Chapter 500 - Batang Hidup

Terputusnya komunikasi Yogi dan Karin dari tempat Alisya membuat Elvian sedikit panik. Dia tidak menyangka kalau hal tersebut dapat terjadi, beruntunglah Yogi memakai kamera yang ia sematkan pada bajunya. Karena berbentuk seperti kancing, maka hal tersebut tidak diketahui oleh mereka. "Bagaimana, apakah alat komunikasi mereka sudah bisa digunakan?" Tanya Alisya kepada Elvian yang masih terus mencari cara agar bisa terhubung dengan mereka. "Nihil, kita hanya bisa bergantung pada kamera yang ada pada kancing baju Yogi dan Anting milik Karin." Elvian segera memfokuskan gambar dari yang mereka dapatkan di kedua kamera yang terdapat pada Karin dan Yogi. Elvian butuh waktu untuk mendapatkan gambar yang bagus dari kamera yang mereka gunakan karena tempat itu dipenuhi dengan asap dan juga tampak gelap dan remang. Elvian berusaha mengatur fokus dari kamera tersebut agar bisa berfungsi dengan baik. "Tidak masalah, setidaknya kita masih bisa memantau keadaan mereka." Alisya kembali terduduk di sebelah Elvian dan membantunya mengendalikan monitor. "Kapten, bagaimana anda tahu kalau botol yang harus di tarik Yogi adalah botol bir yang berada di sebelah kirinya pada ral ketiga botol ke lima?" Tanya Elvian penasaran saat Alisya juga ternyata menemukan maksud tersembunyi dari pelayan tersebut saat mempersilahkan Yogi. "Benar, aku bahkan tidak menemukan sesuatu yang aneh dengan tampilan deretan botol bir tersebut." Ucap profesor Ahmad juga sama penasarannya dengan Elvian. "Itu karena orang yang datang sebelum mereka sepertinya tidak sengaja memberikan sedikit bekas goresan pada bagian dinding botolnya karena menggunakan cincin. Jika kalian lihat dengan lebih jeli, goresan pendek itu dapat terlihat pada bagian leher botol tersebut. Selain itu, jika dilihat dari posisi botolnya kalian akan melihat bagian bawah botol yang tampak sering mengalami pergeseran." Jelas Alisya sambil terus melakukan perbaikan pada fokus kamera yang ada pada Karin. Elvian dan profesor Ahmad saling berpandangan dan menatap kagum kepada Alisya. Meski dia tidak melihatnya secara langsung, hanya dengan berdasarkan pada kamera kecil pada baju Yogi sudah dapat dengan mudah membuat Alisya melihat hal sekecil itu dengan sangat sedetail. Begitu mendapatkan hasil gambar yang cukup jelas, Alisya dan Elvian tersenyum puas. Akan tetapi, ekspresi mereka tiba-tiba berubah saat menemukan fakta bahwa tempat itu dipenuhi oleh wanita-wanita yang tampak bertelanjang bulat tak memakai sehelai kain pun sedang berjoget joget dengan sakau. "Apa sebaiknya kita keluar saja dari tempat ini?" Yogi menarik Karin dan membawanya menuju sudut ruangan. "Tidak, karena kita sudah berada disini. Sebaiknya tetap kita teruskan. Aku akan berusaha menahannya sebisa mungkin, kita tidak bisa mundur lagi." Karin berusaha menarik nafas dengan kuat agar ia bisa menahan semua yang ia lihat. Setelah melihat keyakinan di mata Karin, Yogi akhirnya mengangguk paham dan menggandeng tangan Karin untuk menguatkannya. Mereka berdua melangkah sekali lagi melihat ke dalam ruangan tersebut, disana terlihat para wanita itu terus bergoyang dengan begitu seksinya dan beberapa lainnya juga menari diatas tubuh para pria. Selain itu asap yang ada di sekitar ruangan tersebut tampaknya memiliki efek candu bagi mereka yang menghirupnya. Sebuah tangan dengan hangat menutup mata Karin dan membawanya kepelukannya. Karin terkejut dengan apa yang terjadi namun ketika mendengar suara lembut dan hangatnya membuat Karin segera tenang. "Aku tau ini sangat penting untuk kita semua, tapi kau tak perlu untuk memaksakan diri seperti itu. Kau bisa pulang sekarang juga, aku bisa membuatmu keluar dari sini dengan aman." Ucap Ryu membalikkan tubuh Karin dan menempatkan dirinya tepat di hadapan Karin. Karin menggeleng pelan karena merasa dia bisa melakukan hal tersebut. Saat Ryu sedang berunding dengan Karin, Yogi sudah membelalakan matanya dengan sangat lebar serta berusaha menahan tawanya saat melihat Adith dan Rendy berpakaian seperti seorang wanita. "Hahah…" Yogi yang sudah ingin tertawa dengan sangat lepas tiba-tiba langsung dibungkam dengan sangat kuat oleh Adith karena kesal. Bukan hanya Yogi, Elvian dan Profesor Ahmad serta Alisya pun sudah ingin meledak karena tawa tapi mereka berusaha untuk menahannya karena tak ingin merusak rencana mereka. "Oke, sekarang apa yang sedang terjadi? Sepertinya kalian sedang bersenang-senang tanpa kami." Rinto yang masih berada di dalam ruang mesin bar tersebut merasa cukup penasaran dengan apa yang sedang terjadi. "Tak perlu khawatir, aku akan membuatkan sebuah rekaman yang dapat kalian semua lihat." Seru Alisya dengan tersenyum licik membuat Elvian dan profesor Ahmad saling berpandangan dengan heran. Yogi yang sudah setengah menangis menahan tawa karena melihat otot kekar dua orang pria yang mengenakan pakaian dress panjang tersebut serta make up tebal layaknya seorang wanita itu tidak bisa melepaskan apa yang dirasakannya karena Adith menyumpalnya dengan sangat kuat. Tepat saat itu, beberapa tamu lain masuk yang dengan sangat cepat ekspresi mereka semua berubah dengan sangat drastis. Yogi segera merangkul pinggang kedua wanita jadi-jadian di sampingnya tersebut dengan begitu sensual, sedangkan Ryu untuk menyembunyikan wajah Karin dia segera mencium bibir Karin dengan begitu kuat. Mereka bersikap seolah sedang menikmati tempat itu dengan begitu sakau sehingga tak menimbulkan curiga pada mereka semua. "Wow… sepertinya selera anda tidak buruk. Meski mereka terlihat kekar dan begitu padat, keseksian mereka tidak bisa disembunyikan oleh gaun tersebut." Seru seorang lelaki yang baru saja masuk tersebut. "Ptasss…" tepis Adith pada tangan pria tersebut yang sudah merabanya di bagian bokongnya. "Hati-hati dengan tanganmu tuan, dia tidak seperti wanita-wanita yang selama ini berada dalam pandanganmu." Ucap Yogi mengingatkan dengan terus mengeraskan rahangnya menahan tawa. Tidak bisa di pungkiri dan harus diakui oleh Yogi, kalau Adith dan Rendy tampak sangat cantik dan mempesona malam itu. Ia memuji kerja keras istrinya untuk bisa mendandani mereka berdua dengan sangat baik. "Kau tau, laki-laki memiliki satu batang yang hidup dan sangat berbahaya. Dan kau harus hati-hati dengan tipe batang hidup milik pria yang satu ini." Suara Adith yang ia buat dengan cukup nyaring membuat tubuh Yogi bergetar dengan hebat. "Tenang saja, aku bisa melihat itu dengan sangat jelas." Rendy segera membuang wajahnya yang sekali lagi membuat Yogi mencubit dirinya sendiri dengan kuat untuk menyadarkan diri. "Pufttt hahahahahah, kalian sangat menarik. Semakin kalian menolak dan memberontak, semakin aku menginginkan kalian. Tapi sepertinya aku harus permisi, aku harap kita bisa bertemu lagi lain kali." Melihat pria itu pergi, Adith dengan segera menempelkan sebuah alat pada bagian bajunya. Alat itu menempel dengan sangat baik pada bajunya dan dapat berkamuflase mengikuti warna baju pria tersebut.