Liu Changhai merupakan generasi kedua yang tumbuh di ibu kota negara Cina, dia sering mengunjungi Makau. Karena kekuatan keluarganya yang kuat, nama Liu Changhai sangat dikenal oleh orang-orang. Yuan Ping merupakan teman dari ayah Liu Changhai.
Generasi kedua yang dimaksud adalah keturunan dari keluarga aristokrat yang kemungkinan besar akan meneruskan kekuasaan keluarga mereka, bisa dikatakan bahwa Liu Changhai sama persis dengan Anthony dan Richard. Karena telah hidup dari kekayaan keluarga mereka, generasi kedua ini memiliki sifat sombong dan semena-mena. Apa yang diinginkan oleh mereka akan mereka dapatkan dengan kekuatan uang.
Yuan Ping benar-benar bahagia ketika melihat Liu Changhai, dalam sekejap dia sudah siap mengadu domba Randika dan Liu Changhai.
"Xiao [1] Liu." Yuan Ping menghampiri Liu Changhai.
Liu Changhai mengangkat kepalanya dan membungkuk ke arah Yuan Ping.
"Apa kamu datang ke sini untuk bermain lagi?" Kata Yuan Ping sambil tersenyum.
"Benar, aku akhir-akhir ini sibuk jadi butuh hiburan." Liu Changhai lalu menyalakan cerutu yang dia bawa, cerutu yang dia hisap itu cerutu buatan Kuba yang terkenal sangat mahal.
"Berarti kebetulan sekali kamu datang Xiao Liu." Yuan Ping tersenyum. "Aku barusan saja melawan orang hebat."
"Oh?" Liu Changhai menjadi sedikit tertarik. Dia sangat menyukai 2 hal di dunia ini yaitu yang pertama adalah berjudi sedangkan kedua adalah perempuan.
"Aku baru saja melawan orang hebat di 30 permainan di kasino ini, dan tidak ada satu pun permainan yang bisa aku menangkan." Meskipun hatinya terasa kesal, Yuan Ping berhasil menutupinya dan terus tersenyum.
Apa pun yang terjadi, dia tidak rela uangnya diambil oleh si pemulung tadi itu!
Meskipun bukan dia yang mengalahkan Randika, setidaknya uangnya itu akan dinikmati oleh salah satu kenalannya.
"Benarkah?" Mendengar hal itu, ekspektasi Liu Changhai meningkat. Teman ayahnya ini cukup terkenal di kasino, jadi lawan yang membuatnya kalah telah itu cukup menarik minatnya. Karena pergaulannya ini, Liu Changhai telah berteman dengan para penjudi sejak kecil. Jadi bisa dikatakan bahwa kemampuan berjudinya tidak kalah dengan Phil Ivey atau para penjudi kelas dunia lainnya.
"Mana orangnya?" Tanya Liu Changhai. Dia tidak akan mungkin melewatkan kesempatan bertarung seperti ini.
"Di sana." Yuan Ping benar-benar senang, dia langsung menunjuk ke arah Randika berdiri tadi. Tetapi ketika dia menoleh, dia hanya melihat sosok Hannah dan Viona yang berdiri di sana.
"Jangan bilang kamu kalah sama 2 perempuan cantik itu?" Wajah Liu Changhai benar-benar bahagia, suasana hatinya benar-benar bagus. Kalau melawan dua perempuan cantik seperti itu, dia tidak keberatan pertandingan mereka berakhir di atas ranjang.
Ketika dia menghembuskan asap cerutunya, dia memutuskan bahwa hari ini dia akan tidur dengan kedua perempuan cantik itu.
"Bukan, dua perempuan itu milik orang yang mengalahkanku tadi. Dia benar-benar bukan pria sembarangan." Yuan Ping langsung memakai bahasa sopan agar Liu Changhai tidak tersinggung.
"Berarti maksudmu orang itu hebat? Aku kasih tahu ya, belum pernah ada orang yang bisa mengalahkanku."
Setelah berkata seperti itu, Liu Changhai menghembuskan asap cerutunya lagi. Dia lalu menyerahkan cerutu yang baru nyala itu pada pengawalnya dan berjalan menghampiri Hannah dan Viona.
Karena saking bahagianya dengan jumlah chip yang dimilikinya, Hannah dan Viona sudah berandai-andai akan belanja baju apa nanti.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya uang mereka sudah siap. Meskipun waktu sudah berjalan cukup lama, Randika masih belum kembali dari toilet.
"Kenapa kak Randika begitu lama? Bukankah laki itu pipisnya cepat?" Kata Hannah.
Viona lalu menepuk pundak Hannah. "Han, tidak sopan ah kamu bicara seperti itu. Sudah sabar saja."
Pada saat ini, Liu Changhai sudah berada di hadapannya Hannah.
Hannah terkejut melihat sosok Liu Changhai yang tiba-tiba berhenti di depannya, siapa orang ini?
"Halo, namaku adalah Liu Changhai." Liu Changhai memperkenalkan dirinya selayaknya jentelmen. "Bolehkah aku tahu namamu nona cantik?"
Bagi generasi kedua seperti Liu Changhai, etika dasar telah diajarkan oleh keluarga mereka untuk dipergunakan ketika bertemu dengan pihak penting.
Namun, Hannah sama sekali tidak memberikan wajah bagi Liu Changhai. Bukannya memperkenalkan dirinya, dia mengambil langkah mundur dan memeluk erat koper isi uangnya.
Viona juga sama, dia berdiri di samping Hannah dan bertanya-tanya siapa pria yang mendekati mereka ini.
Mungkin apabila Randika ada di sini, suasana hatinya akan benar-benar buruk. Ini sudah kedua kalinya ada orang yang berani menggoda ceweknya, apa mereka ini masih sayang nyawa mereka?
Liu Changhai terkejut, dia masih mempertahankan senyumannya. "Kalian tidak perlu takut, aku bukanlah seorang monster. Kenapa kalian terlihat begitu takut padaku?"
"Kami tidak tertarik berbicara denganmu." Hannah menggelengkan kepalanya, dia paling benci orang-orang kaya seperti Liu Changhai. Baginya mereka hanyalah anak cengeng yang sangat mengandalkan kekuatan orang tua mereka.
"Nona, beri aku waktu 10 menit dan aku akan memperkenalkan surga dunia pada kalian berdua." Bagi Liu Changhai, tidak ada perempuan yang bisa menolak dirinya yang super kaya ini.
"Bahkan 1 detik pun tidak akan kuberikan, pergi dan jangan ganggu kita lagi." Hannah sudah tidak sabar.
"Ah, apakah nona salah paham mengenai maksud baikku ini?" Liu Changhai tidak mau menyerah, malam ini dia harus tidur dengan kedua perempuan cantik itu.
Viona lalu berkata pada Liu Changhai. "Jangan ganggu kami, kami sedang menunggu orang."
Wajah Liu Changhai tidak berubah, dia tidak peduli dengan orang ketiga tersebut.
"Wah berarti semakin ramai semakin meriah dong? Aku yakin temanmu itu akan senang berkenalan denganku." Kata Liu Changhai.
"Apa kamu ini bodoh? Kak Viona sudah sopan memintamu untuk pergi tetapi kamu sepertinya tidak sadar ya?" Hannah sudah menjadi sedikit marah. "Kamu itu sudah sama seperti lalat, sama-sama menyebalkan!"
Wajah Liu Changhai sedikit menjadi muram, tatapan matanya berubah menjadi dingin. Namun, semua itu berubah menjadi senyuman. "Hahaha sepertinya aku salah dengar, tidak mungkin perempuan cantik sepertimu berkata kasar seperti itu."
"Oh kamu ingin aku mengatakannya lagi?" Hannah tidak pernah takut ketika berhadapan orang seperti ini. "Sudah sana cepat pergi sebelum nanti kak Randika memberimu pelajaran."
"Mau itu Randika ataupun presiden Amerika pun, mereka akan tunduk padaku." Kata Liu Changhai sambil tersenyum, dia lalu menambahkan. "Malam hari ini, kalian akan menemaniku makan malam."
"MIMPI!" Viona jadi ikut marah karena kata-kata Liu Changhai barusan. "Mana mungkin Randika tunduk pada orang sepertimu? Bahkan kamu tidak dapat menyaingi ketampanannya sedikit pun!"
"Tampan atau tidak itu relatif, tetapi aku yakin dia tidak memiliki apa yang kumiliki." Kata Liu Changhai sambil tersenyum. Tentu saja yang dia maksud adalah kekayaan yang berlimpah-limpah, sudah puluhan perempuan takluk ketika dia memberi mereka hadiah mewah.
Namun, pada saat ini, terdengar suara dari belakang Liu Changhai. "Oh ya? Coba kamu katakan apa yang tidak kumiliki itu?"
Ketika Liu Changhai menoleh, dia melihat Randika yang sudah berdiri di belakangnya. Dengan santai Randika melewatinya dan merangkul Hannah dan Viona dengan kedua tangannya.
Wajah Viona sudah tersipu malu tetapi dia menikmatinya sedangkan Hannah berusaha melepaskan diri dari terkaman kakak iparnya itu. Lalu Randika berkata dengan santai. "Aku tidak peduli siapa kamu, tetapi jangan coba-coba untuk menggoda perempuanku. Aku akan memberimu waktu 3 detik untuk lari dan enyah dari sini."
[1] Sebutan untuk kecil.