Pagi hari ini, Randika dan Inggrid sarapan bersama lalu berangkat ke kantor.
Di mobil, Randika memperhatikan Inggrid yang memakai jas dan riasan yang ringan itu. Sosok istri yang penyayang dan kekanak-kanakan itu telah berubah menjadi sosok dewasa dan tegas kembali.
Tetapi apa pun penampilan istrinya itu, Inggrid tetaplah perempuan sempurna dan cantik di matanya.
Selama perjalanan, kedua tangan mereka tidak pernah lepas.
Sesampainya di kantor, Inggrid langsung meninggalkan Randika setelah memberinya ciuman perpisahan. Pekerjaan yang menumpuk sudah menunggu dirinya di ruangannya. Meskipun sekretarisnya telah mengerjakan bagian tugasnya selama Inggrid absen, masih banyak kasus yang perlu persetujuan Inggrid secara langsung.
Randika di sisi lain, dia berjalan menuju departemen Kelvin.
Di departemen parfum ini, semua orang terlihat sedang sibuk dan Kelvin memberikan arahan pada setiap orang. Orang-orang Randika yang membantunya untuk membuat ramuan X juga juga berada tempat ini. Namun, Viona diperlakukan berbeda di tempat ini dan Kelvin sendiri mengetahui bakat besar di dalam diri Viona. Bisa dikatakan bahwa Viona menjadi anak emas di departemen ini.
Ketika Randika masuk ke dalam ruangan, beberapa orang langsung menyadari kehadirannya.
"Wah pak Randika akhirnya muncul!"
"Kukira bapak kabur sama simpanan bapak hahaha."
"Pagi pak Randika."
Para bawahan Randika dengan cepat menyapa dirinya, tetapi mereka tidak berani terlalu lama berbincang karena ada setan bernama Kelvin mengawasi mereka. Jika mereka berlebihan meninggalkan pekerjaan mereka, bisa-bisa mereka dipecat.
"Pak Randika selamat pagi." Kelvin tersenyum ketika melihat Randika. Kelvin sangat menghormati Randika kerena pengetahuannya terhadap parfum, jadi dia selalu sopan di hadapan Randika.
Ketika Viona melihat sosok Randika, dia terlihat terkejut. Hampir seminggu dia tidak melihat Randika, benar-benar hari yang sepi tanpa dirinya.
"Pak, aku punya beberapa formula yang butuh pendapat bapak." Kelvin tersenyum dan menjelaskan. "Kami baru saja membuat contohnya beberapa hari yang lalu, kami butuh penilaian bapak."
"Tidak masalah." Randika menganggukkan kepalanya. Bagaimanapun juga, satu-satunya pekerjaannya adalah menilai parfum yang dibuat oleh Kelvin.
Ketika Kelvin pergi untuk mengambil contoh parfum, Randika menggunakan kesempatan ini untuk mencuri pandang ke arah Viona. Ketika kedua mata mereka bertatapan, wajah Viona langsung merah dan hatinya menjadi gugup.
Namun, momen reuni mereka dirusak oleh Kelvin yang membawa beberapa tabung reaksi. Randika lalu mendengarkan penjelasan Kelvin terlebih dahulu sebelum memeriksanya.
Setelah mendapatkan penilaian Randika, Kelvin tersenyum. "Bapak benar-benar hebat, hanya dalam waktu setengah jam bapak bisa mengetahui kelemahan dan kekurangan dari parfum kita."
"Jangan begitu, semua usahamu dan timmu sangat luar biasa. Kamu harus bangga dengan kinerjamu selama ini." Randika menepuk pundak Kelvin, kemudian dia berjalan keluar dari ruangan. Tidak lupa, dia meminta Viona untuk ikut dengan dirinya. Sekarang mereka berdua sedang berada di laboratorium ramuan X yang sepi.
Karena terakhir kali mereka bertemu Randika meminta Viona memakai baju yang sexy untuknya, Viona yang sekarang memakai baju yang cukup ketat. Meskipun baju yang dikenakannya hampir sama dengan perempuan-perempuan lainnya, Viona memancarkan aura sexy berkat tubuhnya yang molek itu.
"Ran, dari mana saja kamu? Aku sudah lama tidak bertemu denganmu." Meskipun terlihat cemberut dan sedih, hati Viona benar-benar bahagia ketika bertemu dengan orang yang dicintainya setelah sekian lama.
"VI, aku ada perlu beberapa hari yang lalu. Kalau kamu cemberut gini terus lebih baik kita akhiri hubungan kita ini."
Viona dengan cepat menggelengkan wajahnya. "Tidak, tidak, aku tidak marah kok."
"Hahaha sepertinya gertakanku berhasil, lagipula mana mungkin aku ingin mengakhiri hubungan kita?" Randika lalu memeluk pinggang Viona dan berbisik di telinganya. "Vi, kamu tidak usah khawatir, kamu itu adalah perempuanku. Kamu tidak bisa kabur dariku, kabari aku jika orang tuamu sudah tidak ada di rumahmu."
Ketika mendengar kata-kata Randika, wajah Viona menjadi merah. Kejadian yang memalukan itu kembali mengisi benaknya. Ketika mengingat dirinya muncrat di hadapan orang tuanya, Viona benar-benar malu.
Randika tersenyum. "Untuk sekarang ini, pelajari dan perhatikan Kelvin dengan benar. Aku yakin kariermu akan melesat jika kamu mengikuti Kelvin."
"Baiklah." Viona mengangguk, sedangkan Randika menggunakan kesempatan ini untuk meremas pantat kesayangannya. Rasa empuk dan kenyal itu benar-benar membuat Randika ketagihan.
Setelah bermesraan sedikit, Randika dan VIona berpisah. Sekarang Randika tidak punya pekerjaan untuk dilakukan. Ramuan X juga sudah ditangani oleh Yuna jadi sekarang Randika tidak ada pekerjaan sama sekali.
Awalnya dia ingin mengunjungi ruangan istrinya untuk bermesraan, tetapi ketika sesampainya di sana dia melihat Inggrid yang begitu sibuk dengan pekerjaan yang menggunung di mejanya. Sebagai suami yang baik, dia hanya bisa membiarkan istrinya itu bekerja.
Jadi Randika benar-benar bingung harus berbuat apa sekarang.
Menurut kebiasaan Randika, karena dia tidak ada kerjaan di kantor ini, dia malas untuk berlama-lama di tempat ini. Jadi dia memutuskan untuk pergi jalan-jalan dan mungkin bertemu dengan perempuan cantik lainnya.
Keluar dari gedung, Randika berjalan dengan santai menelusuri jalan. Matahari bersinar dengan terang, waktu masih menunjukan pukul 10 pagi. Tidak banyak orang berada di jalan, wajar saja karena ini masih jam bekerja.
Namun, Randika menemukan ada kerumunan orang di tepi jalan. Seharusnya ada sesuatu yang sedang terjadi, mungkin ada kejadian menarik yang bisa dilihatnya.
Sosok tubuhnya dengan cepat melewati banyak orang dan perlahan dia berdiri di depan. Ketika dia bisa melihat kejadian yang menarik massa ini, Randika sangat terkejut.
Lagi-lagi yang terlibat masalah adalah salah satu kenalannya, namun dia tidak menyangka ibu-ibu tua inilah yang menjadi perhatian. Benar, dia adalah Ayu ibu dari Christina!
Di sekitar Ayu, terdapat beberapa orang yang memakai seragam Grand Majestic Salon.
"Aduh lebih baik ibu itu membayar daripada menghadapi bahaya seperti itu." Orang yang di sebelah Randika sudah geleng-geleng, dia tidak berani melihat lagi.
Randika benar-benar bingung, ada yang sebenarnya sedang terjadi?
Tidak berdaya, akhirnya Randika bertanya pada orang di sekitarnya.
"Jadi gini, salon itu memang terkenal nakal dan suka memeras orang. Ketika kita masuk, harga yang ditampilkan sangat murah dan menarik tetapi ketika kita hendak membayarnya, harganya bisa naik 10x dari perjanjian awal." Kata pria yang berdiri di samping Randika.
"Benar, toko itu sudah meresahkan lingkungan ini sejak lama. Sudah banyak orang yang terjebak oleh siasat busuk mereka itu. Tetapi karena diancam, selama ini tidak ada yang berani untuk berbuat sesuatu. Terlebih lagi, toko itu juga sudah dilaporkan ke pihak berwenang berkali-kali tetapi tetap saja tidak ditutup. Sepertinya toko itu punya orang dalam yang kuat jadi kita tidak bisa apa-apa." Kata ibu-ibu yang sedang merekam kejadian ini.
Randika akhirnya mengerti permasalahannya, dia tidak bisa untuk tidak mendengus dingin. Di negara manapun, sepertinya bajingan-bajingan seperti ini selalu ada. Dan sialnya, warga tidak bersalah yang selalu menjadi korban.