Chapter 495 - Tidur di Luar

Alisya yang baru saja selesai mandi segera keluar dari kamarnya. Dia yang sudah bersiap-siap untuk beristirahat dan tidur, tampak menggunakan lingerie berwarna hitam yang transparan. Lingerie itu memperlihatkan lekuk tubuhnya serta pakaian dalamnya dengan sangat jelas. Alisya berjalan menuju ke dapur dan tidak memperdulikan Adith yang sedang duduk bersama dengan laptopnya dan sedang memperhatikannya saat itu. Melihat tampilan Alisya yang seperti itu, darah Adit mendidih dengan begitu panas dan rahangnya mengeras. Iya dapat merasakan hasrat yang sangat tinggi untuk bisa menyentuh Alisya saat itu juga. "Apa dia sedang mengujiku sekarang? Selama ini aku tidak pernah melihatnya memakai baju seperti itu." Gumam Adith mengepalkan tangannya dengan sangat kuat. Dengan cuek, Alisya ingin meraih sebuah kotak yang berisi beberapa cemilan yang rencananya ingin ia makan sambil membaca komik secara online sebelum tidur. Melihat Alisya yang tampak kesusahan karena letak kotak cemilan yang berada cukup tinggi di atasnya, membuat Adith mendesah pasrah dan menghampirinya. "Tumben kau ingin makan cemilan sebelum tidur, apa karena besok tidak masuk ke kantor sehingga kau sedikit ingin bersantai-santai hingga larut malam ini?" Tanya Adith berdiri dibelakang Alisya sembari mencoba meraih toples yang berada di atas lemari tersebut. Alisya menoleh dan menghadap ke arah Adith. Jarak keduanya yang sangat dekat dan Adith yang sedang meraih kotak cemilan tersebut, membuatnya mendekatkan jaraknya agar bisa mengambilnya namun tak menyadari kalau Alisya sudah berhadapan dengannya sehingga dadanya yang bidang menyentuh dada Alisya yang hangat. "Kenapa apa kau tak suka jika aku berada di rumah agar kau bisa kembali pergi menikmati konser seperti sebelumnya?" Desahan nafas Alisya yang mengenai lehernya dengan sangat hangat membuat Adith menjatuhkan kotak cemilan tersebut dari tangannya. Alisya membiarkannya dan hanya menangkapnya menggunakan kakinya dengan sangat mudah, menendangnya ke atas dan meraihnya dengan santai. Alisya tersenyum melihat Adith menelan ludahnya dengan susah payah karena apa yang di lakukannya tersebut memanglah sengaja Alisya tujukan untuk merayu Adith dan menyiksanya. Adith meraih tangan Alisya dengan sangat cepat dan menyandarkannya ke kulkas besar dengan sangat kuat membuat kotak cemilan tersebut kembali melayang yang dengan santainya di raih oleh Adith. "Jadi kau masih memikirkan kejadian malam itu? Bagaimana caraku menjelaskan padamu kalau semua itu hanyalah kesalah pahaman saja?" Tatap Adith kepada Alisya dengan jarak yang sangat dekat, bahkan hidung keduanya hampir bersentuhan karena itu. Mata keduanya saling bertatapan satu sama lain dengan begitu dalam dan desahan nafas Adith mulai tak karuan menahan hasratnya yang sangat tinggi atas apa yang dilakukan Alisya saat dada keduanya saling bersetuhan dan desahan nafas hangatnya mengenai lehernya. "Aku tau kalau itu hanyalah sebuah kesalah pahaman, tapi melihatmu menikmati konser itu tentu saja bukanlah sebuah kesalah pahaman bukan?" Alisya berbalik menatapnya yang bersikap seolah ingin menciuminya namun malah meraih kotak cemilan yang berada di tangannya. Adith tak mau kalah dan kembali ingin merebut kotak cemilan tersebut yang dengan sibuknya mereka berdua saling melempar tendangan dan juga pukulan untuk bisa berhasil mendapatkan kotak cemilan tersebut. Jika Alisya berhasil mendapatkan kotak cemilan tersebut, maka Adith juga akan melakukan trik yang membuatnya kembali mendapatkan cemilan. Hingga ketika satu tendangan yang ingin dihindari oleh Alisya malah membuat kedua tangan yang masih sibuk bertukar posisi meraih kotak cemilan tersebut, membuat keduanya jatuh saat tak sengaja Alisya menginjak pembersih debu otomatis yang sedang bekerja. Alisya jatuh ke atas sofa dengan Adith yang berada di atasnya dan dengan kotak cemilan yang berhasil didapatkan olehnya. "Tak ku sangka kemampuan mu juga semakin berkembang sekarang." Ucap Alisya memuji kemampuan Adith yang sudah semakin mampu menandinginya dengan sangat baik. "Apa kau akan terus menghukumku meski kau tahu kalau itu adalah sebuah kesalah pahaman saja? Tidak kah kau tau kalau hukuman ini terlalu berat?" Tatap Adith yang mendekatkan wajahnya untuk menciumi Alisya. Alisya tersenyum licik dan membalikkan posisi mereka dengan Adith yang berada di bawahnya. Alisya duduk tepat di atas benda kebanggaan Adith yang langsung membuat Alisya terkejut karena hal tersebut. "Kau perlu diberikan hukuman yang dapat menimbulkan efek jera agar kau benar-benar takkan mengulanginya kembali. Malam ini kau…" Alisya mendekatkan dirinya dan mengigit telinga Adith dengan begitu sensual. "Tidur di luar! Pufffttt" Alisya bangkit dari posisinya dan tertawa dengan sangat puas lalu meraih kotak cemilan yang sempat terjatuh dari tangan Adith. "Alisya kau…" Adith tampak sangat kesal dengan apa yang baru saja Alisya lakukan kepadanya sehingga dia segera mengejar Alisya namun dengan cepat pintu kamar sudah tertutup untuk menghalanginya. "Maaf tuan Jenius, tapi hukumanmu belum habis. Aku benar-benar sangat marah saat mengetahui kau sedang menikmati mereka yang bergoyang-goyang di atas panggung untukmu di saat aku sudah susah payah merias wajah dan mempercantik diri untukmu." Ucap Alisya dari balik pintu dengan suara yang terdengar kesal. "Itu karena aku seperti sedang melihat kau yang sedang berada di atas panggung. Dancernya begitu hebat dan sangat memukau hingga aku tak sadar kalau ternyata dia sudah membuatku terpesona." Ucap Adith yang beralasan karena melihat dancer utama girlband tersebut yang bernama Lisa (BP). "Jadi maksud kamu aku juga bisa menikmati dance Kang Daniel gitu?" Alisya langsung membuka pintu menatap Adith dengan sangat tajam. "Untuk apa kamu melakukannya? Bukankah aku sudah cukup untuk menjadi Kang Daniel bagimu?" Ucap Adith menunjuk kepada dirinya sendiri dengan begitu bangga. "Cukup pantatmu!" Maki Alisya dengan kesal kemudian kembali menutup pintunya dengan keras. "Baiklah aku minta maaf, aku takkan mengulanginya lagi. Bagiku kau adalah segalanya, bukan karena sangat menginginkan mu sekarang tapi karena aku tak suka jika kau terus-terusan menatapku dengan kesal seperti itu." Suara Adith terdengar melembut berusaha untuk membujuk Alisya. Adith memang merasa bersalah malam itu terlebih karena melihat kesungguhan Alisya yang ingin terlihat cantik dan menawan di hadapannya. Namun karena keegoisannya, dia akhirnya menyakiti hati Alisya. "Mau kah kau memaafkan ku untuk kali ini saja?" Suara Adith terdengar sangat memelas membuat Alisya sedikit luluh karenanya. Alisya kembali membuka pintunya dan menatap Adith dengan tatapan yang terlihat mulai melunak. "Baiklah, aku akan memaafkan mu jika kau bisa membuat hatiku kembali senang." Adith mulai mendekati Alisya dan ingin memeluknya karena senang. "Tapi malam ini kau harus tetap tidur di luar." Dorong Alisya yang langsung membuat Adith mendesah dengan pasrah menyetujui keinginan Alisya. Setidaknya karena dia sadar kalau dia memang salah kali ini.