Chapter 547 - Bodo Amat!

Di saat mereka akan masuk ke dalam sebuah tempat makan, ada beberapa orang yang tampaknya sedang memperhatikan Alisya dan Yani. Dengan tersenyum penuh arti, mereka semua dengan segera menghampiri Alisya dan Yani untuk menghadang mereka. "Hai, kalian sangat cantik. Aku suka sama kalian, bagaimana kalau kalian ikut kami dan kita bisa bersenang-senang." Ajak salah seorang dari mereka menghentikan langkah kaki Alisya dan Yani. "Kami akan berikan apa yang kalian mau, atau berapapun yang kalian mau jika kalian berdua mau ikut bersama kami." Ucap salah seorang dari mereka lagi dengan tatapan genit. "Dan tentu saja, kalian pasti tidak akan menyesal jika bersama dengan kami. Kami sangat pandai memuaskan seorang wanita, terutama jika wanita itu secantik kalian." Tambah yang lainnya memandangi tubuh Alisya dari atas hingga ke bawah. "Kalau kami tidak mau, apa yang akan kalian lakukan?" Tanya Yani dengan tegas dan dingin kepada mereka. "Puhahahaha, kami sudah berusaha mengajakmu dengan cara yang baik-baik. Jika kau masih menolak, maka kami akan melakukannya dengan cara kami." Orang yang berdiri di hadapan Yani, sengaja mendekatkan wajahnya kepada Yani, untuk mengintimidasinya. "Sepertinya menarik. Jika mereka bertemu dengan Yani yang sebelumnya, mereka mungkin akan melihat ekspresi Yani, yang takut pada mereka. Tapi sekarang tatapan Yani tampak tenang dan tegas. Dia bisa bersikap tenang menghadapi situasi seperti ini." Alisya ternyum melihat sikap Yani, yang sudah jauh berubah dan jauh lebih berani di bandingkan dengan sebelumnya. "Huuuhhh… Dimana-mana akan selalu ada para biadab yang menilai wanita dari kecantikan saja. Mereka dengan bodohnya akan menghampiri bunga mawar dan dengan ceroboh memetiknya menggunakan tangan." Gumam Yani dengan menggunakan bahasa Indonesia, sehingga mereka yang sedang menghadang tak mengerti apa yang di maksudkan oleh apa yang di ucapkan Yani. "Cihhh,, aku suka dengan cewek cantik yang tidak murahan. Mereka yang menolak membuat hormonku jadi semakin menggila." Salah seorang dari mereka menatap Alisya dan Yani dengan penuh nafsu. "Melihat kalian begitu berani meski di tempat yang seramai ini, sepertinya kalian sangat berkuasa di tempat ini yah? Apa kalian dari geng Yakuza?" Pancing Alisya kepada mereka semua. Beberapa orang yang datang menghadang mereka memang terlihat sedikit berani dan tidak merasa ragu sama sekali untuk menghentikan mereka, sehingga Alisya sangat yakin kalau mereka memiliki orang di belakang mereka yang memiliki pengaruh yang cukup kuat. "Ummm.. bu, aku harap kau tidak melakukan sesuatu yang berbahaya sekarang. Kau tau kan kalau aku yang sedang bertanggung jawab padamu sekarang." Ucap Yani memperingatkan Alisya agar tidak berbuat hal-hal yang bisa membahayakan dirinya. "Tak usah khawatir, aku hanya ingin menarik sedikit info saja dari mereka. Lagi pula ini untuk mengulur waktu agar yang lainnya bisa datang tepat waktu." Alisya menaikkan kedua jarinya membentuk huruf V dan mengerling nakal kepada Yani. "Ohhh… sepertinya nona ini mengetahui sedikit tentang organisasi kita. Ini jadi tidak sulit, karena kita tidak perlu membuat mereka takut." Salah seorang dari mereka segera memegang rambut Alisya dengan lembut. Berdasarkan apa yang di katakan olehnya, Alisya bisa mengambil kesimpulan bahwa mereka sudah sangat terbiasa melakukan hal ini dan tak ada satupun di sekitar mereka yang berani menghentikan tindakan mereka. "Kami adalah anggota bunga mawar, jadi sebaiknya kalian harus berhati-hati jika tidak ingin berurusan dengan kami lagi." tambah seseorang yang lain mulai mengelilingi Alisya dan Yani. Alisya tertawa pelan mendengar apa yang dikatakan oleh mereka. Sungguh sebuah nama geng yang cukup melankolis. "Ehem… sebaiknya kau menjauhkan tanganmu. Jika suamiku melihat apa yang kau lakukan sekarang, maka jangankan tanganmu. Seluruh tubuhmu akan di mutilasi olehnya dan di lemparkan ke laut sekarang. Yah… itupun kalau dia ingin membuatmu mati dengan cepat." Alisya dengan segera mengingatkan pria tersebut untuk tidak menyentuh dirinya. "Hah?? Hahahahahaha… wanita galak sepertimu membuatku gemas. Mumpung suamimu tidak berada dengan mu sekarang, biarkan aku memuaskanmu." Ucapnya memegang dagu Alisya dengan kasar. "O.. o… ou.. kau sudah salah besar. Meskipun sekarang suaminya tidak disini, sebentar lagi tangan itu akan lepas dari tubuh tuannya." Ucap Yani menyayangkan apa yang di lakukan oleh pria tersebut kepada Alisya. "Tenang sayang, kau juga akan mendapatkan hal yang sama." Terang salah satu dari mereka ingin meraih wajah Yani, namun sedetik kemudian seseorang telah menangkap tangan pria itu. "Berani sekali kau ingin menyentuh tubuh wanita ku!" Rinto menggenggam erat tangan pria tersebut hingga membuat pria itu tak berkutik dan tak bisa bergerak untuk melepaskan genggaman tangan Rinto. "Siapa kau berani ikut campur dalam urusan kami. Apa kau tidak tau siapa kami?" Ancamnya dengan sangat kejam. "Bodo Amat!!! Aku hanya tidak suka jika tangan kotormu berani menyentuh wanitaku." Marah Rinto yang langsung memutar tanganya dan menginjaknya ke lantai hingga patah. "Sya.. apa aku ngga salah dengar? Dia menyebutku sebagai wanitanya. Aku boleh pingsan dulu nggak? Entar kalau ini bukan mimpi bangunin aku yah." Bisik Yani kepada Alisya dengan mata yang tetap memandang lurus ke arah Rinto. "Umm… bang, bro, ses, cuy… dia belum di sentuh, tapi sampai kapan dagu saya di pegangnya?" Tanya Alisya kepada Rinto yang langsung membuat Rinto menatap dengan tajam. "Kreekkkkk!!!" Suara retakkan tulang membuat Alisya sadar dagunya sudah di lepaskan. "Aaaargggggggggg!!!" Teriak orang yang memegang dagu Alisya sebelumnya dengan sangat keras. "Jangan khawatir Nona, masih ada aku yang akan membuat semua tulang di tubuhnya osteoporosis mendadak." Tegas Ryu masih terus memegang tangan si pria yang sudah berani memegang dagu Alisya. Sedangkan beberapa orang yang lainnya sudah di buat babak belur oleh Karin dan Yuriko. "Sepertinya kita sudah cukup mengulur waktu, jika kalian terlambat mungkin sang pemilik dari Ratu Sejagad di sebelahku ini, akan menghadirkan sebuah legenda pada kalian." Gumam Yani pada Rinto dan yang lainnya yang langsung membuat mereka merinding takut. "Apa aku perlu memutuskan masa depannya yang bergantung pada satu burung pipit miliknya?" Tanya Yuriko dengan tatapan tajam kepada mereka semua yang langsungembuat mereka bergetar. "Atau lebih bagus jika telor mereka aku lepas dan aku gantungkan di telinga mereka." Tambah Karin dengan melemaskan kedua tangannya menghasilkan bunyi tulang yang khas. Para pria itu langsung menutup selangkangan mereka dengan cepat dan berlutut meminta maaf karena melihat tatapan mata mereka yang tidak ragu-ragu sama sekali. "Maafkan kami, tolong lepaskan kami kali ini. Kami berjanji tidak akan mengganggu kalian lagi." Ucap salah seorang dari mereka yang sebelumnya ingin memegang Yani.