Keesokan harinya, Randika berencana untuk jalan-jalan. Ketika dia sedang asyik jalan-jalan di daerah pertokoan, Randika melihat bahwa sedang ada kerumunan orang.
Di depan mereka, terlihat sebuah meja panjang. Di atas meja, terlihat hot dog yang menggunung.
Orang-orang bersorak untuk memberi semangat pada para peserta, jelas ini merupakan kontes makan yang diadakan oleh daerah pertokoan ini. Di ujung meja terlihat sebuah timer yang menghitung waktu yang tersisa.
Sedangkan spanduk yang terpampang jelas itu berisikan "Kontes makan hot dog tahun ketiga!". Rupanya untuk menarik pengunjung datang, daerah pertokoan ini menggelar kontes makan tahunan.
Randika sama sekali tidak tertarik dengan acara seperti ini. Tetapi ketika dia melihat ke arah para peserta, dia melihat sosok yang dikenalnya.
Dia adalah Indra!
Randika sampai terdiam beberapa saat, dia langsung menampar dahinya. Saking sibuknya, dia sampai lupa dengan keberadaan Indra. Adik seperguruannya ini benar-benar lenyap di pikirannya.
Tetapi Randika tidak bisa disalahkan. Dari pergi menuju markasnya di Jepang, menyelesaikan masalahnya dengan Shadow hingga pembalasan dendam keluarga Alfred, Randika sama sekali tidak punya waktu untuk memikirkan Indra.
Namun, melihat Indra yang baik-baik saja membuat hati Randika sedikit lega.
Bagaimanapun juga, Indra adalah adik seperguruannya jadi sosoknya di hati Randika sedikit spesial.
Pada saat yang sama, sepertinya pertandingan memakan hot dog ini sedang seru-serunya. Sorakan para penonton menggema di telinga para orang yang berjalan melewatinya. Bahkan ada seseorang yang mengunyah 2 hot dog sekaligus. Jelas orang tersebut memenangkan ronde pertama ini.
Setelah pemenangnya sudah ditentukan, seseorang yang membawa microphone mengambil alih.
"Baiklah, pemenang ronde pertama telah ditentukan. Dan sambutlah para peserta yang akan mengikuti ronde kedua."
Dalam sekejap, suara tepuk tangan segera memeriah suasana. Indra berdiri dan duduk di kursinya disertai dengan beberapa orang lainnya.
Ketika para penonton melihat Indra, jelas mereka semakin bersemangat.
"Gila, baru tahu ada orang segemuk itu!"
"Hahaha sepertinya juara tahun ini sudah ditetapkan."
"Eits tunggu dulu, meskipun dia gemuk belum tentu dia bisa makan banyak."
"Bodoh, kalau begitu jelaskan kenapa dia bisa segemuk itu!"
Tiba-tiba temannya ini kehabisan kata-kata. Sepertinya memiliki bobot seperti Indra tidak bisa terlepas dari kata rakus dan makan banyak. Kalau tidak, mana mungkin dia bisa sebesar itu!
"Tapi coba lihat, orang itu lucu." Orang-orang mulai memperhatikan Indra. Penampilan Indra yang seperti orang bodoh itu makin lucu karena ada sosok bayi di pundaknya.
Orang-orang tidak tahu binatang apa itu tetapi yang jelas binatang itu berukuran kecil seperti bayi. Tentu saja, bayi itu adalah boneka ginseng. Namun, sosok boneka ginseng ini bukanlah boneka ginseng yang biasanya. Ia terlihat memakai ikat kepala putih dan baju bergambarkan wajah Indra.
Rupanya yang paling semangat mendukung Indra adalah teman kecilnya yang ada di pundaknya itu.
"Lucu sekali binatang yang ada di pundak orang itu."
"Tapi binatang apa itu? Masa itu tupai?"
Meskipun mereka bingung, tetapi mereka tetap tersenyum melihat sosok Indra yang lucu itu. Sekarang semua penonton menatap Indra karena badannya yang besar dan teman kecilnya yang duduk dengan tenang di pundaknya.
Namun, tatapan mata orang-orang dan sorakan mereka tidak dapat membuyarkan konsentrasi Indra. Yang ada di pikirannya sekarang adalah hot dog yang ada di depannya.
Akhir-akhir ini dia tidak makan banyak karena uangnya telah habis jadi bukan salahnya jika dia yang sekarang benar-benar lapar.
"Para peserta yang sudah duduk diharapkan siap-siap karena sebentar lagi acara akan dimulai." Kata MC yang membawakan acara ini.
Bersamaan dengan adanya suara peluit, acara ini pun akhirnya dimulai kembali. Para peserta langsung melahap hot dog di depan mereka itu dengan lahap.
"Semangat!"
Para penonton langsung membagikan semangat mereka pada para peserta. Tetapi ketika mereka melihat Indra, suara sorakan mereka itu berubah menjadi hembusan napas mereka.
Apa mereka tidak salah lihat?
Orang-orang mulai fokus pada Indra, semuanya langsung terheran-heran ketika melihatnya.
"Ke mana hot dog itu?" Akhirnya pertanyaan itu terlontarkan dari salah satu mulut penonton.
Karena tidak dapat dipungkiri, hot dog yang dipegang Indra itu seakan-akan masuk ke dalam lubang hitam.
Indra sama sekali tidak peduli dengan tatapan orang-orang. Sejak suara peluit berbunyi, dia sudah menggenggam erat makanannya itu dan menelannya. Bahkan ketika hot dog baru terkunyah selama 1 detik, Indra sudah menelannya utuh-utuh. Kemudian dia segera mengambil kembali hot dog yang lain.
Kecepatan makan ini benar-benar mengerikan. Ketika para peserta masih berjuang memakan hot dog mereka yang kesepuluh, Indra hanya tinggal 3 biji lagi.
"Gila, aku sekarang tahu kenapa dia bisa gendut seperti itu." Kata salah satu penonton.
"Apa perutnya itu tidak rusak menelan makanan itu secara utuh?"
MC acara ini sendiri juga sama terkejutnya dengan para penonton. Dia tahu bahwa orang gemuk itu kuat makan tetapi dia tidak tahu bahwa Indra akan semengerikan ini. Apa dia berniat memakan hot dog peserta yang lain juga?
Setelah menelan hot dog terakhirnya, Indra baru menyadari bahwa semua orang menatapnya seperti sedang melihat seorang monster.
Dia lalu menggaruk-garuk kepalanya, dia tidak tahu apa yang salah dari dirinya. Dia lalu berkata dengan santai pada MC. "Bisa tambah?"
Tambah?
Semua orang jelas tertawa ketika mendengarnya. Si MC juga kelihatan kebingungan. "Tambah?"
"Iya tambah, aku masih lapar." Kata Indra sambil tersenyum tulus. Si MC hanya bisa tersenyum pahit, tidak heran orang itu bisa segemuk ini pikirnya.
Namun karena sorakan penonton, akhirnya ada seseorang membawakan piring besar berisikan hot dog. Ketika melihat hal ini, mata Indra menjadi berbinar.
Boneka ginseng di pundaknya itu juga merasa bersemangat, dia berusaha memberi semangat pada Indra agar menaklukan gunung hot dog itu.
Pada saat ini, para peserta yang bersaing dengan Indra sudah menghabisi setengah jatah mereka. Dan kecepatan makan mereka mulai berkurang karena mereka mulai kenyang. Tetapi ketika Indra mulai memakan piring besar yang baru saja datang, dia sudah menghabiskan separuh piring.
Melihat kemampuan Indra yang seperti monster itu, satu per satu peserta sudah angkat tangan dan menyerah. Mereka tidak mungkin bisa bersaing dengan Indra. Bahkan hot dog mereka yang tidak habis itu diminta oleh Indra.
Sekarang orang-orang mulai penasaran, seberapa banyak makanan yang bisa dihabiskan oleh Indra.
"Semangat gendut, kamu pasti bisa!"
Orang-orang mulai bersorak untuk Indra.
Tidak butuh waktu lama bagi Indra untuk menghabiskan piring keduanya. Hal ini langsung menghebohkan para penonton.
Untuk menghargai dukungan para penonton, penyelenggara acara menawarkan Indra sepiring besar hot dog lagi. Jelas Indra menerima penawaran ini dengan senang hati.
Tujuan awal acara ini adalah menarik pengunjung sebanyak mungkin jadi para penyelenggara makin senang dengan antusias para penonton. Karena jarang-jarang ada monster seperti Indra, acara ini bisa dikatakan sukses!
"Ayo kamu pasti bisa!"
"Hei cobalah 5 piring!"
"Hei, kalau ngomong itu aturan ya! Mana mungkin dia bisa menghabisi 5 piring?"
"Tapi dia sudah piring ketiga, nambah 2 piring lagi masa tidak bisa? Cobalah pecahkan rekor makan terbanyak!"
Rekor terbanyak dari lomba-lomba sebelumnya adalah 4 setengah piring. Ketika peserta itu coba menghabiskan piring kelimanya, dia sudah muntah dan dibawa ke rumah sakit.
Setelah piring ketiga habis, Indra langsung meminta piring keempat. Bisa dikatakan bahwa lomba makan ini sudah berubah menjadi acara tunggal milik Indra. Dan para peserta yang mengikuti lomba ini tidak keberatan karena mereka sudah tahu bahwa tidak mungkin bisa mengalahkan Indra dari awal.
Ketika piring keempat itu datang, kecepatan makan Indra sama sekali tidak berkurang.
"Semangat, kamu pasti bisa!"
Orang-orang memberikan semangat mereka pada Indra, mereka ingin melihat rekor baru. Sedangkan Indra sama sekali tidak peduli asalkan bisa mendapatkan hot dog.
Tujuan Indra sangat sederhana yaitu makan sebanyak mungkin.
Akhir-akhir ini dia tidak bisa makan sepuasnya karena uangnya sudah mulai habis jadi dia terpaksa makan seadanya saja.
Dan acara ini benar-benar kesempatan bagus untuk memperbaiki gizi!
Ketika piring keempat dan kelima itu habis, Indra menatap si MC. Matanya itu seakan-akan bertanya apakah masih ada lagi?
Si MC jelas terkejut, Indra telah meminta piring keenam pada dirinya! Si MC langsung berkata di microphonenya. "Bawakan piring keenam!"
Setelah piring keenam ini datang, Indra merasa dirinya sudah kenyang. Pada saat ini, akhirnya dia menyadari bahwa para penonton sangat antusias pada dirinya.
"Kamu hebat!"
"Luar biasa!"
Orang-orang jelas bersemangat karena Indra telah memecahkan rekor dengan memakan 6 piring besar! Benar-benar luar biasa, para peserta yang lain hanya bisa tersenyum pahit karena mereka sangat tidak beruntung bertemu dengan Indra.
Randika akhirnya memutuskan untuk memberi selamat pada Indra yang keluar sebagai pemenang ini, mata Indra langsung berbinar-binar ketika melihat Randika. "Kakak seperguruan."
"Hahaha bagaimana kabarmu?" Kata Randika sambil tersenyum. Hatinya benar-benar merasa bersalah karena dia telah melupakan Indra.
Melihat kakak iparnya ini, entah kenapa Indra merasa kangen rumah. "Kak, aku ingin pulang."
Pada saat yang sama, boneka ginseng itu bersemangat ketika melihat Randika. Ia dengan cepat meloncat dan mendarat persis di pundaknya Randika.
Randika lalu menyapa teman kecilnya itu. Sejak dia menyelamatkannya dari Shadow, hubungannya dengan boneka ginseng ini benar-benar baik. Sepertinya boneka ginseng ini tinggal beberapa lama dengan Safira tetapi pada akhirnya ia kembali ke Indra. Sepertinya ia memang menyukai aliran tenaga dalam Indra.
"Bukankah enak tinggal di kota?" Tanya Randika.
Indra lalu membalas. "Kak, aku benar-benar bosan di sini. Aku tidak tahu harus ngapain setiap hari."
"Bagaimana latihan bela dirimu?" Tanya Randika.
"Terakhir kali aku berlatih, aku tidak sengaja menghantam dinding kamar. Setelah dimarahi sama pemilik rumah, aku tidak berani berlatih lagi." Kata Indra sambil menggaruk kepalanya.
Randika benar-benar kehabisan kata-kata, ngapain saja dia sampai hancurin tembok?
"Dan juga aku tidak bisa makan sepuasku karena semuanya butuh uang." Kata Indra. "Kalau di gunung aku bisa menangkap sendiri makananku."
Ternyata dugaan Randika benar, semua memang tentang makanan.
"Kenapa kamu tidak bisa makan? Bukankah aku memberikanmu uang yang banyak?"
"Sudah habis kak." Jawab Indra dengan polos.
Randika hanya bisa menampar dahinya. Bagaimana mungkin adik seperguruannya ini menghabiskan 100 juta dalam waktu sebulan? Sepertinya dia lagi-lagi ditipu orang.
Randika lalu berpikir selama beberapa waktu. Memang kehidupan kota tidaklah cocok bagi Indra tetapi yang paling menarik perhatiannya adalah boneka ginseng yang mengikuti Indra.
Boneka ginseng ini telah berjasa banyak untuk Randika, jelas dia ingin menahannya di sisinya. Tetapi sepertinya boneka ginseng ini sangat melekat dengan sosok Indra.
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Randika menganggukan kepalanya. "Baiklah kalau begitu, besok aku akan membawamu pulang."
Wajah Indra langsung menjadi gembira tetapi ekspresinya segera berubah menjadi serius. "Tetapi aku punya satu permintaan kak."
"Apa?" Tanya Randika.
"Aku…." Setelah membulatkan tekad, Indra berkata dengan nada pelan. "Aku masih lapar."
"Kamu masih belum kenyang?" Randika jelas terkejut ketika mendengarnya. Bukankah kamu habis makan hot dog 6 piring? Kenapa dia masih belum kenyang.
Randika hanya bisa tersenyum pahit. "Baiklah, aku akan membawamu ke restoran."