Chapter 19 - 19. Musuh Sebenarnya

Lama Ludius memandang wajah Silvia yang tengah tertidur, Telihat begitu damai membuat Ludius sesaat merasa tenang.

"Tidurlah dengan nyenyak gadis kecil, Lupakan semua hal yang mengganjal di fikiran mu. Tetaplah menjadi Silvia saat pertama kali kita bertemu". Perkataan Ludius diakhiri dengan kecupan di kening Silvia.

"Tuan Lu, Tuan Longshang datang mencari Tuan" Bibi Yun datang memberitahu kalau Longshang menunggu di depan.

"Baik Bi, Aku akan segera kesana". Ludius membalikkan badan dan meninggalkan dengan sebelah hati, ia keluar dari kamar menuju ruang kerja. Disana sudah ada Longshang yang menunggu.

"Ada apa kau mencariku, Apa ada suatu hal yang penting?".

"Ada hal yang harus aku beritahukan, Ini mengenai Organisasi Black Emperor. Dalam sepekan mereka akan mengadakan Lelang bertopeng di Shanghai. Dari informasi yang ku dapat, Salah satu barang yang akan mereka lelang adalah Gadis dari mantan Manajer Tang Yin dari Huangshi Grup. Informasi dari mata-mata kita mengatakan kalau gadis itu pernah menjadi wanita dari Tongzhi Zhe. Entah ini jebakan atau memang benar, kita tidak akan tahu kalau tidak mencoba".

"Bagus, kita harus mendapatkan gadis itu bagaimanapun caranya. terlepas dari hasilnya kita fikirkan nanti. Aku punya firasat kita akan menemukan hal menarik nantinya".

"Baik, serahkan padaku. Dan aku hanya mengingatkanmu, agendamu besok adalah menghadiri pesta dari Tuan Kavindra pada malam harinya. Kalau begitu aku pergi dulu". Longshang berjalan keluar dan Ludius masih terdiam di tempatnya.

'Siapa sebenarnya Tongzhi Zhe, Apa aku mengenalnya? aku sudah menelusuri setiap kepala keluarga yang masih berhubungan dengan Leluhur Lu (Buyut dari Ludius). Tapi aku tidak menemukan adanya petunjuk. Apakah aku melewatkan suatu hal yang penting?'. Ludius terus mencoba mengingat kembali semua yang dia ketahui. Dia tidak ingin melewatkan satu hal penting apapun itu demi mendapat sebuah petunjuk.

***

Pagi-pagi buta Silvia terbangun, Dia teringat akan kejadian tadi malam dan mencari dimana Ludius berada. Silvia menyusuri setiap ruangan dan mendapati Ludius tertidur di meja kerjanya dengan Laptop masih dalam keadaan menyala. Silvia menutup Laptop dan mengambil selimut untuk menyelimuti Ludius yang tertidur.

'Orang kejam ini, lucu juga lihat wajahnya saat tertidur. Lebih terlihat manusiawi dan damai'. Silvia terus memandangi wajah Ludius sembari tertawa kecil.

"Apa yang sedang kamu lihat gadis kecil?!" Tanya Ludius, Silvia tersentak melihat Ludius terbangun saat dia sedang memandangnya. Sejurus Silvia lakukan untuk menghindari sikap curiga Ludius,

"A.. Aku ya sedang menyelimutimu Lah.. Kamu kan lihat sendiri. Bibi Yun bilang kamu ketiduran di ruang kerja, Jadi aku datang untuk melihat. Karena kamu sudah bangun aku pergi dulu". Belum sempat Silvia melangkah, Dia ditarik ke dalam pelukan Ludius.

"Setelah kamu menertawakanku, Kau mau kabur kemana sayang.."

"Siapa yang menertawakanmu. Tadi kan sudah ku bilang aku kesini untuk melihat keadaan Tuan. Sekarang Lepaskan aku, Aku ada kuliah pagi hari ini".

Mendengar Silvia beralasan membuat Ludius justru memeluk semakin erat. "Sayang… Kenapa kamu tidak jujur saja kalau kau mengkhawatirkan aku, Aku akan sangat senang mendengar itu dari mulut manismu" Mengalihkan wajah Silvia ke arahnya.

'Ya Tuhan… Nih orang bisa tidak sih sehari saja tidak mengganggu ku. Aku tidak habis fikir orang sepertinya kok bisa punya Perusahaan besar dalam jangka 3 tahun.Mengerikan!!'. batin Silvia.

"Siapa juga yang mengkhawatirkan Tuan. Sepertinya Tuan perlu pemeriksaan otak biar otak Tuan bisa berfikir lebih normal".

"Kalau aku perlu pemeriksaan, bagaimana kalau kamu yang memeriksaku sayang.. Bukankah kamu lebih tahu aku dari siapapun?" Ludius terus saja menggoda Silvia.

Pagi ini mereka terus bertengkar layaknya anak kecil sampai akhirnya Silvia bisa lolos dari Ludius dan berangkat ke kampus.

***

Di kampus Silvia langsung menemui Ling Ling, dan ternyata Silvia melihat Ling Ling sedang jalan berdua dengan Senior Bryan.

"Chie… Ada yang lagi pendekatan nih.. mending aku ke kelas dulu yah, Takut jadi obat nyamuk. hihihi.." Silvia ngeloyor pergi, dan tidak sengaja menabrak seseorang dan terjatuh.

"Maaf.. aku tidak sengaja, Apa ada yang terluka?" Tanya pria yang menabrak Silvia dan mengulurkan tangannya.

"Ah.. tidak, tidak ada yang terluka. Itu juga salahku karena berjalan tanpa melihat ada Tuan di depan ku." . Balas Silvia menerima uluran tangan nya.

"Jangan terlalu formal, Panggil saja Nathan, namaku Jonathan Nero" Katanya ramah .

"Aku Silvia.. Silvia Zhu. Tuan Nathan sedang ada keperluan apa datang ke kampus ini?" Tanya Silvia basa basi.

"Aku sedang ada perlu dengan Pemilik Yayasan ini. Kalau begitu aku pergi dahulu. Jika ada kesempatan pasti kita akan bertemu kembali". Nathan memberi senyuman sebelum akhirnya pergi.

'Siapa dia, dari caranya bicara, dia seperti mengenalku. Ah.. Sudahlah…'.

Di tempat lain, pria yang mengaku sebagai Nathan menelfon seseorang. Dia tampak menelfon dengan sangat hati-hati, dan menjauh dari keramaian.

???? Aku sudah menemukannya, Dia seperti dugaan ku. Aku akan mendekatinya secara perlahan. Jika ingin mendapatkan hasil memuaskan, bukankah butuh kesabaran…