Chapter 30 - 30. Lelang di Hotel Waldorf Astoria

Silvia mulai memilih gaun yang akan dia kenakan di Birthday Party nanti. Ia membuka 2 lemari sekaligus untuk memilih semua gaun terbaiknya. Ia mengambil satu-satu gaun yang menurutnya layak di pakai dan melemparnya ke kasur.

Kreek..

Terdengar suara pintu dibuka, gaun yang berantakan di atas kasur buru-buru Silvia sembunyikan dan menutupnya dengan selimut di sudut kasur. Suhu Silvia panas dingin melihat Ludius datang kearahnya.

Ludius yang baru masuk mendekat dan menatap Silvia yang terlihat gemetar, "Apa yang kamu sembunyikan sayang..?". Terlihat mata Ludius sedang mencari sesuatu. Ia tahu Silvia sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Ak.. Aku tidak menyembunyikan apa-apa kok. Mungkin itu hanya perasaanmu saja".

"Benarkah…!!" Ludius mendekati Silvia hingga tidak ada jarak diantara mereka. Tatapan maut Ludius membuat Silvia menjadi semakin gemetar serta jantungnya berdetak begitu cepat.

'Apa aku akan ketahuan?!'. Batin Silvia. Spontan Silvia menutup matanya menghindari tatapan maut Ludius.

Melihat Silvia begitu ketakutan, Seketika Ludius memeluk Silvia dan memberinya sebuah kecupan.

'Arrgh… Dia mencium ku lagi. Aduh.. maaf yah suamiku dimasa depan. Kening ku sudah ku berikan pada si brengs*k Ludius. Semoga kamu nggak marah padaku wahai Suami masa depanku'. Batin Silvia.

"Sayang, apakah kamu sudah merasa baikan. Kamu terlihat begitu ketakutan". Tanya Ludius, ia membelai rambut panjang Silvia yang di biarkan tergerai

"Aku tidak apa-apa, hanya sedikit lelah". Jawab Silvia lega.

Ludius melepas pelukannya. "Aku akan berangkat sekarang. Ingat..! kamu tidak boleh meninggalkan tempat ini apapun alasannya. Dan kamu tahu sendiri kan, Aku paling tidak suka dibantah apalagi di bohongi..!".

Silvia menelan ludah nya. 'Wajahnya terlihat sangat serius, apa aku batalkan saja yah ikut ke Birthday Party nya senior Bryan?'

"Iy.. ya, Aku tidak akan pergi ke mana-mana". 'Aku hanya pergi ke acaranya Bryan'. Sambung Silvia dalam hati.

"Bagaimana aku bisa kabur, Lagi pula aku juga tidak akan bisa kabur dari pengawalmu".

"Bagus, gadis pintar.. Aku suka gadis yang penurut. Semakin kamu mendengarkan kata-kataku, maka kamu mempermudah hidupmu". Ludius melepas pelukannya dan pergi begitu saja meninggalkan Silvia.

"Siapa juga yang mau nuruti perkataan mu!. Melihatmu yang seperti itu membuatku jadi semangat untuk pergi dari tempat ini". Silvia mengambil gaun seadanya yang tadi ia sembunyikan lalu memasukkannya dalam tas.

***

Waktu sudah mendekati senja, namun Ling Ling belum datang juga. Tiba-tiba saja terlihat ada keributan didepan gerbang utama, bersamaan dengan itu ada sebuah pesan dari Lingling.

Drrrt.. Drrrt..

???? Silvia cepat kamu turun lewat pintu yang tidak biasa pelayanmu pakai. Aku sudah menunggumu di mobil. Teman-temanku sedang mengecoh para penjaga rumah. Ini kesempatanmu untuk kabur!!

???? Baik, aku akan segera kesana. Tunggu aku di bagian samping rumah. Semoga saja aku masih bisa memanjat tembok.

Tas Silvia cangklok, perlahan ia membuka pintu. Ia mengendap-endap melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada orang yang melihat. Saat ia sedang Memalingkan wajah, Tiba-tiba..

"Nona Silvia, sedang apa anda disini?!". Tanya seorang pelayan yang melihat Silvia bersikap aneh. Silvia dengan cepat nya menyembunyikan tas yang ia bawa.

"Ee.. aku tadi sedang.. ee.. Ohya.. Aku mau ke dapur mengambil buah-buahan segar. Kamu mending ke ruang tamu deh. Itu di depan ribut-ribut sepertinya akan ada tamu". Silvia beralasan.

"Baik Nona.." Pelayan tadi pergi ke ruang tamu. Cepat-cepat Silvia berjalan ke pintu belakang bangunan ini.

"Bagus, di bagian belakang tidak ada penjaga sama sekali. Sekarang aku harus memutari tempat ini dan sampai di tembok bagian samping. Aku harus Cepat".

Silvia berjalan memutar dari belakang bangunan menuju samping bagian depan. Disana terdapat tembok pembatas yang lumayan tinggi. Tapi Silvia sudah mengantisipasi dengan menyiapkan anak tangga sebelum operasi pelarian nya.

Aku bertaruh.. kalau aku ketahuan sekarang, berarti kisah kabur ku selesai sampai disini. Tapi kalau aku bisa berhasil kabur, apa aku bisa menghindari tatapan dinginnya nanti?. Ah aku terlalu banyak berfikir.

Silvia dengan hati-hati menaruh tangga ke tembok, dan menaiki nya. Sesampainya diatas tembok, ia tiba-tiba setengah gentar. "Apa ini tidak terlalu tinggi.. Jujur.. Aku agak sedikit takut. Argh.. kenapa aku harus repot sepertimu ini sih?". Gerutunya.

Gubrak..

Silvia mendarat dengan sedikit luka di lutut, ia berlari menuju mobil Ling Ling sebelum penjaga menemukannya.

"Silvia..!" Panggil Ling Ling, ia membukakan pintu.

"Kita akan pergi sekarang..!", Kata Ling Ling, supir langsung tancap gas membawa mobil menjauh dari Mansion Ludius.

"Hei.. Temanmu bagaimana? apa kamu akan meninggalkan mereka?". Tanya Silvia kaget melihat mobil pergi begitu saja.

"Aku percaya, teman-temanku pasti akan bisa lepas dari mereka. Yang terpenting sekarang kita pergi dari sini".

'Maafkan aku Bibi Yun, aku tidak bisa mengabaikan permintaan sahabat baikku'. Batin Silvia.

Huuuft..

Silvia menghela nafas panjang, akhirnya ia dapat keluar dari Mansion Lu.

***

Hari sudah berganti malam, mobil membawa Silvia ke Asrama untuk berganti pakaian dan membersihkan dirinya.

Silvia dan Lingling bergegas agar mereka anak buah Ludius tidak menemukan mereka di asrama.

"Silvia, cepatlah ganti pakaianmu, Aku akan menunggu. Kalau kita terlalu lama disini, aku takut pelayanmu akan menemukan kita disini" Ling Ling berjaga-jaga di depan, Sedangkan Silvia berganti pakaian.

Silvia keluar dari kamar setelah berganti pakaian dengan gaun sederhana berwarna Merah maroon "Aku datang.. Bagaimana Dress yang aku kenakan, apakah terlihat jelek?" Silvia melihat dirinya sendiri didepan cermin.

"Silvia, kamu tahu.. Malam ini kamu terlihat begitu cantik. Ayo.. Kita bergegas menuju Birthday Party nya Senior Bryan".

Silvia dan Ling Ling berangkat bersama menuju kediaman Bryan dengan mobil yang Senior Bryan siapkan.

Sesampainya di tempat Party, terlihat sudah banyak tamu undangan yang hadir, tidak terkecuali Dosen Hanson Li.

Ternyata Dunia tidak selebar daun kelor emang benar yah.. Enggak di kampus enggak di acara Party ketemu sama orang yang sama. Bagaimana caranya untuk menghindari Hanson?!

***

Disisi Lain, Ludius dan Longshang sedang berada di Hotel Waldorf Astoria. Banyak pembisnis kelas atas menghadiri acara tersebut.

Acara sebentar lagi dimulai, di panggung keluar wanita dengan memakai baju Bunny transparan dikawal oleh 2 orang dan seorang Host.

"Selanjutnya Pelelangan ketiga yaitu Gadis kualitas tinggi, dengan segudang keahlian. Harga dibuka mulai dari 2 milyar". Terdengar suara Host Pelelangan.

Ludius yang sedang duduk mulai mendengar orang memasang harga.

"Longshang, pastikan wanita itu jatuh ke tangan kita". Ludius mulai serius, Dia benar-benar berambisi untuk mendapatkannya.

"Baik. Akan ku pastikan dia jatuh ke tangan kita. Tapi ada hal yang lebih penting, Silvia berhasil kabur dari rumahmu. Semua pengawalmu sedang mencarinya sekarang..!"

"Apah…!!". Ludius seperti naik pitam mendengar kepergian Silvia. "Cepat dapatkan wanita itu. Setelah itu kita pergi untuk menjemput wanita ku".

"Apa ada yang akan memberi penawaran di atas 3 milyar, Kalau tidak ada lelang ini akan berakhir dengan tawaran 3 milyar". Terdengar suara Host

"Saya memberi penawaran 4 milyar..!" Ludius akhirnya angkat bicara.

"Bagaimana semuanya. Adakah yang akan memberi penawaran diatas 4 milyar?", Tanya Host pada semua tamu undangan, namun semua terdiam mendengar penawaran yang begitu tinggi.

"Baik lelang gadis dengan seribu keahlian jatuh pada Tuan A". Perkataan Host dan Palu di ketuk tanda penawaran berakhir.

"Longshang, sisanya kuserahkan padamu". Ludius yang sudah berhasil mendapat gadis itu bergegas pergi.

"Gadis nakal.. Baru saja aku memberimu kebebasan kamu malah main kabur-kaburan. Tapi sampai ujung dunia pun, aku akan tetap membawamu kembali. Karena kamu wanita ku".

Ludius mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, Saat jalan terasa sepi, dia menyadari ada beberapa mobil yang terus mengikuti di belakangnya "Kalian mau bermain-main denganku?". Kata Ludius sambil melihat kearah kaca spion. Terlihat 2 mobil pick up mengejarnya

Bang..!!

Mobil di belakangnya melepas tembakan. Melihat itu Ludius mengambil pistol nya yang berada di sampingnya untuk berjaga-jaga.

"Sesuai dugaan, mereka pasti tidak akan melepaskan ku dengan mudah. Inilah alasan mengapa aku tidak ingin membawa gadis ku. Karena saat seperti ini pasti akan terjadi".