Chapter 108 - 108.Resepsi Pernikahan bag 5

Dor… Dor…

"Tidak, Silvia..! ".

Dia menatap musuh yang ada di depannya dengan tatapan iblis nya. "Aku tidak akan melepaskan kalian! ". Ancam Ludius penuh dengan penekanan.

"Aku sudah memberi kesempatan untuk kalian pergi, namun kalian justru melukai Istriku. Kalian belum pernah melihat kemarahan dari seorang Ludius bukan?. Maka aku akan memperlihatkan pada kalian siapa Ludius yang sebenarnya". Kata Ludius penuh penekanan dengan tatapan tajam.

Kedua musuh yang sedang berhadapan dengan  Ludius sempat gentar mendengar setiap kata yang Ludius ucapkan. Perkataan dan tatapan mematikan Ludius seperti sebuah petir yang menyambar keberanian mereka.

Dengan cepat Ludius menyerang mereka dengan semua kemampuan yang ada. Dia memberi pukulan bertubi-tubi pada musuh yang mengatakan pistol kearah Silvia. Musuh yang sebelumnya terlihat berbahaya kini seperti sampah yang tidak berguna. Ludius mencekal leher musuhnya.

"Katakan apakah kamu 01 yang diperintahkan untuk membunuh Silvia?".

Disaat Ludius fokus dengan musuh yang ada ditangannya, musuh yang lain mundur dan mengarahkan pistolnya kearah Ludius.

"Ludius awas disampingmu". Teriak Hanson  yang melihat ada pistol yang mengarah kearah Ludius.

Dengan cepat Ludius mengambil pistolnya dan memalingkan pandangannya kearah musuh yang disamping.

Dor…

Satu tembakan tepat mengenai dada musuh. Ludius menembaknya tanpa perasaan takut atau bersalah. Ludius yang saat ini melupakan janjinya pada Silvia telah menghabisi 1 nyawa musuhnya.

"Kamu lihat kan, apa yang akan terjadi padamu yang telah memancing kemarahanmu. Tidak ada tempat bagimu untuk kabur atau kembali. Sekarang, cepat beritahu siapa orang yang telah memerintahkanmu untuk mengincar Istriku?. Jika kamu tetap diam, kamu akan mendapatkan siksaan yang lebih menyakitkan melebihi sebuah kematian". Ancam Ludius dengan penuh penekanan.

"Aku tidak takut dengan ancamanmu Tuan Lu, kami 7 Hunter memang hidup di peruntukkan sebagai alat untuk sebuah tujuan seseorang. Dan kami sudah menyiapkan semua ini tidak hanya dengan setengah hati, jadi percuma Tuan Lu mengancam kami". Kata 01 tanpa perasaan takut sedikitpun.

Bantuan dari WangChu datang dan mengambil alih semua musuh yang sudah di tangan Ludius. "Maaf Ludius, aku datang terlambat ". Kata WangChu,

"Kuserahkan dia padamu, tangkap semua yang tersisa. Dan tahan mereka sampai mereka membuka mulut dan memberi pengakuan ". Perintah Ludius pada WangChu.

Dari kejauhan Silvia berlari mendekati Ludius dengan Gaun penuh dengan bercak darah, seakan kejadian ini telah terulang kembali. Dengan cepat Ludius menghampiri Silvia.

Kemarahan dan tatapan iblis nya seketika memudar melihat Silvia datang dengan berlinang air mata, seakan kesedihan Silvia melunakkan hati Ludius yang hampir kembali ke dirinya yang dulu.

"Ludius.. Tidak ada waktu lagi. LiThian.. Dia.. Dia Terluka parah. Demi melindungiku di kini terluka ". Silvia memegang tangan Ludius dengan kedua tangannya dengan gemetar.

Entah Ludius harus merasa senang atau terluka melihat Silvia Baik-baik saja namun dia begitu terpukul melihat LiThian terluka.

"Kamu harus tenang Silvia, LiThian pasti Baik-baik saja. Kita akan membawanya ke Rumah Sakit sekarang juga.

Ludius dan Silvia berjalan cepat kearah dimana LiThian terluka. Disuatu tempat yang tertutup Silvia membawa LiThian untuk menghindari musuh. Setelah masuk kedalam ruangan tersebut, terlihat LiThian sudah dalam keadaan pinsan dengan bersimbah darah. Ludius dan Silvia memapah LiThian keluar dari Gedung menuju Mobil. Setelah sampai di depan mobil Silvia masuk dan membantu Ludius memapah LiThian masuk.

Silvia memangku kepala LiThian dengan air mata yang masih mengalir. "LiThian bangunlah! Mengapa kamu mengorbankan dirimu untuk orang yang tidak berguna sepertiku?. Mengapa kalian para pria begitu bodoh mempertaruhkan nyawa kalian hanya untuk melindungiku?. Aku tidak bisa menerima semua kebaikan ini". Kata Silvia dengan terisak.

Ludius yang melihat keadaan Silvia dari kaca spion merasa sakit dan terluka. Ingin sekali Ludius memeluk Istrinya dan menenangkan kesedihan Silvia yang begitu menyiksa hatinya.

Sesampainya di rumah sakit, Ludius keluar dan membuka pintu belakang mobil. Dengan dibantu Silvia, Ludius mengeluarkan LiThian dari dalam mobil. Dia memapah LiThian masuk kedalam rumah sakit. Dari dalam 2 suster yang melihat, datang membawa ranjang rumah sakit dan langsung membantu Ludius membaringkan LiThian. Dengan cepat LiThian dilarikan Ke ruang ICU. Dokter yang mendengar terdapat pasien baru yang sedang terluka datang dan masuk kedalam ruangan.

"Silahkan anda menunggu di luar". Kata Suster yang membawa LiThian masuk ke ruang ICU.

"Tolong selamatkan teman saya Sus "..

Silvia duduk di kursi panjang dengan wajah yang masih basah dengan air mata. Ludius dengan menahan semua perasaannya duduk disamping Silvia. Dia memandang Silvia dan menghapus air mata Silvia dengan jemarinya.

"Silvia, tenangkan dirimu. LiThian pasti Baik-baik saja". Kata Ludius lembut.

"Ludius, mengapa semua orang bertindak begitu bodoh dengan mengorbankan diri mereka hanya untuk menyelamatkanku?. Kini Aku benar-benar merasa bersalah karena terakhir kali kita bertemu aku telah menuduh bahkan mengatakan membencinya pada LiThian".

Ludius memeluk Silvia dan membelai nya dengan lembut. "Sayang, kamu memang begitu ceroboh dalam hal apapun. Tapi sifatmu yang sederhana dan selalu menenangkan hati setiap orang yang ada di dekatmu membuat mereka orang ingin melindungimu. Mereka melakukan itu karena menyayangimu Silvia. Mungkin kamu tidak menyadarinya, tapi kebaikan hatimu selalu membuatku sadar dari sikapku yang kadang salah arah. Dan itu juga berlaku bagi orang lain. Jadi jangan menyalahkan dirimu sendiri, mereka melakukan itu karena menyayangimu".  Perkataan Ludius begitu menenangkan Silvia yang sedang tertekan.