13 Serangan

( Paufrait Restaurant, Roma, Kerajaan Romawi Modern )

[ 14 November 2096, 11:25 AM ]

Didistrik Perbelanjaan ibukota Roma, berdiri sebuah restoran yang sangat ramai, restoran itu menjual macam-macam hidangan penutup, seperti Pancake, Donat, Kue, Es Krim dan lain lain, namanya adalah Paufrait restaurant.

Di dalam restoran itu, saat ini terlihat dua orang pria dan wanita, pria itu adalah pria muda yang cukup tampan dengan fitur unik rambut putih dan mata merah, wanita dihadapannya adalah kecantikan berwajah poker, dengan rambut ungu berpotongan bob. Pria dan wanita itu tidak lain adalah Hauver dan Olivia.

Mereka berdua saat ini terlihat sedang memakan Pancake, mungkin ?.

" Senpai, kenapa kita haus makan ditempat mahal seperti ini, tunjangan awalku akan langsung habis jika begini, aku juga butuh uang untuk keluargaku. " Yang berbicara adalah Hauver.

Hauver mengeluh kepada Olivia, karena dia sudah memesan sepuluh porsi yang bahkan Hauver belum menghabiskan satu porsi pun.

Alih-alih mendengarkan Hauver, Olivia malah mengabaikannya dan terus memakan.

" Pelayan, tambah 1 lagi. " Kata Olivia mengangkat tangan, memanggil pelayan dan malah memesan lagi. Hauver yang melihat itu menyemburkan air yang sedang di minum.

" Oi Berhenti memesan Senpai sialan !!!, Pelayan minta bill- " Sebelum Hauver menyelesaikan kalimatnya terdengar ledakan besar dari kejauhan.

* DUARRRRRRRRRR *

Wajah Hauver dan Olivia berubah serius dan melihat kearah jendela, mereka melihat kepulan asap hitam menjulang ke langit. Setelah hanya memandang beberapa detik, terdengar suara pemberitahuan panggilan dari Handphone Olivia.

* Kriiiiiiiiing *

Mendengar itu, Olivia lalu mengambil Handphonenya, lalu membuka dan melihat pesan pemberitahuan dari WPO.

Hauver juga memandangi Olivia dengan ekspresi bertanya, apa yang terjadi ?. Setelah beberapa saat membaca pesannya, Olivia memandangi mata Hauver dan berkata.

" Kita Harus pergi Hauver, Sepertinya Ada orang gila yang membom Markas WPO di siang bolong seperti ini. " Kata Olivia lalu berlari kearah sumber kepulan asap.

" Yes Maam " Jawab Hauver, lalu mengikuti Olivia, Untuk Hauver dan Olivia yang Body Powernya sudah diatas ranking A, Kecepatan lari mereka, hampir setara dengan mobil sport.

--------------------

[ Puncak Markas WPO cabang Roma, Kerajaan Romawi Modern ]

Saat ini dipuncak Gedung yang terbakar dan berasap, namun di gedung itu tidak terlihat sedikitpun kerusakan, yang rusak adalah lingkungan sekelilingnya. Gedung itu adalah Markas WPO cabang Roma.

Di puncak luar markas WPO, berdiri dua orang pria dan wanita, Kedua orang ini adalah Dulio dan Serra. Wajah Dulio terlihat sangat serius, sedangkan Serra sedang terpejam dan mulutnya terus berucap seoerti sedang melafalkan mantra.

" Fiuuuuh " Setelah beberapa saat mata Serra terbuka dan dia menghela nafas .

" Jadi ada berapa perkiraan Korban dari pihak kita ? " Tanya Dulio pada Serra yang baru saja membuka mata, Serra adalah seorang Magi tipe Navigasi, ini adalah salah satu kemampuannya.

" Ini mengerikan, ada sekitar 1600 orang tewas dan 5000 luka-luka. " Kata Serra dengan wajah sedih.

" Sialan, Ini tidak bisa dimaafkan, anggota kita hanya berjumlah 7000, itu belum dikurangi anggota yang sedang berugas diluar, sialan ini terlalu parah, hampir semua anggota kita terkena ledakan itu. " Kata Dulio sambil menggigit jarinya, tidak biasanya dia bertingkah seoerti ini, tragedi seperti ini merupakan hal yang paling dia tidak inginkan, dan juga dia berfikir ' Bagaimana bom biasa dapat melukai Pemegang Phantasm '

Lalu seperti yang dipikirkan Dulio, Serra juga memberikan pendapatnya.

" Ketua, ini pasti adalah Bom Magis, jika tidak begitu, tidak mungkin bisa melukai begitu banyak orang. " Kata Serra dengan wajah serius kepada Dulio.

" Aku tahu itu, Jadi ada berapa orang yang siap bertarung ? " Tanya Dulio pada Serra.

" Untuk saat ini ada 7 orang, 5 orang sudah mulai mencari dalang dibalik ledakan, dan dua orang lagi akan tiba disini dalam beberapa menit. " Lapor Serra kepada Dulio.

" Siapa saja 7 orang itu ? " Tanya Dulio.

" 5 orang yang sedang mencari dalang dibalik ledakan, adalah, Adelia Givorno, Pedro Guerrero, Vasco Errlington, Nerri D'Capone, Allejandro Perez, sedangkan 2 orang yang sedang dalam perjalanan kesini adalah Hauver dan Olivia. " Kata Serra.

" Begitu ya, kalau begitu kau boleh pergi dan bantu Anggota yang lain untuk mengevakuasi Warga sekitar dan Anggota kita, aku takut akan terjadi kebakaran besar. " Kata Dulio .

" Tapi a- " Sebelum Serra melanjutkan kalimatnya, Dulio memotongnya.

" Tidak ada kata tapi ! apa kau tidak menuruti perintah atasanmu ? Cepatlah pergi ! "Teriak Dulio kepada Serra.

" Baik Ketua, aku undur diri. " Serra hanya bisa tertunduk lesu dan pergi dari ketuanya itu.

Hanya menyisakan Dulio sendirian diatas gedung itu.

' Cih, aku tidak suka Orang yang mempermainkan hidup manusia seperti ini, jika kutemukan kau, aku akan membunuhmu, itu pasti, lihat saja. ' Dulio bersumpah, jika ia akan membunuh pelakunya apapun yang terjadi.