Chapter 108 Bab 108. Sifat Faris yg berubah secara tiba tiba...

dengan berlinang air mata dan penuh kasih sayang Fahri memeluk tubuh putranya itu,, selain tersentuh dengan kaka kata yg di ucapkan Faris,, Fahri sebagai seorang ayah sangat merasa bersalah karna dia sudah gagal melindungi istri dan anaknya sampai sampai putranya yg baru berusia 13 tahun itu harus mengotori tangannya dengan darah....

dan walaupun Faris mengatakan kalau dia tidak tertekan dan merasa bersalah dengan apa yg sudah dia lakukan,, tetapi Fahri tetap merasa hawatir kalau semua itu akan mempengaruhi cara berfikirnya Faris....

"Faris,, kamu makan ya,,,! kata Fahri setelah Faris sudah bersih dan rapi...

"nanti aja pa kalau sudah ketemu mbah... jawab Faris...

"ya sudah,, ayo kita pergi besuk mbah,, tapi kamu harus ingat,, sampai di sana kamu ngga boleh bicara sembarangan yg menyangkut semua yg telah kamu lakukan... kata Fahri...

"iya pa,, jawab Faris...

"bukan papa mau mengajarkan kamu menjadi anak yg tidak bertanggung jawab,, tapi semuanya sudah terlanjur,, kalau kamu jujur,, bukan hanya kamu yg di hukum tapi hukuman mbah akan bertambah berat karna sudah berbohong... tambah Fahri...

"iya sayang,, apa yg di katakan papa kamu itu benar,, kamu mau kan mbah di bebasin,,,? sambung papa Indra dan Faris hanya mengangguk...

setelah itu Fahri,, Faris dan papa Indra langsung bergegas menuju kantor polisi sedangkan mama Rita memilih untuk pergi ke ruang rawat Alira nemuai besannya yg sedang berada di sana....

sebelum sampai ke kantor polisi,, Fahri berhenti di depan sebuah rumah makan untuk membelikan makanan buat bi Ina dan juga Faris,, karna Faris belum makan apa apa,, sejak tadi dia hanya terus meminum susu kotak yg di belikan mama Rita,, dia mau makan kalau sudah ketemu bi Ina...

dan setelah itu Fahri kembali melajukan mobilnya dan tidak berapa lama akhirnya mereka sampai di depan kantor polisi,, Fahri memarkirkan mobilnya dan mereka langsung turung dari mobil kemudian melangkah ke dalam kantor polisi...

sampainya di dalam mereka di sambut dengan hormat oleh para polisi yg sedang berjaga,, dan setelah berbicara beberapa menit dengan salah seorang polisi kemudian mereka langsung di antar ke dalam sebuah ruangan yg di dalamnya ada bi Ina...

bi Ina yg melihat kedatangan mereka langsung tersenyum,, begitupun dengan Fahri dan papa Indra mereka berdua tersenyum tapi mata mereka berkaca kaca dengan melihat kondisi wanita yg sangat berjasa buat mereka itu sedang duduk di atas tempat tidur berukuran kecil dengan tangan yg masih di borgol...

Fahri dan papa Indra yg sudah melangkah mendekati bi Ina tidak menyadari tingkah Faris yg sedang berdiri di belakang mereka,, dia menatap bi Ina dengan wajah yg sudah memerah dan mata yg sudah terbuka lebar dengan tangannya yg sudah dia kepalkan di samping paha kiri dan kanannya...

matanya tertuju ke tangan bi Ina yg terborgol itu,, diam diam dia membunyikan giginya dan membuat ke tiga orang tua itu langsung kaget dan menatapnya...

serentak mereka langsung kaget melihat kondisi Faris yg sudah seperti Fampir yg mau menerkam manusia,, matanya sudah memerah dan nafasnya sudah memburu tidak beraturan,, Fahri yg sudah menyadari apa yg terjadi pada Faris langsung memeluk anaknya itu dengan erat sambil memanggil polisi yg sedang menunggu di luar...

dan setelah polisi itu masuk,, Fahri langsung memintanya untuk membuka borgol dari tangan bi Ina,, sedangkan Faris yg masih berada di dalam pelukan Fahri itu hanya melirik polisi itu dengan sinisnya sambil terus mengepalkan tangannya...

setelah borgolnya terlepas polisi itupun kemudian keluar sambil menatap ke arah Fahri yg sedang memeluk erat anaknya itu,, dan dengan cepat Fahri langsung mengeluarkan suara karna dia takut polisi itu curiga dengan melihat keadaan Faris...

"dia sangat sedih melihat bibinya jadi dia kaya gini... kata Fahri kepada polisi itu...

"oooo iya pak,, berarti dia sangat menyayangi bibinya... jawab polisi itu sambil tersenyum...

setelah polisi itu kekuar Fahri langsung melepaskan pelukannya dan menatap Faris sambil berkata...

"Faris,,, Faris,, kamu kenapa sayang,,,? kamu buat papa jadi takut... kata Fahri sambil membelai wajah Faris...

"iya nak,, jangan kaya gitu,, kalau kamu kaya gitu,, para polisi bisa curiga sayang... sambung papa Indra...

"dia kenapa den,,,? tanya bi Ina yg belum mengerti apa apa...

"kayanya dia marah di saat melihat tangan bibi di borgol,, dan sejak kejadian itu kayanya sifat Faris jadi aneh... bisik papa Indra yg membuat bi Ina langsung kaget...

"Faris sayang,, kamu anak pintar,, anak baik,, kamu super hiro buat mama dan mbah,, tapi kamu bukan penjahat,, kamu ngga boleh kaya gitu sayang... bisik bi Ina sambil memeluk Faris...

"hiks,,,hiks,,,hiks,,, mbah,, aku sangat sayang dan kasihan sama kamu,, aku ngga suka melihat kamu di perlakukan seperti ini,, aku tidak tahan melihat kamu menderita... Faris menangis sambil berkata kata dan membuat ke tiga orang tua itu ikut terharu...

mendenganr perkataan Faris yg sejak tadi hanya terdiam membuat bi Ina langsung meneteskan air matanya,, tapi kemudian bi Ina buru buru menghapus air matanya sambil berkata...

"mbah di perlakukan baik ko sama om om polisi,, mereka memborgol tangan mbah tadi karna peraturannya memang seperti itu,, tapi mbah ngga menderita sama skali apalagi sedih,, mbah sangat bahagia bisa melakukan semua ini untuk kamu...

"mbah,, papa dan opa akan berusaha untuk membebaskan mbah,, dan setelah mbah bebas,, aku akan bekerja dan meminta papa untuk kasih gaji aku biar aku bisa kasi mbah,, biar mbah bisa nabung dan kita berdua bisa pergi cari anak dan cucu mbah... kata Faris sambil menatap wajah bi Ina...

"iya sayang,, tapi kalau kamu kasih mbah uang,, trus siapa yg kasih adik kamu,,? tanya bi Ina mencairkan suasana...

"nanti kan aku minta gajihnya banyak,, separuh buat mbah dan separuhnya lagi buat mama dan adiku... jawab Faris yg membuat bi Ina Fahri dan papa Indra langsung tertawa terbahak bahak...

mereka tertawa karna merasa lucu dengan perkataan perkataan Faris,, tapi di sisi lain mereka juga mulai takut dengan sikap Faris yg berubah secara tiba tiba.....

emosinya yg datang secara tiba tiba tadi itu membuat mereka jadi hawatir,, dan sejenak Fahri terdiam sambil menatap putranya yg sedang mengobrol dengan bi Ina,, dia mulai memikirkan langkah apa yg harus dia ambil untuk menghilangkan sifat anaknya yg menakutkan itu.....

sedangkan papanya yg sedang senyum senyum sambil menatap Faris pun memikirkan hal yg sama dengan apa yg di fikirkan oleh Fahri....