Chapter 193 Senangnya di cemburui

Semalam, Daniah menemukan  Jurus baru mengalahkan Saga, bukan dengan diam

seribu bahasa. Bukan pula  dengan menarik

selimut dan membisu. Karena laki-laki itu punya seribu satu cara menjahili

istrinya. Tapi giliran Daniah banyak bicara dia mulai meladeni dengan jurus

hemm. Hemm. Yang tidak ada lawannya itu.

Dasar, ya aku cemburu, cemburu.

Memang cuma kamu yang bisa marah aku bicara dengan laki-laki lain. Aku juga

bisa tidak rela melihatmu akrab dengan wanita lain. Sekalipun statusnya kamu

anggap adik. Kalau aku menggangap sekertaris Han kakak apa kamu juga akan diam

saat aku bicara dekat dengannya. Tidakkan?

Tapi, siapa juga mau punya kakak

menjengkelkan seperti dia!

“ Cuma segini saja ngambeknya.” Sudah menghujani Daniah dengan ciuman.

Aaaaaa, malah senangkan kalau aku

ngambek, dasar orang aneh.

" Bagiku Amera itu sudah seperti Jen dan Sofi." Begitu akhirnya dia mulai ceritanya. Sambil memeluk dan mendekatkan wajah Daniah ke dadanya.

Dan malam itu untuk pertama kalinya Saga bicara banyak sekali. Daniah mendesah kesal beberapa kali, tapi Saga malah

terbahak. Lucu mungkin ya melihat istrinya cemburu. Jarangkan melihat istrinya menunjukan perasaannya.

Pagi ini Daniah bangun dengan

perasaan jauh lebih baik. Pembicaraannya dengan Saga semalam membuka sedikit tabir kehidupan Saga yang ingin di ketahui Daniah. Bahwa suaminya benar-benar laki-laki berhati hangat. Dia mencintai orang-orang yang layak untuk dia sayangi. Tapi setelah lewat masalah semalam, pagi ini masalah baru datang lagi.

“ Kau lupa, aku pernah mengurungmu di rumah." Tersenyum tipis mengingatkan kejadian kaburnya Daniah " Kau baik-baik sajakan sampai sekarang." Jadi berhenti merengek begitu kira-kira arti senyum jahat Saga. "Sampai datang bulanmu selesai kau

akan tetap di rumah.”

“ Sayang. Dengarkan aku dulu. Aku sudah

tidak apa-apa, nyeri juga tidak perutku. Dan darah yang keluar juga tidak

sebanyak hari pertama dan kedua.”

Wajah penuh harap dan memelas sudah

dia setel dari sepagi tadi. Menyesal, seharusnya dia membujuknya dari semalam.

Daniah tidak memprakirakan akan seperti ini jadinya.

“ Aku mau ke ruko. Please, sudah lama

aku tidak datang. Mau kasih oleh-oleh juga sayang.” Memeluk pinggang Saga.

“ Tidak!”

Cih, langsung melepaskan tangan tau

upayanya sia-sia.

“ Sayang, aku mau ketemu Raksa juga.

memberikan Oleh-oleh untuknya dan  untuk keluargaku.” Mencoba lagi, pantang mundur. Kegigihan selalu membuahkan hasil. Untuk perkara apapun. Apalagi urusannya dengan suami.

“ Baiklah.”

“ Benar?” Bola mata redup milik Daniah itu

menjadi cerah berbinar. Semangat kembali mengelora.

Hei, kenapa malah jalan ke tempat tidur?

Saga menjatuhkan dirinya di atas

tempat tidur, membuat Daniah binggung. “ Kau bilang akan mati bosan sendirian, jadi aku

akan membatalkan semua rencana kerjaku. Aku akan di kamar dan menemanimu saja.” Tuan muda yang bisa masuk kerja seenaknya sedang pamer kekuasaannya.

Siapa yang mau begitu! Aku

benar-benar ingin memukulnya sekarang.

“ Baiklah, baiklah. Aku akan

dirumah sayang, menunggumu. Sekarang pergilah bekerja.”

Jangan begitu! Ayo pergilah!

Daniah menarik lengan Saga, dan

mendorong tubuhnya untuk menuju pintu kamar. Bisa tambah runyam kalau laki-laki

ini di rumah seharian. Daniah ingat di lantai bawah gadis itu masih di sana

menunggu kesempatan. Ibu juga sama halnya. Dia terlihat jauh lebih agresif dengan kata-katanya di saat makan malam.

Walaupun tuan Saga mengatakan dia cuma adik, tapi melihatnya menempel terus membuatku benar-benar jengah. Dia cantik, tapi cara yang dia pakai berbeda dengan Helen. Dia benar-benar memakai trik adik mengemaskan untuk mendekati tuan Saga. Perang batin sendiri di hati Daniah.

Saga menahan handle pintu yang di

pegang Daniah. Dia menarik dan mendorong tubuh kecil itu sampai menempel pada

pintu.

“ Apa?”

“ Cium.” Meraih ujung dagu Daniah.

“ Tidak mau!”

“ Padahal tadinya aku mau

mengizinkanmu mengundang adikmu ke rumah ini. Kalau begitu tidak jadi.”

Melengos kesal.

“ Tunggu!” Tertawa palsu sambil memegang kedua pipi. “ Aku cuma

bercanda sayang, mau cium di mana? Sini? sini?” Menunjuk bagian pipi dan bibir.

“ Semua. Sini. sini.sini.” menunjuk

semua bagian wajah dan juga leher dengan tidak tahu malunya.

Aaaa, lagi-lagi aku kalah telak

begini si.

Mencium semua bagian yang ditunjuk Saga dengan seenaknya.

“ Sudahkan.” Saga tertawa puas. “

Jadi Raksa boleh datang kemari mengunjungiku.”

“ Hemm.”

“ Terimakasih sayang. Muahh, muah.”

Dua kali kecupan dibibir. Kecupan kejutan itu membuat wajah Saga merona senang.

“ Niah, kau tahukan walaupun dia

adikmu, aku tetap menggangapnya laki-laki.” Artinya jaga sikapmu ketika berinteraksi dengannya. Jangan melakukan kontak fisik berlebihan dengannya. Dia laki-laki, mau dia adikmu sekalipun.

Mulai lagi.

“ Kalau begitu kau juga janji, jaga

sikapmu dengan Amera. Kalau Raksa yang benar-benar adikku saja tidak boleh

apalagi Amera.”

“ Haha, manisnya kalau istriku

cemburu.” Kali ini Saga yang mencium duluan.

“ Aku serius sayang.” Bicaranya sudah

terbungkam, Saga tidak memberi kesempatan Daniah bicara. Ciuman panjang sampai Daniah gelagapan.

Hei kenapa si! Aku jadi susah bernafas ni.

“ Haha, kau mengemaskan sekali

kalau sedang cemburu ya. Kau sampai lupa bernafas lagikan?”

“ Tentu saja aku cemburu, kaukan suamiku.”

Mendengar itu wajah Saga benar-benar terlihat sangat senang. Dia menjatuhkan dagunya di bahu Daniah.

Memiringkan wajahnya dan menempelkan bibirnya di leher gadis itu. Daniah

menjerit saat ciuman keras membekas merah sebagai tanda kepemilikan menempel di

sana.

“ Niah, dia bukan levelmu sama

sekali. Kau tahukan sebesar apa aku mencintaimu. Tapi aku senang kalau kau cemburu begitu. Hehe” Memberi kecupan terakhir di leher Daniah sebelum menggangkat kepalanya.

Cih senang ya kalau istrimu

cemburu.

“ Sudah sana, kau bisa terlambat

nanti.” Mendorong tubuh Saga menjauh. “

Akhirnya mereka keluar dari kamar. Daniah merapikan lagi rambutnya. Saat menuruni tangga dia bisa melihat

dimeja makan sudah ada semua orang minus Jenika karena dia sudah harus berada

di kantor jam segini.

Hari yang melelahkan ketimbang

harus bekerja di ruko akan di temui Daniah setelah kepergian Saga ke kantor. Tatapan ibu dan Amera di sampingnya sudah tidak bersahabat. Hanya Sofi yang terlihat girang sambil melambaikan tangan.

" Kakak ipar, terimakasih oleh-olehnya aku suka sekali. Kak jen juga suka."

Saga memeriksa beberapa file yang di serahkan Han setelah mobil melaju keluar dari gerbang rumah utama. Mereka tidak ada yang bicara sampai mobil memasuki area parkir gedung Antarna Group.

“ Kau sudah mengatakan pada pak Mun

untuk mengawasi Amera?” Mobil berhenti di area parkir VVIP, khusus presdir. "Ibu belum mengatakan apa-apa?"

“ Saya sudah menjelaskan pada Pak Mun untuk melakukan apa. Perkara nyonya anda tidak usah memikirkannya.”

Saga mendesah. Terlihat sekali dia sedang menahan kesal. Semenjak tahu bagaimana beratnya menjadi ibu, dia sudah berjanji untuk mencoba mengalah dengan apapun yang ibunya lakukan. Tapi sepertinya, ibu mulai melewati batas. Membawa Amera adalah bukti nyata kalau ibu benar-benar seperti mengajaknya berperang.

“ Biarkan pelayan wanita itu

menemani Daniah selama di rumah.”

“ Aran?”

“ Ya, atau pelayan yang dulu ada di

rumah belakang yang berteman dengan Daniah.”

" Baik."

“ Kau sudah mengatur pertemuan

dengan dokter?”

Saga harus tahu semua dengan jelas. Baru dia akan membuat keputusan penting setelahnya. Di satu sisi dia hanya mau Daniah menjadi ibu dari anak-anaknya. Tapi di pihak lain, dia takut kalau Daniah tidak akan sanggup melewati semuanya. Karena hamil dan melahirkan tidaklah semudah yang ia bayangkan selama ini.

“ Sore nanti kita ke RS tuan. Hari ini tuan Noah sudah membuat

janji dengan anda. Apa mau saya majukan di jam makan siang.” Keluar dari mobil lalu membuka pintu belakang.

“ Tidak perlu lakukan saja sesuai

jadwal. Mau apa dia?”

“ Mengabarkan kalau dia

akan segera menikah.”

Saga tertawa mendengarnya.

" Hah! dia benar-benar menikah." Menghentikan langkahnya. " Apa dia menikah dengan?" Tidak mau menyebutkan nama seseorang dengan bibirnya.

" Tidak tuan, pacar tuan Noah seorang psikolog."

" Baguslah. Siapkan rumah yang pernah kujanjikan padanya sebagai hadiah pernikahan."

" Baik tuan."

Saat memasuki gedung Antarna Group, untuk pertama kalinya Saga berpapasan dengan Raksa. Pegawai magang itu berhenti dan menundukan kepalanya sopan. Saga berhenti tepat di depannya, membuat Raksa mendongakan kepala. Raut cemas muncul di wajahnya.

Mau apa tuan Saga? Kenapa dia berhenti di depanku.

" Kau bisa datang ke rumah mengunjungi kakakmu." Wajah Raksa terkejut mendengar kata-kata yang tidak terduga itu. Dia menjawab cepat sambil menundukan kepala beberapa kali sebagai bentuk terimakasih.

" Baik tuan. Terimakasih banyak."

Melihatnya sesenang itu membuatku jadi kesal. Cih,

Han yang berjalan di belakang Saga bahkan sampai angkat bahu saat melihat tuannya menyapa Raksa duluan. Tadinya dia berfikir tuan Saga akan acuh dan pura-pura tidak mengenalinya.

" Han."

" Ia tuan."

" Kapan kau mau menyusul Noah?"

Diam dan tidak menjawab, bahkan sampai memasuki lift menuju lantai paling atas gedung megah Antarna Group.

Please jangan tanya kapan nikah sama jomblo yang sudah cukup umur, karena sakitnya tidak berdarah ^_^

Bersambung......

Note :

Alhamdulillah bisa update sesuai jadwal. Semoga bisa mengobati kerinduan pada Saga dan Daniah. Alur cerita akan semakin berkembang dan bertemu pada beberapa masalah yang terkait satu sama lain ya, dinikmati saja alurnya. semua tokoh akan mendapat porsinya masing-masing nanti.

Dan juga mau mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya untuk semua orang yang sudah membaca TMTM, silahkan mendukung novel ini dan authornya dengan cara kalian masing-masing ya. Terimakasih semuanya untuk yang selalu klik like, favorit, vote dan berbagai komentar serta bagi koinnya.

Terimakasih para pembaca setia, semoga sehat selalu dan  bahagia ^_^