Chapter 8 - Penculikan Silvia

Ludius dan Silvia saling memandang, Mereka berada dalam Situasi yang membuat orang iri dan salah paham. Wajah Ludius semakin mendekat membuat Silvia menunduk dan menutup mata. Bibir indah Ludius sangat dekat dengan Wajahnya, membuat Silvia salah sangka.

'Orang ini mau melakukan apa? Hati.. oh hati.. kamu harus tenang, pria ini memiliki sejuta kelicikan yang mampu menjerat siapapun. Hati, kamu harus kuat!!'.

Ludius mencium kening Silvia didepan para Mahasiswa yang sedang memperhatikan mereka. Sontak semua yang melihat memasang wajah iri dan benci. Mereka mulai berbisik.

"Lihat! Bisa-bisanya gadis rendahan seperti dia didatangi Direktur Lu. Dia pasti mendekati Direktur hanya untuk mendapatkan uang. Diakan Mahasiswi miskin yang hanya mengandalkan uang dari orang Seperti Direktur Lu" Bisik salah satu wanita yang terdengar oleh Silvia.

"Berhentilah melakukan hal yang membuat orang lain salah paham Tuan. Gara-gara Tuan mereka membicarakan hal yang tidak jelas tentangku..!"

"Belajarlah yang rajin, Ini hadiah dariku. Soal mereka biar aku yang urus" Membelai kepala Silvia dengan senyum mengembang di wajahnya.

Dari kejauhan Li Thian melihat mereka dan berjalan mendekat,

"Tuan Lu, sedang apa Tuan di kampus ini?" Sapa Li Thian ramah. Mata mereka saling menatap seakan ingin saling membunuh. Dua musuh kini saling bertemu.

"Aku hanya ingin mengantar Laptop milik gadis kecil. Kebetulan, Ternyata Tuan muda Li juga kuliah disini?"

"Iya, Aku kuliah disini. Apa Tuan Lu sudah mengenal Nona Silvia?"

"Gadis kecil memang tinggal bersamaku. Iya kan..!" Sorot tajam mengarah ke Silvia.

'Sejak kapan mereka saling kenal?. Dari cara mereka memandang sepertinya bukan hal bagus membiarkan mereka tetap bersama. Jangan sampai mereka membuat keributan disini! Aku harus bagaimana sekarang?'.

"Ah.. ha.. ha.. iya Li Thian, aku sekarang tinggal bersama Tuan Lu. Jadi maaf yah kalau mulai sekarang aku jarang main ke rumahmu"

'Gadis kecil, kau sengaja membuatku terlihat kejam dengan mengatakan hal seperti itu yah?' . Batin Ludius geram.

"Apa maksudmu sayang..? Siapa yang melarangmu datang menemui Tuan Muda Li, Aku justru dengan senang hati mengajakmu kesana. Kebetulan kami sedang ada kontrak kerja sama di Perusahaan, Benarkan Tuan Muda Li.. "  

Belum selesai masalah mereka, kini datang satu lagi seorang Mahasiswi dengan penampilan modis dan sedikit sombong menghampiri Li Thian. Dia adalah Xing'er, Salah satu mahasiswi yang berpengaruh karena statusnya, Di kabarkan sedang dekat dengan Li Thian.

"Sayang, ya ampun.. ternyata kamu disini. Lho.. ko Direktur Lu ada disini juga?" Xing'er datang langsung menggandeng Li Thian, seakan-akan menunjukkan kalau dia memang adalah kekasihnya.

"Iya, aku datang untuk menemui wanita ku. Iya kan sayang.." Menarik Silvia kedekapannya. Li Thian yang melihat itu, terbakar cemburu. Tangannya mengepal menahan emosi melihat apa yang dilakukan Ludius terhadap Silvia.

'Hanya Ludius yang memiliki muka setebal ini! Siapa juga yang mau menjadi kekasihnya. Memang orang seperti Ludius perlu di beri pelajaran kali yah, biar sifat muka tebalnya sedikir berkurang!'.

"Maaf Tuan Ludius yang terhormat…!". Memandang Ludius dengan tegas   "Silahkan Tuan lanjutkan pembicaraan Tuan, Aku ada kelas hari ini jadi, Permisi..!". Melepas pelukan Ludius dan beranjak pergi menghampiri Ling Ling menuju kelas.

Sikap Silvia yang terkesan mengacuhkan Ludius membuatnya semakin geram. Tapi untuk sementara waktu Ludius lebih memilih diam dan menunggu saat yang tepat untuk memberi Silvia pelajaran.

"Xing'er, Aku juga ada kelas. Lepaskan tanganku..! Kalian lanjutkan saja pembicaraan kalian. Aku pergi dulu".

Xing'er yang diperlakukan seperti itu merasa kesal dan marah. Seketika dia menargetkan Silvia menjadi musuh yang harus dia hancurkan.

***

Dikelas semua orang memperhatikan Silvia. Mereka mulai membicarakan dan mencibir nya. Xing'er bersama dengan para wanita pengikutnya datang ke kelas untuk menemui Silvia.

Plaaak…

Tepat di depan Silvia, Xing'er menamparnya begitu saja.

"Silvia kamu memang pantas mendapatkan ini, gara - gara kamu Li Thian mengabaikan ku. Kamu fikir kamu hebat karena telah menjadi wanita dari Tuan Lu hah..! Jika Li Thian masih mengabaikan ku lagi, aku anggap itu kesalahan mu. Ingat itu..!". Semua orang yang ada di kelas menyaksikan bagaimana Xing'er melampiaskan kemarahannya.

Tubuh Silvia terasa lemas, Dia bingung harus berbuat apa. Sekarang anak-anak kampus menganggapnya perebut pacar orang bahkan wanita simpanan. Air matanya hampir tumpah, tapi dia mencoba menahannya. Ling Ling yang selalu ada di sampingnya memeluknya untuk menenangkan hatinya.

'Aku harus kuat, aku tidak boleh tumbang sekarang. Demi menepati janji kepada mendiang ayah untuk mencari dimana keluarga ayah saat ini tinggal. Demi ibu yang menunggu di rumah, Aku harus kuat..!'.

"Silvia aku antar kamu pulang yah..!" Ling Ling menemani Silvia keluar dari kelas.

"Ling Ling, bisakah kamu biarkan aku sendiri, Aku akan pulang naik taksi. Terima kasih karena selalu menemani ku. Aku akan menelfon jika aku sudah tiba di rumah" . Tersenyum dan memeluk Ling Ling.

"Baiklah, tapi kamu janji harus mengabari aku kalau kamu dalam masalah".

Silvia berjalan keluar kampus menuju jalan raya untuk menunggu taksi datang. Setelah jalan sepi tiba-tiba ada sebuah mobil pick up berhenti di depan Silvia. Dua orang turun dan langsung memberi obat bius pada Silvia, dan membawanya pergi.

***

Hari telah berganti malam, Ludius yang mengetahui Silvia belum juga pulang menjadi emosi. "Bibi Yun, cepat cari tahu kemana Silvia pergi…!" Perintah Ludius pada Bibi Yun.

"Tuan, Satpam memberitahukan bahwa di  CCTV terlihat Nona Silvia dibawa oleh mobil pick up tadi siang oleh dua orang tidak dikenal. Kemungkinan besar Nona di culik oleh seseorang. Saya sudah memberitahukan Tuan Longshang dan Wangchu untuk segera kemari"

"Kerja bagus, Siapkan mobil segera..!"

"Tuan, apa Tuan perlu membawa pengawal?"

"Tidak perlu, aku hanya akan pergi dengan Longshang dan Wangchu, Mungkin ini bisa juga jebakan untukku agar aku terpancing umpan mereka. Tapi aku tidak ingin mengambil resiko yang terburuk mengenai Silvia"

'Kurang ajar, siapa yang berani bermain-main denganku dengan membahayakan Silvia? Apakah ini perbuatan mereka?'