yang dari segi usia jauh dari mereka. Mulai

mendominasi acara dan melakukan hal yang akan mereka sesali seumur hidup

mereka.

Jen dan Sofi berdiri di depan meja

kerja Saga. Sementara Saga duduk menatap mereka. Ada kesal yang bercampur

dengan rasa bersalah di matanya. Kedua gadis itu tertunduk dalam.  Percayalah, kalau tidak terpaksa mereka tidak

akan sudi masuk keruangan Saga. Karena kalau di dalam ruangan ini kakak

laki-lakinya akan berubah menjadi orang lain. Bahkan mungkin jauh lebih

menakutkan daripada saat dimarahi ayah sendiri. Kalau mereka masuk ke dalam

ruangan ini, artinya mereka sudah melakukan kesalahan.

“ Aku bisa memberikan apapun yang

kalian mau.” Saga menarik nafas dalam. “ Aku bisa menjaga kalian dengan seketat

apapun. Bahkan aku bisa menugaskan pengawal 24 jam menemani kalian, tapi kalau

kalian tidak bisa menjaga diri kalian sendiri. Maka semua yang aku lakukan

untuk kalian semua akan sia-sia.” Jen dan Sofi mencengkram tangan mereka

masing-masing.

Mereka  melewati jam malam. Pergi kabur dari

pengawasan para pengawal karena hasutan teman-teman mereka. Mengikuti tiga

laki-laki asing yang tidak tahu siapa.

“ Kalian sudah mau menikah?” Saga

bertanya.

“ Tidak kak.” Jen mewakili adiknya

menjawab cepat. Sofi yang hanya ikut-ikutan karena dipaksa olehnya benar-benar

ketakutan.

“ Akan kucarikan laki-laki baik

kalau kau ingin menikah Jen.” Ketukan tangan Saga di meja, menandakan dia

serius dengan ucapannya barusan. Bisa jadi kalau Jen menjawab iya, minggu depan

dia sudah bisa naik ke pelaminan menikah. Dengan laki-laki pilihan kakaknya.

“ Tidak kak.  Maafkan aku. Maaf. Aku tidak akan

mengulanginya lagi.” Jen sudah mendekapkan tangan di depan dadanya memohon. “Maafkan

aku.”

“ Kalian bisa berteman dengan siapapun,

aku tidak  memperdulikan latar belakang

mereka. Tapi kalau pertemanan kalian membuat kalian tidak patuh dan melanggar

aturanku. Lebih baik kalian tidak perlu berteman. Kalian tidak perlu pergi

kuliah. Aku akan mencari dosen yang bisa mengajar kalian di rumah.”

“ Maafkan kami kak. Kami salah.

Kami tidak akan mengulanginya lagi.” Akhirnya Jen terduduk dan berlutut. Selama

ini mereka senang karena tidak dikenalkan ke publik. Mereka bisa hidup damai

menjadi diri mereka sendiri.

Sesal membuncah. Bagaimana bisa

mereka begitu teledor dan tidak bisa menjaga diri.

“ Jen jaga adikmu. Seperti itukan

seharusnya kakak itu, seperti aku menjaga kalian.” Sekali lagi, Jen semakin

menatap lantai dalam. Sofi mengikutinya duduk di lantai.

“ Maaf kak.” Jen menarik lengan

Sofi di sampaingnya. “ Terimakasih sudah menjaga dan menyayangi kami.”

“ Hanya kalian yang bisa menjaga

kehormatan diri kalian sendiri. Bukan hanya untuk dilihat suci atau sok suci.

Tapi itu adalah cinta dan perasaan kalian. Jangan kalian berikan pada

sembarangan orang. Tubuh dan hati kalian itu satu kesatuan.”

Saga adalah tipe laki-laki yang

membenci hubungan bebas laki-laki dan perempuan dalam ranah hubungan badan.

Baginya hubungan semacam itu hanyalah merugikan pihak perempuan. Kenapa? Mungkin

itulah yang tercipta di masyarakat ini. Ketika hanya wanita yang dipertanyakan

kehormatannya ketika sebelum menikah. Sementara rekam jejak laki-laki tidak

pernah diungkit sedikitpun.  Walaupun  Saga sendiri dengan gampangnya dia bisa

mendapatkan wanita manapun. Karena banyak wanita yang menawarkan diri padanya.

Baik secara terang-terangan, maupun melalui proposal resmi orangtua mereka yang

mendekat pada Antarna Group.

Namun, karena dia memiliki dua adik

perempuan yang ia jaga dengan nyawanya sendiri. Dia selalu bisa menahan diri

untuk mendekati wanita. Untuk itulah mungkin imej dinginnya terbentuk. Karena

banyak hati wanita tersakiti dengan penolakan dinginnya, rumor yang beredar dia

berganti wanita setiap hari semakin menjadi. Tapi percayalah, itu malah

membuatnya semakin digilai.

“ Keluarlah, renungkan yang aku

katakan. Tidak akan ada peringatan kedua kalau kau melakukan kesalahan yang sama

Jen. “ Beban kesalahan itu jatuh pada jenika. Mereka bangun dan keluar dari

ruangan kerja Saga.

Tanpa mendapatkan hukuman sekalipun

sudah membuat kakak mereka kecewa sudah seperti mereka mendapat hukuman mati

saja bagi mereka..

Sial! Seharusnya aku tahu kalau

hukuman kami bukan di dalam.

Sekertaris Han berdiri sambil

bersandar di dinding di depan ruang kerja Saga. Hanya berdecak kesal yang

terdengar dari mulutnya. Menatap kedua gadis pembuat onar, begitu pasti yang

dia pikirkan.

“ Ikut aku.” Han melangkah pergi

menjauhi ruangan kerja Saga. Jen mengandeng tangan Sofi. Mengikuti kesebuah

ruangan.

“ Berikan hp kalian nona.” Han menyodorkan

tangannya.

“ Apa!” keduanya langsung

menyentung kantong baju mereka masing-masing. Mempertahankan harta paling

berharga yang mereka punya. “ Kak Saga bahkan tidak memintanya.” Apa hakmu

mengambilnya dariku. Jen ingin berteriak begitu. Tapi lidahnya kelu karena

tidak punya keberanian untuk bicara.

“ Nona apa kalian tahu sebesar apa

kecerobohan kalian?” Han sudah menurunkan tangannya. “Sebesar apa kesalahan

yang sudah kalian lakukan malam ini?"

Jen mengigit bibirnya. Sofi semakin

kuat mencengkram tangan Jen di sampingnya. Tidak berani melihat Han.

“ Apa kalian pikir laki-laki di

luar sana semua sebaik tuan muda. Lewat sedikit saja kami menemukan kalian,

saat ini kalian hanya bisa menangis menyesali semuanya. Dan kalian tahu, siapa

yang paling merasa bersalah karena ulah kalian.  Jadi jangan membantah, berikan hp kalian sekarang.” Selama satu bulan tanpa hp, selama satu bulan pulang dan pergi ke kampus akan dilakukan sesuai jadwal. Begitu kalimat Han selanjutnya. Dia bicara dengan nada yang sudah membuat siapun tidak berani membantah. "Tunjukan keseriusan nona satu bulan ini."

Karena tahu mereka bersalah, akhirnya

tanpa bisa membantah mereka mengeluarkan hp mereka dari saku. Dengan perasaan

tidak rela apalagi saat semua hp itu sudah berpindah tangan. “ Nona, jangan

membuat tuan muda merasa bersalah dan sedih. Sudah banyak hal yang harus dia

pikirkan. Kalian tahu seberharga apa kalian bagi tuan muda.”

“ Maaf.”

Kak Saga mencintai kami bahkan

melebihi dirinya sendiri.

“ Berandalan-berandalan itu masih

bisa hidup saja sudah keberuntungan untuk mereka.”

Jen dan Sofi langsung teringat tiga

laki-laki tampan yang hampir saja merengut kehormatan mereka itu. Tidak mau

membayangkan jadi seperti apa mereka sekarang.

Bersambung