Kekuatan tendangan Tom ini luar biasa keras karena dia berputar terlebih dahulu untuk menciptakan momentum. Kedua tangan Randika sudah terangkat dan tendangan itu mengenai tangannya. Meskipun dia berhasil menahannya, karena tubuhnya lemas dan tidak memiliki kekuatan, Randika dibuat terpental oleh serangan ini.
Randika tidak bisa berhenti berguling, setelah 10 meter berguling barulah dia bisa berhenti.
Randika menatap Tom dengan matanya yang dingin.
"Apakah kamu merasakan tenagamu menghilang dari tubuhmu?" Tom berdiri tenang sambil menatap Randika, dia kemudian berjalan perlahan sambil menggunakan ekspresi jijik.
"Aku sudah bilang kan kalau aku akan menginjakmu seperti semut." Tom merasa dirinya sudah menang, nada suaranya mengandung arogansi yang luar biasa besar.
"Apa aku keracunan?" Tanya Randika sambil terbatuk sekali. Dia memikirkan banyak kemungkinan di benaknya, dan dia mengambil satu kesimpulan yaitu dia sudah diracuni.
Kalau tidak, tidak mungkin tenaga dalamnya itu tidak bisa bergerak sama sekali di dalam tubuhnya.
"Kamu benar-benar pintar." Tom menyengir. "Benar, kamu keracunan. Ini adalah racun yang kukembangkan sendiri, cukup mengesankan bukan? Sekarang kamu tidak lebih dari sapi yang siap dipotong."
"Apa itu karena air yang kuminum?" Randika berdiri dengan susah payah.
"Mana mungkin air putih bisa beracun." Tom sepertinya sedang tertawa, Randika sama sekali tidak bisa melihat ekspresi apa yang dia kenakan di balik topeng itu.
"Tapi tentu saja air yang kuberikan padamu itu memang berpengaruh. Jika kamu tidak meminumnya, aku tidak bisa melakukan apa-apa padamu." Jawab Tom. "Sebuah cairan khusus sudah kutambahkan pada botol air itu. Jadi jika kamu tidak meminumnya, trikku itu tidak akan berhasil."
"Aku menggunakan kandungan yang ada di dalam air itu untuk menghasilkan efek kimiawi dengan menambahkan satu elemen tambahan. Dan elemen tambahan itu adalah…" Tom menunjuk ke arah dalam kuil, dia menunjuk pada dupa yang mengeluarkan asap kecoklatan itu.
Randika menatap asap itu, hatinya menjadi dingin. Tidak heran dia tidak menyadari bahwa dia keracunan. Tanpa diduga, asap yang dia hirup tadi itu bertemu dengan air yang diminumnya tadi dan menimbulkan reaksi kimia di dalam tubuhnya. Mustahil baginya untuk menghindarinya.
"Kau pasti bertanya-tanya, bahan apa yang kupakai untuk membuat dupa itu." Tom mendengus dingin.
Randika tidak berbicara sama sekali. Menatap topeng hantu tersebut, mendadak dia terkejut.
"Benar, dupa itu terbuat dari koleksi-koleksiku!" Nada Tom sudah bagaikan orang gila. "Dupa itu terbuat dari jantung para korbanku!"
Randika membalas dengan nada yang dingin. "Tidak heran kamu adalah keturunan keluarga Alfred, semua anggotanya pada gila dan abnormal semua."
"Meskipun mereka semua lemah dan dimabuk oleh uang, mereka tetaplah keluargaku." Nada suara Tom kembali tenang. "Hari ini, aku akan mempersembahkan nyawamu untuk mereka."
"Aku akan mencabut jantungmu dan mempersembahkannya ke depan kuburan keluargaku. Aku akan meremukkan tulang-tulangmu dan dagingmu akan menjadi makanan anjing."
Ekspresi Randika tidak berubah. Dia segera menutupi lubang hidungnya dengan tenaga dalamnya dan berusaha untuk tidak menghirup asap itu lagi.
"Jika kamu mau membunuhku, sayangnya kamu tidak punya cukup kekuatan untuk melakukannya." Randika menggelengkan kepalanya sambil mengangkat tangan kanannya. Setelah tangan itu terjatuh, banyak orang yang keluar dari balik kuil.
Orang-orang ini adalah pasukan yang dikirim oleh Dion sebelumnya.
Orang-orang ini segera mengepung dan membentuk lapisan pertahanan, mereka memancarkan aura membunuh yang kuat.
Randika menatap tenang Tom yang masih memakai topengnya itu. Namun, tiba-tiba Tom tertawa keras. "Aku tidak menyangka kamu akan naif seperti ini. Aku bahkan tahu identitasmu sebagai Ares, apa kamu pikir aku datang tanpa persiapan sama sekali?"
Mendengar hal ini, Randika mengerutkan dahinya. Tom berdiri tanpa bergerak, di bawah topengnya senyumannya sungguh lebar.
Dia sudah mengetahui bahwa Randika memiliki pasukan di kota Cendrawasih selama ini, jadi jauh-jauh hari, dia sudah memberikan air yang beracun itu pada mereka tanpa sepengetahuan mereka.
Pada saat ini, angin kembali bertiup dengan kencang. Angin tersebut membawa asap dupa itu ke tempat mereka sekarang.
Randika berdiri dengan hati yang cemas dan para bawahannya itu menatap tajam pada Tom. Namun tiba-tiba, satu dari mereka merasa dirinya menjadi lemas, seolah-olah tenaganya dihisap sampai habis. Kemudian, orang itu terjatuh dan pingsan. Dia merasa bahwa dia sama sekali tidak memiliki kekuatan meskipun sudah berlatih keras di bawah komando Serigala. Bahkan satu per satu temannya juga ikut pingsan bersamanya.
Satu per satu bawahan Randika ini tumbang. Dari 12 orang yang hadir, sekarang hanya Randika saja yang masih bisa berdiri.
"Hahahaha!" Tom tertawa liar. "Bagaimana Ares? Pasukanmu itu tidak lebih daripada sampah."
Ekspresi Randika berubah menjadi muram!
Tom kembali tertawa lagi. "Pertarungan hari ini hanyalah mengenai dirimu dan aku, tidak ada yang bisa menghalangi kita! Aku akan mencabik-cabik jantungmu dan menginjak-injak mayatmu!"
Seluruh kebencian Tom yang menumpuk tertuju pada Randika.
Dalam sekejap, dia sudah menerjang ke arah Randika!
Dengan tidak adanya kekuatan, membunuh Randika pasti perkara yang mudah.
Bunuh dan balaskan dendam keluarganya! Hari ini Randika harus mati!
Saat menerjang, Tom meraung keras dan terjangannya menjadi makin ganas. Randika menatap serangan mematikan Tom ini dan berkata dengan nada yang pelan. "Kamu pikir ini cukup untuk mengalahkanku?"
"Kamu sendiri terlalu meremehkanku!" Pada saat kata-kata ini jatuh, kekuatan misterius Randika sudah mengalir ke dalam seluruh tubuhnya. Kekuatan itu menendang semua tenaga dalam Randika dan menguasai seluruh tubuh Randika. Randika menyebut mode ini "Berserk".
Ketika melawan preman-preman kecil, tenaga dalamnya sendiri sudah cukup. Namun ketika melawan yang kuat seperti orang di dalam daftar Dewa atau bahkan 11 Dewa Olimpus lainnya, dia bisa memanfaatkan kekuatan misterius di dalam tubuhnya ini.
Ini sama seperti Randika melepaskan sebuah segel di dalam tubuhnya!
Meskipun resikonya juga besar, tetapi Randika tidak punya pilihan lain.
Tom, yang menerjang maju, terkejut bukan main di dalam hati. Dia melihat bahwa Randika yang lemas itu memancarkan energi yang luar biasa dan kepribadiannya berubah menjadi bengis. Hal ini membuat hatinya bergetar.
Apa yang sedang terjadi?
Tom sendiri tidak tahu apa yang terjadi karena racunnya ini seharusnya membuat orang pingsan dan lemas selama 5 hari. Seharusnya Randika tidak punya kekuatan sama sekali!
Tetapi kenapa Randika yang daritadi memiliki ciri-ciri keracunan ini tiba-tiba memiliki kekuatan?
Tom benar-benar menjadi risau karena perubahan mendadak ini. Tetapi, dia harus segera membuang kekhawatirannya ini karena serangannya itu menjadi kurang efektif karena pikirannya yang kacau ini.
Jika dia lengah, bisa-bisa Randika memanfaatkan keadaan ini untuk menghajarnya.
Jadi dia akan membuang pikirannya ini jauh-jauh dan fokus terhadap serangannya.
Setelah memantapkan hatinya, kecepatannya kembali menjadi cepat dan dia sudah siap melayangkan serangannya. Dia melompat tinggi dan menerjang ke bawah, kakinya sudah siap membelah tubuh Randika menjadi dua.
Pada saat ini, mata Randika sudah menjadi merah darah, kekuatan mulai mengalir ke seluruh tubuhnya.