Chapter 74 - Pokoknya Kamu Harus Ikut

"Tidak masalah jika kamu tidak datang, tapi jangan menyesal jika mengetahui kalau ternyata Karin hadir bersama Alisya di pesta ulang tahun Riyan malam ini jam 8" Zein berdiri dengan sengaja menekan suara ketika menyebut nama Karin dan Alisya.

Zein pergi meninggalkan Adith yang terduduk memandangi Handphonenya. Adith tersenyum lebar melihat foto Alisya yang tertidur pulas semalam. beberapa saat kemudian teleponnya berdering.

"Adith, aku sudah bertanya kepada beberapa orang staf dan petinggi yang ada setelah tentu saja dengan memberikan beberapa hadiah kecil barulah mereka berbicara dengan gamblang bahwa orang yang selama ini mereka sebut sebagai tuan Ali merupakan Alisya" Jelas pak Dimas dengan suara berat yang menahan rasa terkejutnnya.

"Paman tidak bercanda kan? maksud aku paman benar-benar menerima informasi ini dari orang yang bisa dipercaya kan? Adith sedikit ragu dan tak percaya karena tuan Ali yang selama ini dikenalnya adalah seorang laki-laki.

"Kali ini paman bisa memastikan kebenarannya!" Tegas pak Dimas dengan suara yang penuh keyakinan.

Adith terdiam beberapa saat menyerapi setiap perkataan yang terucap dari pak Dimas lalu memutar balik semua kejadian yang telah terjadi sebelumnya. Ia ingat betul bahwa saat itu ketika bertemu dengan tuan Ali ini, dia mengantar dirinya sampai tepat didepan rumahnya. Bagaimana Alisya selalu saja memperlihatkan ciri-ciri yang sama persis dengan tuan Ali ini.

"Mama,, mama sepertinya sudah mengetahui bahwa tuan Ali adalah Alisya!" Adith teringat dengan bagaimana ibunya memperhatikan Alisya dan memperlakukannya dengan sangat baik seolah memang sudah lama mengenalnya. Dengan cepat dia bediri berlari keluar kelas ingin segera menemui ibunya untuk mengkonfirmasi sebelum menemui Alisya secara langsung.

****

"Pokoknya kamu harus ikut!!!" desak Karin masih memperdebatkan masalah ulang tahun Riyan.

"Kamu kan tau kalau aku nggak suka sama acara begituan!!!" elak Alisya menolak untuk ikut.

"Nggak,, gara gara kamu aku jadi menabrak Riyan jadi kamu harus tanggung jawab!" Karin tak kalah ngotot.

"Huuuhhh,, oke! tapi aku nggak jamin bakal lama disana!" Alisya pasrah karena Karin sudah membujuknya selama 5 jam sejak mata pelajaran pertama hingga pulang sekolah. Bahkan Karin mengikuti Alisya pulang berjalan kaki.

"Terserah!!! sekarang ikut aku belanja buat entar malam" Karin langsung mengambil tangan Alisya dan menariknya berjalan ke arah lain. Alisya pasrah mengikuti keinginan Karin.

"Kenapa kita malah kesini??" tanya Alisya ketika berada di Senayan City.

"Mau kemana lagi?? ngapain beli di tempat lain kalau ada tempat sendiri?" Karin menarik lengan Alisya masuk kedalam dan langsung menerobos kebeberapa toko.

"Gimana ini cocok nggak??" Karin mengambil gaun one piece berwarna pink lembut.

"hum.. cocok kok!" Jawab Alisya duduk bersandar melihat Karin yang sibuk memilih milih pakaian.

"Kalau yang ini???" Karin mengambil gaun lain yang berwarna biru tosca yang tidak terlalu pendek.

"Lumayan!!" Jawab Alisya acuh tak acuh.

"Ayolah Alisya, aku nggak tau harus pilih yang mana. Kamu mau aku terlihat memalukan dipesta Riyan? Aku yang selalu bergaul denganmu telah banyak menolak undangan orang sehingga aku belum pernah ke pesta Ultah sebelumnya!" Suara Karin memelas dengan lemah.

Alisya tau betul kalau sahabatnya ini sedang beracting, namun apa yang dikatakannya adalah suatu kebenaran yang selama ini terus saja membuatnya merasa bersalah. Alisya menarik Nafas dalam dan menaruh seluruh pakaian yang dipegang oleh Karin.

"Hentikan actingmu yang jelek itu dan ikut aku!!!" Alisya beranjak keluar dari toko diikuti Karin yang tertawa cengengesan.

"Kamu memang yang terbaik!!! Jadi? kita akan kemana???" puji Karin.

"Ke Lantai Paling Atas!" Terang Alisya ketika pintu tangga lift terbuka.

"Woww.. Lift khusus untuk VVIP memang beda yah??? baru kali ini kamu mengajakku naik kesini" Karin terkagum dengan Lift yang biasanya digunakan sebagai pelanggan VIP yang sangat luas dan interior yang begitu menyenangkan serta langit-langit lift yang tak kalah begitu megah dengan tampilan pemandangan yang kontras dengan warna dinding Liftnya.

"Aku juga baru kali ini menaikinya sejak terakhir kali bersama mama!" Alisya memegang gagang Lift keemasan tempat dimana ibunya biasa bersandar.

"Ummmm...." Karin mengangguk tak ingin bertanya lebih dan melayangkan pandangan keseluruh ruangan.

"Sampaikan pada mereka untuk tidak perlu mengikutiku, biarkan mereka beristirahat dulu!" Lirik Alisya ke arah CCTV memerintahkan para pengawalnya untuk tidak mengikutinya saat sedang ingin menghabiskan waktu berbelanja dengan nyaman bersama Karin.

"Wow... Seharusnya aku sudah terbiasa tapi kamu selalu terlihat sangat berkharisma kalau sudah dihadapan bawahanmu!" Karin bertepuk tangan pelan bersamaan dengan terbukanya pintu lift.

Toko pada lantai atas adalah wilayah pertokoan dengan barang-barang yang berasal dari desainer ternama dan merek termahal yang siap memanjakan mata bagi mereka para Elit yang menggilai Fashion.

"Maaf,, anak SMA dilarang masuk disini" Seorang karyawan menghalangi jalan Karin dan Alisya.

Alisya dan Karin lupa kalau mereka belum bergantian baju. peraturan ditempat ini memang sangat ketat terlebih bagi mereka yang tidak begitu dikenali untuk mencegah berbagai kemungkinan yang terjadi meski lantai ini memiliki keamanan yang cukup canggih dan mutakhir.

"Tapi kami ingin membeli barang" Karin sengaja menekan kata membeli untuk mendapatkan izin masuk.

"Haahahahaha,,, pulanglah dik, tempat ini bukan tempat yang bisa dijangkau oleh anak SMA seperti kalian" karyawan itu memandangi Alisya dan Karin dari atas sampai bawah. Sekali lagi tampilan mereka memang akan membuat orang salah paham karena pakaian seragam mereka yang terlihat sangat sederhana meski memiliki lambang sekolah nomor 1 di Indonesia tersebut.

"Bisakah kakak memanggil manager yang mengelola tempat ini? dia tentu akan mengerti" Alisya berusaha sopan mengingat karyawan wanita tersebut berusia cukup tua diatasnya dengan kisaran 25 tahun.

"Tunggu disini, jangan masuk sebelum aku memberi izin!" Setelah memerintah dia masuk kedalam mencari sang manager.

"Bukannya beberapa manager harusnya ada disini???" Karin merujuk kepada pengawas CCTV yang seharusnya sudah mengumumkan kedatangan Alisya.

"Aku tidak ingin membuat kehebohan!" Alisya tersenyum menepuk telapak tangan Karin untuk bersabar. Karin teringat dengan peringatan Alisya sewaktu didalam lift yang meliburkan pengawalnya. Itu artinya dia benar benar tidak ingin diganggu.

"Maafkan aku,,, aku tidak tau kalau tuan akan kesini!" sang menager berlalari dengan wajah ketakutan sambil menunduk dalam.

Melihat sang manager ketakutan seperti itu membuat sang karyawan yang awalnya menunjuk ke arah mereka dengan angkuh seketika wajahnya menggelap dan gemetar ketakutan. Baru kali ini sang manager begitu ketakutan menghadapi seorang pelanggan sedang sudah banyak jenis pelanggan VIP dan VVIP yang dapat dengan mudah dihadapinya.