Chapter 185 - 185. Penjaga Arogan, memancing amarah Ludius bag 2

Ludius terdiam beberapa saat, mendengar penghinaan dan tawa si penjaga Villa membuatnya geram. "Kau berani menghinaku!! Apa kau pikir kau memiliki kualifikasi untuk itu!". Perkataan tenang penuh penekanan dengan sorot mata Ludius yang dingin seolah membekukan semua yang berada disampingnya.

Tidak terkecuali pria penjaga Villa yang barusan mengolok Ludius, ia berdiri terbujur kaku menerima tatapan dingin Ludius. Aura membunuh yang begitu kuat membuatnya seakan kecil di hadapannya.

Ke10 orang yang datang dengan senjata ditangan merekapun ikut gentar mendengar sepatah kata dari Ludius. Mereka yang mengarahkan senjata pada Ludius diam-diam gemetar. Nyali mereka menciut meski Ludius belum melakukan perlawanan apapun.

"Dari caramu berbicara kau bukanlah orang biasa. Siapa kau sebenarnya?". Si penjaga Villa melempar pertanyaan dengan lantang untuk menutupi dirinya yang sempat gentar.

"Sudah ku katakan, kau tidak memiliki kualifikasi untuk melawan atau mengetahui siapa aku!".

Ludius melangkah mundur mensejajarkan dirinya dengan Julian. "Dengarkan baik-baik! Aku akan membukakan jalan untukmu masuk ke dalam Villa. Disana sudah ada beberapa anak buahku yang menyusup dari segala arah untuk membantumu di saat kau terdesak. Tapi sebelum itu kau pastikan saja Shashuang baik-baik saja. Ingat!! Jangan buat pergerakan yang membuat musuh memilih untuk serius melawanmu atau kau akan MATI..!!!". Bisik Ludius, ia menjelaskan rencana untuk bisa melepaskan diri dari lingkaran musuh.

"Baik, aku akan ingat kata-katamu. Aku harap kau menjaga diri dengan baik dan jangan sampai terluka!!". Balas Julian dengan sunguh-sungguh.

Ludius langsung mengalihkan perhatian, ia merasa aneh mendengar itu daru mulut Julian. "Berhentilah mengatakan hal yang ambigu seperti itu, kau pikir kau Silvia yang sedang mengkhawatirkan keselamatanku?".

Perkataan ambigu Julian seketika membuat Ludius merinding, entah apa yang ada dalam fikirannya saat ini jika hal ini terus berlanjut.

"Julian dengar..! Dalam hitungan ke 3 aku akan membuka jalan untukmu, pada saat itu kau masuklah kedalam Villa!".

"Baik, aku mengerti!".

Para pria bersenjata masih diam mengepung Ludius dan Julian, namun isyarat tanpa suara dari penjaga Villa menyiratkan untuk segera menghabisi Ludius.

Ludius yang telah lama terjun dalam dunia hitam mengerti dengan jelas niat dari penjaga Villa. Ia dan Julian saling membelakangi masing-masing bersiap-siap untuk menyerang dan kabur.

Perlahan Ludius mengangkat pistolnya, ia memperhatikan gerak gerik musuh yang mengepung sambil mengambil ancang-ancang untuk menyerang.

3.. 2.. 1..

"Sekarang..!".

Bang.. Bang.. Bang..

Ludius berbalik arah untuk mengecoh lawan dan menembak satu persatu orang yang mengepung di bagian depan pintu Villa.

Melihat Ludius telah membuka celah secepatnya Julian berlari keluar dari lingkaran pengepungan. Ia yang melihat ada beberapa peluru mengarah ke arah Ludius seketika melepas tembakan.

Bang.. Bang..

"Ludius awas dibelakangmu!". Teriak Julian memperingati.

"Pergi! Jangan pedulikan aku bocah!". Balas Ludius.

Ludius berbalik arah ke semula, melihat ada peluru mengarah kearahnya ia melompat ke samping dengan setengah menunduk untuk menghindari peluru dan segera membalas tembakan untuk melumpuhkan mereka.

Bang.. Bang.. Bang..

Ludius melepas 3 tembakan dan semua mengenai sasaran. Tinggal sisa 5 dari pengepung dan beberapa dari penjaga Villa. Semua memegang senjata masing-masing, namun mereka masih terlalu dini untuk melawan Ludius Lu!!.

Si penjaga Villa yang melihat satu persatu anak buah Boss tumbang geram, terlihat ia menggertakkan giginya dengan tangan menahan pelatuk yang ingin ia arahkan pada anak buah bossnya yang ia anggap tidak Becus!

"Kalian bodoh atau tolol..! Mengapa kalian diam saja, serang dia! Apa kalian ingin boss marah pada kita?". Umpatan dan cemoohan ia lemparkan pada anak buah boss.

"Diam kau! Aku tahu pria model sepertimu hanya bisa menggertak bawahan dan menjadikan mereka tameng untuk dirimu sendiri!".

Bawahan yang masih diam karena mendapat gertakkan dengan membawa nama boss mereka memilih menyerang secara bersamaan.

Bang.. Bang..

Dari depan salah satu melepas tembakan, Ludius yang melihat langsung melompat mundur menghindar.

Bang.. Bang..

Ludius membalas serangan dengan tidak memperhatikan keadaan belakangnya. Namun ia tidak menyangka bagian belakang yang tadinya rentan tiba-tiba salah satu dari mereka menghadang dengan sebuah pisau lipat!

"Mati kau!!". Si pemegang pisau yang melihat titik buta Ludius menyerang di bagian punggung.

Ludius ingin berbalik arah untuk memblok serangannya namun terlambat. "Sial! Dia tahu titik butaku".

Srassh…!

Darah segar keluar dari jas yang Ludius pakai, dengan menahan perih luka sayatan yang cukup dalam ia berbalik arah kembali dan memberi pukulan di bagian wajah.

Buaack…

Demi menghindari kejadian yang sama, Ludius tidak berhenti sampai disitu.

Klek..!

Ia menarik tangan si pemegang pisau lalu mematahkannya.

"Aaarrgh… Tanganku!". Teriaknya histeris.

Ludius ingin segera menyelesaikannya, Ia berlari kearah beberapa penjaga Villa. Ia memulai serangan dengan tendangan yang mengarah pada perut pria yang tepat ada didepannnya.

Buuack..!

"Sial.. Pria ini begitu kuat, siapa dia sebenarnya?". Pikirnya kalut.

Pria yang mendapat serangan dari Ludius terpental cukup jauh. Dalam sekejap Ludius mampu melumpuhkan 10 musuh yang mengepungnya, Kini tersisa 4 orang yang masih sanggup berdiri. Mereka yang melihat semua teman mereka tumbang sepertinya mulai ragu untuk melawan Ludius.

"Ini peringatan terakhir, katakan siapa Tuan kalian dan apa motif Tuan kalian membawa Shashuang pergi?. Jika tidak aku tidak akan segan lagi untuk menghabisi sisa dari kalian!". Ancam Ludius.