Chapter 39 - 39. Pada Akhirnya Aku Hanyalah Bagian dari Permainan Hidupmu bag 2

Jakarta Indonesia.

Welcome Indonesia, Setelah menempuh perjalanan panjang dengan segala keterbatasan waktu, Akhirnya Silvia dan Ling Ling sampai di kota Jakarta. Selama 2 tahun Silvia tidak pulang, kini dia pulang tanpa memberitahu siapapun dan dalam keadaan yang lumpuh, dengan kondisi hati yang tidak stabil.

Ibu.. maafkan aku, Ibu selalu melarangku untuk pergi ke china mencari keluarga Ayah, Tapi aku tidak mendengar perkataan ibu dan tetap pergi. Pada akhirnya aku malah seperti ini.

//

Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam dari bandara, Silvia dan Ling Ling sampai di kawasan perumahan. Taksi berhenti di sebuah rumah Sederhana tapi cukup besar, dengan halaman yang tidak begitu luas namun penuh dengan tanaman segar. Ling Ling membantu Silvia turun, Sopir taksi mengeluarkan koper milik mereka dari bagasi.

"Ling Ling.. Selamat datang di rumah sederhanaku. Maaf, jika tempat tinggalku tidak semewah rumahmu. Tapi semoga kamu senang tinggal disini". ucap Silvia dengan senyuman.

Ling Ling masuk kedalam dengan mendorong kursi roda Silvia. "Assalamualaikum bu.." Sapa Silvia.

Dari dalam keluar wanita paruh baya dengan memakai pakaian rapih Keluar untuk melihat siapa yang datang. Betapa terkejutnya dia melihat siapa yang menemuinya "Silvia, ini benar-benar kamu? tapi bagaimana kamu bisa sampai seperti ini?!". Tanyanya dengan perasaan khawatir.

Wanita paruh baya itu adalah ibunya Silvia yang bernama Yuliana al Farezi. Dia seorang Single Parent yang bekerja sebagai Guru SMA Swasta. Dia seorang yang penuh kasih sayang, namun jika itu berkaitan dengan Keluarga suaminya, dia selalu diam jika Silvia mempertanyakan nya. Seperti ada yang dia sembunyikan selama bertahun-tahun.

"Bu.. Ceritanya panjang, aku datang bersama teman satu asrama ku, dia Ling Ling", menoleh kearah Ling Ling. "Ling Ling ayo masuk..". Ibu Yuliana membawa Silvia masuk disusul dengan Ling Ling.

Ibu Yuliana syok..? Tentu saja. Ibu mana yang tidak kaget melihat putrinya kembali dari Negara orang dengan keadaan yang sangat memperihatinkan.

Ling Ling melihat ke sekeliling ruangan, sederhana rapih dan nyaman. Mungkin itu yang ada dalam gambaran Ling Ling.

"Ling Ling, Ayo.. aku tunjukkan dimana kamarmu". Ling Ling mendorong kursi roda menuju kamarnya.

Tepat di sebuah sudut bagian depan terdapat kamar yang begitu rapi, Ling Ling membawa Silvia masuk. Dia melihat seisi ruangan yang tidak begitu besar, seukuran kamar yang ada di asrama. "Ling Ling.. sementara kamu tidur disini yah.. semoga kamu betah".

Ling Ling yang sedari tadi akhirnya berbicara "Silvia.. aku ingin berbicara banyak, tapi aku masih canggung dan malu. Aku lihat ibumu sangat menyayangimu, Jadi inget rumah..". Ling Ling menaruh barang-barang nya dan mengganti bajunya.

"Ling Ling, Ayo aku antar kamu berkeliling".

Silvia dan Ling Ling keluar dari kamar menuju pintu depan. Tiba-tiba didepan pintu Seorang Pria masuk "Silvia..! Apa ini benar-benar kamu?" Tanya nya dengan wajah terkejut, dia langsung menghampiri Silvia. Tatapan matanya menunjukkan sebuah kekhawatiran.

Julian yang selama ini selalu merindukan adik manjanya terkesiap, hatinya terluka melihat keadaan Silvia yang bahkan lebih menyedihkan dari seorang yang cacat. Kekhawatirannya yang ia pendam mengisyaratkan sesuatu yang dia sembunyikan dalam hati.

"Kakak Julian, iya ini aku Silvia. Apa Kakak sudah tidak mengenaliku setelah 2 tahun tidak bertemu?!" ucap Silvia dengan perasaan senang.

Julian al Farezi adalah keponakan atau Cucu dari Kakak Kakek Silvia. Semenjak Silvia pergi kuliah di China, Julian lah yang tinggal bersama Ibu Silvia untuk menemaninya. Dia sekarang sedang menempuh S3 di UIN Jakarta. Julian seseorang dengan postur tubuh tinggi tegap dan wajahnya yang tampan dengan warna kulit kuning sawo matang, Membuatnya dijuluki Pangeran Kampus.

"Silvia, Apa kamu tidak bahagia tinggal disana. Dan mengapa kamu sampai bisa lumpuh seperti ini?". Julian berdiri sejajar didepan Silvia. Raut wajahnya tergambar jelas gurat kekhawatiran.

"Aku tahu ada hal yang kamu sembunyikan dariku. Terlihat jelas matamu menyembunyikan banyak hal dariku. Apapun itu, kali ini aku tidak akan melepasmu pergi sembarangan lagi".

"Kakak.. aku mengalami kecelakaan, maaf aku tidak memberitahu Kakak dan ibu. Maka dari itu aku memilih pulang untuk beristirahat. Ohya.. Kenalkan Dia Ling Ling, Dia teman satu asramaku". menoleh kearah Ling Ling

Maafkan aku Kak Julian, aku tidak bermaksud membohongimu. Dan Hatiku, mengapa terasa begitu gelisah setelah meninggalkan China. Aku sudah bertekad untuk melupakan semua yang berhubungan dengan China. Tapi mengapa aku selalu teringat DIA??.

"Hai.. Kakak Julian, Aku Ling Ling Zhuo. Aku datang menemani Silvia kemari" Ucapnya dengan bahasa campur aduk. Dia mengulurkan tangan.

"Hai.. Aku Julian, Kakak sepupu dari Silvia. Terima Kasih sudah menjaga Silvia selama ini. Sebagai ucapan terima kasih ku, aku akan membawa kalian pergi jalan-jalan dan makan. Kebetulan aku sedang tidak ada kelas selama seminggu".

Mereka saling berbincang mengenai banyak hal, Dalam sekejap mereka mulai akrab satu sama lain. Tapi disisi lain fikiran Julian terus teralihkan oleh Silvia yang tiba-tiba pulang dengan keadaan yang membuatnya semakin ingin melindunginya.

***

Shanghai China,

Setelah kejadian itu Ludius kembali ke Kediamannya dan mendapati Silvia tidak pulang ke rumahnya. Dia berinisiatif mencarinya di Asrama. Perasaan Ludius semakin cemas saat mendapati seisi kamar Silvia telah kosong. Dia mencoba bertanya pada teman satu asrama nya, menelfon semua orang yang mengenal Silvia termasuk Li Thian Dan Hanson. Tapi tidak ada satupun dari mereka yang tahu dimana Silvia berada.

Silvia.. apa kamu benar-benar telah pergi meninggalkanku? Mengapa kamu tidak memberiku kesempatan untuk berbicara..!!.

Malam telah beranjak, Namun Ludius masih belum menemukan petunjuk. Di dalam Bar, Ludius mabuk berat, Perasaannya kacau. Dia seperti manusia yang telah kehilangan setengah nyawanya. Banyak wanita yang menghampirinya tapi dia tolak dengan tatapan mematikannya.

"Gadis kecil.. mengapa kamu tega meninggalkan aku sendiri.." Gumam nya.

Dari kejauhan LongShang dan WangChu datang untuk melihat kondisi Ludius. LongShang yang tidak tahan melihat keadaan Ludius menarik kerahnya.

"Ludius.. Kau benar-benar sudah gila yah.. mau sampai kapan kau terus mabuk begini. Sadarlah..!" Teriak LongShang.

Ludius balik mencengkeram tangan LongShang dan menatapnya dengan penuh keputusasaan "Diam kau..! Kalau kau belum menemukan dimana Gadis kecil, Jangan pernah mengganggu ku. Atau kau sudah bosan hidup?!".

Seketika LongShang memukul wajah Ludius

Buaackk..

"Sadar Ludius..! Kau telah menyakiti perasaannya, wajar kalau dia pergi. Seharusnya sekarang kau memikirkan cara untuk memperbaiki hubungan kalian. Aku baru saja mendapat petunjuk dari Bryan, kalau Silvia pulang ke Indonesia bersama Ling Ling".

Mendengar itu, Ludius langsung beranjak dari tempatnya, Dia seperti mendapat secercah cahaya disaat dia berjalan dalam kegelapan.

"LongShang, batalkan semua rapat atau pertemuan selama 1 Minggu kedepan. Siapkan pesawat pribadi untuk penerbangan besok sore. Untuk urusan dengan General Corporation, aku sendiri yang akan menjelaskannya pada Tuan Zhuan".

"Ludius.. cepat sekali kau sadarnya, tapi ini baru Ludius yang kukenal. Dilihat dari tampangmu yang frustasi, Sepertinya Kau telah tergila-gila padanya". Ledek WangChu.

"Diam kau,..!" Ludius dengan tubuh yang masih setengah sadar karena mabuk Diantar WangChu menuju rumah untuk mempersiapkan segala sesuatu nya.

Silvia, Tunggulah aku. Aku akan segera menjemputmu..!.